Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi Ardy Suryantoko

Admin by Admin
25 September 2021
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter


Hujan di Lembah Hyang

 

hujan
di lembah hyang

punden
nyepi di pucuk gunung

seperti
menahan pekik

dicekik
kabut-kabut

yang
tak pernah larut

 

hujan
di lembah hyang

angin
menari dari candi ke candi

menapaki
anak-anak tangga yang basah

kematian
sembunyi di karingan cungkup

sementara
hujan bukan saksi

bahwa
hidup telah kembali

 

hujan
di lembah hyang

seperti
anak panah liar

lepas
dari busur kayangan

membidik
sudut-sudut kota kolodete

 

 

januari, 2015

 



 

Hari Paling Sepi

 

hari
ketika yang paling kukenal namaku

angin
berlalu menjatuhkan wangi

lalu
kutatap lokomotif dari rel yang jauh

dari
peron kucari wajah-wajah

di
antaranya

 

memburuadalah
hitungan daun jatuh dari musim

menelan
dan mengantar pergi ke negeri asing

 

kulitku
telah bersisik

kutilik
hari-hari terasa begitu panjang

tanpa
tanggal dan nama hari

di
stasiun, kereta melenguh seru

mengangkut
malam

ke
kotamu

 

pada
hari ketika paling kukenal namaku

malam
menjauh dari peron tempatku menunggu

di
tempat yang jadi asing

musim
me
mecah segala

 

 

februari, 2015



 

 

Yang Sedang
Sembahyang

 

 

kamboja
yang tersemat di telingamu

bisakah
mendengar debar

seperti
wangi yang kutangkap

pada
dinding-dinding
rumah

 

sebelum
berpisahkita
saling berdekap

seperti
wangi dupa menabur doa

 

aku
terus mendoa seorang diri

mengembara
di seberang

di
teduh senyummuaku terkapar

mengutuhkan
jiwa

 

mereka
tak henti
merapal masa

hingga
pelosok bumi

tak
tercapai wangi rambutmu.

 

 

februari, 2015



 

Meneguk Pagi di Lembah Hyang

 

meneguk
pagi di lembah hyang

seperti
membaca alur serayu

dari
jalan dari jembatan

menempuh
sisa malam

yang
membawa tangis

hingga
temu pekaringan

 

kuteguk
air dari perasan rindu

lepas
dahaga dari kering sepi

lalu
orang-orang lalu lalang

menawarkan
punggung dan rambut

kepada
angin yang basah

pergi
tak perduli

 

ruh-ruh
tak terbatas

menyanyikan
tembang kinanthi

menyaksikan
pagi

dari
sela-sela jarimu

 

meneguk
pagi di lembah hyang

kuteguk
wangi pada butir-butir hujan

 

 

maret, 2015



 

Tuhan Telah Kembali

 

pagi
telah merintis dari timur matamu

melalui
bukit di alismu

menuruni
ngarai di tengkorak mata kirimu

padahal
aku yang selalu menanti

cahaya di balik wajahmu

 

jiwa
kita masih terbelunggu

kini
apa lagi yang mesti ditanyakan

sedang
rambutmu telah memanjang

menyebrang
hingga hari-hari

terasa
begitu panjang

 

bukankah
kau yang menawariku

masuk
pada lubang mulutmu

kau
yang memaksaku

menciumi
tanah di lehermu

 

hari
panjangme
rangkum cerita

sejak
puncak gunung keemasan

bayangnya
menutupi kota

yang
masih tertidur lelap

 

embun
membeku

pada
bunga abadi

iamasih tak ingin diusik

seperti
kita, yang sepagi ini

mulai
menanam rumpun sri

pada
lumpur di sawah

pada
hati yang kita tabur doa

dan
cinta untuk anak cucu

 

kebahagiaan
tak akan luntur

selama
hujan kita doakan hadir

meyirami
ladang dan sawah

yang
kita semai pada tubuh kita

tuhan
akan hidup di sini

 

 

maret, 2015



 

Hujan Sudah Tiba di Senja

 

hujan
sudah tiba di senja

melambungkan
nafas yang lembab

burung
terbang sendiri

menepis
hujan dan merantau jarak

di
telaga

 

dingin
tak mampu

merogoh
sarang-sarang dewa

daun
karika basah

embun
membeku

 

hujan
sudah tiba di senja

di
unden-unden candi

di
tanah-tanah belerang

menggambar
wajah yang melahirkanmu

 

di
atas air telaga

pohon
telah doyong

membuat
getar-getar lingkaran

kemudian
lenyap

saat
air mencium sebagian tubuh

 

hujan
telah tiba di senja

usia tenggelam di telaga

punggungmu
tak terlihat

pada
lipatan langit

 

