Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.

Admin by Admin
19 Juni 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

DOA PAGEBLUG

 

Tuhanku

Hari ini kami
tengadah menadah seluruh jiwa

Memohon padaMu
meredakan amarah bumi yang telah lama kami zalimi

Amarah Alam Semesta
yang telah bertahun-tahun kami siksa

Dengan hati merunduk
merindu welas asihMu

 

Hamba yang berlumur
lalai dan lupa bersyukur ini

Sepantasnya diuji
dengan cinta 

Agar nalar mekar
mewangi

Agar iman tertanam
indah di taman hati

 

Semua nestapa ini
buah dari kerakusan kami

Kemaruk pada bumi

Serakah
segala-galanya mengeruk alam raya

Kami habiskan
pohon-pohon untuk digergaji

Kami habisi
sawah-ladang dengan racun pestisida

Betapa lengkap
kepongahan kami

 

Tuhanku

Pageblug ini
menyantap jutaan nyawa

Bahkan nyawa
orang-orang terdekat yang kami cintai

Belahan jiwa kami
dijemput pergi oleh Pandemi

 

Doa-doa yang kami
panjatkan

Munajat langit yang
kami jeritkan

Menyatu dengan raung
sirine di jalanan

Ambulans yang
lalu-lalang mewartakan kematian

 

Tuhanku

Oksigen melimpah
yang telah lama Engkau sediakan

Lewat pohon-pohon
yang ditanam sebelum kami dilahirkan

Hanya tinggal satu
dua yang tersisa

Selebihnya dibabat
habis si angkara murka 

 

Kini kami
kalang-kabut mencarinya

Oksigen dalam tabung
besi yang kian mahal harganya 

Sementara nafas kian
tersengal menghirup jelaga

 

Tuhanku

Engkaulah Sang Maha
Vaksin itu

Kuatkan iman kami
agar imun di raga terjaga

Iman yang akan
menjadikan aman dalam hidup dan mati kami

Iman yang mengamini
doa-doa sederhana ini 

 

Pageblug ini
menyayat hati

Kuatkan kesabaran
kami dari kecengengan ini

Sesudah sekian lama
takabur dan kufur pada nikmat rahmatMu

Jangan biarkan jiwa
dan raga kami hancur

Oleh comberan dan
residu yang selalu terhidang di piring kami

Dan kami santap
dengan lahap setiap hari

 

Dengan mengamini
doa-doa Maulana Rumi

Munajat pujangga
yang begitu arif menemukan jiwa sejati 

Kami tawakkalkan
hidup dan mati kami

Dengan ikhtiar Al
Jabbar dan Ibnu Sina

Mencari sumber
penyakit lalu menyembuhkannya

 

Dengan menziarahi
Abunawas

Kami terus mencari
cara untuk mengusir Corona

Sebab sebagai sesama
makhlukMu

Corona bukan Yang
Maha Kuasa

 

Hanya kepadaMu kami
berdoa

Meminta untuk
membinasakan Corona

Hanya dengan Makrifat Alif saja

 

Tuhanku

Rahmati kami
pencerahaan jiwa ini

Sebagaimana Sunan
Kalijaga mengucap tembang 

Kidung Rumekso Ing Wengi

Atau Mantra Ajisaka 

dalam syair Hanacaraka

 

Tuhanku

Kami telah takabur
tak henti-henti

Jumawa tiada terkira

Menjadikan harta dan
tahta sebagai berhala

Menjadikan
orang-orang miskin sebagai alas kaki

 

Tuhanku

Segala puji dan puja
kami hanya padaMu

Hilangkanlah dosa
karatan di hidup kami 

Bersihkan sampah
kata dan akal busuk di diri kami

Sisakan nikmat
taubat di ujung maut kami

MenghadapMu dengan
cinta abadi

Dengan senyum
berseri

 

 

Gus Nas, Jogja, 15 Juli 2021





 

SULUK NUR MUHAMMAD

 

Di mihrab Lauhil Mahfud 

kujumpai Adam dan
Hawa

Akulah setetes
sperma 

yang
terombang-ambing 

di lautan
takdir 

Sang Maha Perkasa

 

Sebelum bertapa di
gua garba 

Bapakku

Sebelum tafakur di
rahim  rindu 

Ibuku

Telah kubaca Alastu 

dalam syahadat
sempurna 

di palung kalbu

 

Alastu Birobbikum

menggelegar di
cakrawala

Alastu Birobbikum 

menggemuruh dalam
gelombang 

tujuh samudera

Dengan lantang
kuucap: 

QulNA balaa SyahidNA!

 

Ziarah di Lauhil Mahfud 

telah mengantarkan
makrifatku 

di puncak cahaya

Pada kelopak Arsy 

kulihat mekar
harum 

Nur Muhammad

Cahaya di atas
Cahaya 

gemerlapan 

dimana-mana

 

Di tempat ini air
dan api 

tak pernah berseteru

Di tempat ini langit
dan bumi 

menjadi satu

Di tempat ini 

telah bersemayam
puisi rindu

 

Menziarahi Alifbata 

Hakikat Cinta 

Kutemukan Kun 

di relung jantung

Kun mengucap 

pada lidahku

Fayakun  menjelma 

dalam deru darahku

 

Kutatap kembali Alastu 

dengan sujudku

Keningku remuk

Kuucap kembali Alastu

Hatiku tunduk

 

Inikah suluk
cahaya 

pada sisa
usiaku? 

Kupeluk erat Hisab dan Mizan 

hingga di relung
kalbu

 

Ya Rabb, 

QulNa balaa SyahidNA

bebaskan aku 

dari pongah dan
tipu!

 

 

Gus NaS, Jogja, 31 Maret 2021

Menjelang Gerbang Ramadlan 1442 H



 

 

 

RUBAIYAT KIAMAT

 

/1/

Dengan mengucap Bismillah

Rubaiyat ini kutulus
di bening kalbu

Bertabur di
cakrawala

Menyemerbak di dalam
rindu

 

/2/

Al Qori’ah berdiri gagah 

Tuhan berfirman pada
manusia dan seluruh makhluknya

Apakah kiamat hanya
isapan jempol belaka?

Apakah bencana cuma
hiasan bibir semata?

 

/3/

Mal Qori’ah

Apakah hari kiamat
itu 

Apakah kiamat itu
semacam pesta

Apakah hari kiamat
itu masih menyisakan sepatah kata?

Ataukah dunia binasa
tanpa menyisakan Izrail sang pencabut nyawa?

 

/4/

Wama Adrokamal Qori’ah

Tahukah aku apa
makna kiamat itu?

Tahukah engkau kapan
kiamat tiba?

Tahukan kita dimana
kiamat itu kini berada?

 

/5/

Yaumayakununnasukalfarosyilmabtsutsus

Hari kiamat itu
manusia seperti serangga di atas kobaran api

Jiwa manusia
porak-poranda tak tentu rimba

Raga manusia
tercerai-berai antara daging dan tulang-belulangnya

 

/6/

Watakunuljibalukal ‘ihnil manfus

Manakala
gunung-gunung seperti taburan debu

Ketika alam seketika
berkubang lumpur jelaga

Tatkala bumi remuk
dan langit ambruk tanpa tiang penyangga

 

/7/

Faammantsaqolat Mawaazinuh

Lalu tampaklah mizan
keabadian

Neraca akal budi
yang adil tiada terperi

Saat amal kebaikan
ditimbang dan pahala menjelma cahaya

 

/8/

Fahuwafii’isyatirrodhiyah

Saat manusia
berakhlak mulia disemayamkan di singgasana

Ketika iman
ditampakkan seperti kilau permata

Manakala
budi-pekerti menjadi zamrud dan rubi

 

/9/

Waammamankhoffat Mawazinuh

Dan orang-orang yang
tanpa bekal kebaikan dalam hidupnya

Manusia-manusia
pemuja berhala 

Makhluk penuh penuh
keculasan dan kebencian itu akan memanen amal buruknya

 

/10/

Faummuhu Hawiyah

Tempat terburuk
bernama neraka

Seburuk-buruk
bencana sesudah kematian tiba

Sehina-hina penjara dan
kerak kebusukan tiada hingga

 

/11/

Wamaa Adrokamal Hawiyah

Tahukan kita apakah
neraka bernama Hawiyah itu

Tahukah aku
orang-orang seperti apa yang akan menjadi penghuninya?

Tahukah engkau
manusia penuh jumawa yang akan kekal di dalamnya?

 

/12/

Naarunhamiyah

Ibu segala api yang
menyala tiada henti

Yang cipratan
panasnya melelehkan tempurung kepala dan seisinya

Yang jilatannya
mendidihkan gunung-gunung es dimanapun berada

 

 

Gus Nas, Jogja, 20 Januari 2021





Tentang Penulis


H.M. NASRUDDIN ANSHORIY CH. atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis
puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde
Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, H.B.
Jassin, Mochtar Lubis, W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya
di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren
dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula
tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran
dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar
Harapan
 dan lainnya.

 

Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di
TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian
Writers Conference
 di National University of
Singapore
. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik
dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih
penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun
Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika.

 

Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor
Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw
Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah
menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI;
menjadi konsultan manajemen; menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy
Mizwar. Tahun 2008 menggagas dan mendeklarasikan berdirinya Desa Kebangsaan di
kawasan Pegunungan Sewu bersama sejumlah tokoh nasional. Tahun 2013 menjadi
Pembicara Kunci pada World Culture Forum
yang diselenggarakan Kemendikbud dan UNESCO di Bali.

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In