 

maret, 2015



 

Anak-anak Hujan

:
wonosobo

 

“kita pernah jatuh cinta pada tanah yang
sama

dengan angin kita kembali, melalui jalan
yang berbeda”

 

di
bawah gumpal awan, musim bergetar

membuka
pagi dari lereng-lereng gunung

kabut
masih pekat, pucuk-pucuk bunga abadi

gemetar
di rayap sisa dingin badai

 

bayang
gunung tergelincir

menutupi
jalan dan lampu kota yang mulai padam

sisa
gerimis mulai terlepas dari pupus daun teh

 

isyarat
semburat dari remang cahaya

pada
bukit-bukit yang patah

sementara
jalan masih didekap sunyi

tak
ada bising kendaraan lalu lalang

hanya
sejarah yang masih bergairah

menghabiskan
persetubuhan

dengan
anak-anak hujan

 

dari
arah kota suara waktu melenguh

merogoh
dingin pada dinding-dinding rumah

mengembalikan
segala bentuk gimbal

pada
undakan waktu dengan ruwatan

 

angin
tak mengarak kabar

tak
ada yang terdengar dari kidung rumah ibadah

tapi
hidung mulai resah, menelusur wangi tanah

dari
leburan rindu yang tercacah

 

sekalipun
mata menatap nyala

tuhan
mencipta sendi-sendi ruh

dari
cinta yang sama

 

sisirlah
sepanjang tanah moyang

yang
dibangun oleh setumpuk kenangan

melalui
jalan serta keyakinan

bahwa
tuhan ada

 

dengan
peristiwa hujan

angin
telah mempertemukan

menemukan
batas yang tak bisa

dilampaui
masing-masing

 

 

april, 2015



 

 

Bila Hari Itu Tiba

 

bila
hari itu tiba

angin
akan membentangkan kabut

gunung
dieng menyambut carut

sungai
serayu meluap tinggi

mengangkut
anak dari hulu ibu

 

bila
hari itu tiba

sebelum
angin binasa

burung terbang mengitari senja

memukul
waktu

pertanda
tulang akan berhamburan

 

bila
waktu itu tiba

angin
akan berhembus

dari
puncak gunung

mutiara
hujan terakhir

pecah
pada daun-daun

maka
sukma gemetar

ketika
kemarau pawai

melintasi
bukit-bukit

 

bila
hari itu tiba

angin
menerbangkan ani-ani

 

 

mei, 2015



 

 

Jika Terlahir Sebagai Angin

 

jika
terlahir sebagai angin

di
lembah yang dingin

tiup
rindu dari sukma

hantarkan
pada pengembara

sebelum
hujan hapus tawa

yang
tertinggal di desa

 

jika
terlahir sebagai angin

gugurkan
rindu yang diaduk waktu

kubur
pada tumpukan daun di kebun

rumahmu

 

jika
terlahir sebagai angin

buka
pintu rumah jiwa

sebelum
tuhan pergi

dari
mimpi dan pelukmu

 

jika
terlahir sebagai angin

kubawa
hati sepanjang musim

dan
luruh menjadi abu

jika
tubuhku menjadi angin

 

 

mei, 2015



 

 

Anak-anak Angin

: bocah
gimbal

 

isyarat
jatuh dari pucuk pinus

bersama
buah-buah kering

dingin
digiring menuju perburuan

 

tanah-tanah
tercacah

sementara
jiwa semayam

dipendam
pupuk kandang

 

seperti
lebat kentang

berjejer
di barisan bukit hyang

angin
asyik berlari

habiskan
waktu

terbangkan
bau seledri

bumbui
senja sepi

 

bocah-bocah
tak henti

bermain
kitiran bambu

berlari
susuri tanah terjal

memintal
jarak

 

tawa
jatuh di ceruk bukit

bocah
larung

dibawa
anak-anak angin

 

 

juni, 2015



 


                     Tentang Penyair

 

 


Ardy Suryantoko, kelahiranWonosobo, 19 Desember 1992. Penyair ini beralamat
di Binangun 002/004, Gunungtawang, Kec. Selomerto, Kab. Wonosobo. Saat ini dia menjadi
pendidik di SMA Takhassus AL-Qur’an Wonosobo, dan bergiat di Komunitas Sastra
JejakImaji. Pos-el: ardysuryantoko@gmail.com.

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In