Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi Baban Banita

Admin by Admin
21 Agustus 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

SEPERTI
LUMUT MALAM

 

Cinta
itu akan pergi. Keluar

melalui
pori-pori tubuh kita, melarung

dalam
gemericik waktu.

Yang
tertinggal hanya kenangan,

mungkin
hujan

juga
nama-nama.

 

Cinta
itu akan pergi

seperti
gugusan magrib

dan
burung-burung yang raib dalam gelap

akan
lenggang seperti warna lumut malam.

 

28032021

 



 


NOTA ULANG
TAHUNMU


 

Ada yang diam-diam pergi dari tubuh kita. Begitu halus

seperti sepersekian juta embusan napas bayi saat
lelap.

Karena itu, kita takpernah tahu dan sering takpeduli.

Pada saat ulang tahun kita sering menyebutnya dengan
keliru;

usia yang bertambah katanya. Tapi tak apa

menikmati misteri adalah bagian dari perlawanan
terhadap bosan.

 

Mari kudoakan selalu

semoga keberkahan memayungi perjalananmu dalam hujan

dan panas waktu.

 

28 Maret 2021

 

 

FOBIA


Ulat hitam yang punya variasi bulu

hijau, merah tua, dan sedikit biru

begitu indah. Setiap malam

menghabiskan pucuk bunga yang kautanam

di pot keramik itu. Tak tampak ada ulat

tapi tahinya yang seperti biji randu

berserak di sekitar pot. Kau sangat yakin

itu jejak ulat bulu dan takpernah kaudekati bunga itu

sebab kau sangat takut ulat bulu


Aku menulis sajak dan mengirimkannya padamu.

Aku tak menuliskan namaku

atau hal lain tentangku di sajak itu

tapi kamu sangat yakin, siapa penciptanya.

Dan hingga bertahun-tahun takpernah kaubaca sajak itu.

 


29032021


 



 

PADA UJUNG PENGHUJAN


 

Pada ujung penghujan

kita sibuk merencanakan piknik

dan memecahkan tabungan

 

Pada ujung penghujan

tanah dan pohon sibuk mengumpulkan air

dan membayangkan panas debu kemarau

 

Maret 2021

 


 

 

KOSONG

 

Nah,
diamlah

nada
itu

akan
kembali

pada
sepi

pada
tiada

 

2021

 

 



 

ALMANAK
YANG TANGGAL

 

Tahun ke
tahun almanak tanggal

dari
tempatnya. Dan paku

di dinding
itu tambah terpaku.

Menyaksikan
angka yang setiap kali lewat.

 

Jogja,
2006

 

 

 

 

SAJAK
JULI

 

Rumah
kita hanya kertas dengan coret moret seadanya

Kita
begitu menyukai ruang makan

Padahal
kosa kata di atas meja makan tidak pernah beranjak

Dari
tahu dan tempe. Kadang sebulan sekali

Kita
baru menemukan kata sapi

Itu pun
dengan sedikit keributan

Karena
harus berbagi kursi dengan para tamu atau ibu bapak kita

 

Untuk
bercinta pun kita pilih ruang makan

Selain
lebih lama ejakulasi juga rasanya lebih menantang

Karena
ada semacam petualangan atau semacam ketakutan

Sebab
ruang makan itu tanpa daun pintu

Ntahlah,
mungkin juga karena aku sering kelaparan selepas orgasme

 

Rumah
kita hanya kertas dengan coret moret seadanya

Dan
ruang makan adalah tempat tidur kita, tempat belajar,

Tempat
menerima tamu, mungkin juga tempat mati kita

 

Juli
2008

 



 


NAMA KITA

 

Di air selokan itu tercatat nama kita, deras menuju
sungai

Di sungai itu tercatat nama kita, deras menuju laut

Di laut itu tercatat nama kita, deras menguap menuju
langit

Di langit itu nama kita menjadi hujan yang menangis
sepanjang sore

Jatuh di halaman rumah dan menggenang menggenapi
sepi malam

 

Juli 2008

 

 

 

KAMPUNG
HALAMAN

 

Di tiap
senja

Aku
ingin sembahyang

Menyebut
nama-Mu

Menyebut
sekian pilu

 

Di tiap
senja

Aku
ingin sembahyang

Ingin
menangis sembunyi-sembunyi

Dalam
peluk kabut

 

Februari
2006

 



 


HUJAN ITU BERCERITA

 

setiap menjelang malam hujan itu bercerita

selalu tentang dingin dan beberapa
pengembaraannya

yang membuat daun
belimbing itu megap-megap

 

kata hujan, pengembaraannya sampai juga di
pelupukmu sore itu

katanya 
kaumenangis dengan sedikit sedu

sambil membolak-balik sajak yang belum juga usai

 

hujan itu bercerita kemudian mengembara lagi

aku sempat menitipkan
cium yang hangat dan kangen

untuk disampaikannya pada
pelupukmu

yang katanya setiap sore
suka tersedu

sambil membolak-balik
sajak yang belum usai itu

 

2013

 



 


NYANYIAN ITU MENGGELETAK DI MEJA

 

/1/

nyanyian itu menggeletak di meja

suara kesedihan dari tangis anak-anak

yang ditinggal mati bapaknya

begitu gelap dan tajam

seperti bola lampu yang mendadak pecah

tiap tetes nada adalah hati yang dikulkaskan

 

/2/

malam demikian teguh pada gelap,

dihisapnya setiap cahaya, setiap bayang-bayang

setiap kenyataan yang berbaris di sisi-sisi
garam

bahkan suara selokan yang melintasi kening
kita

yang kian mempertegas malam

 

/3/

kita bukan lagi kanak-kanak yang telanjang
tanpa sungkan

di setiap pangkuan, kita sebuah kisah antara
pohon jambu

di halaman itu dengan layang-layang yang
nyangkut di rantingnya

 

/4/

nyanyian itu menggeletak di meja

kita telanjang setiap kali mendengar warnanya

kita bertanya pada setiap pertanyaan

hingga pertanyaan itu menumpuk menjadi
pertanyaan-pertanyaan

 

/5/

ada dua kelebat bayang-bayang

antara musim hujan dan plastik hitam yang
melindungi kepala

ada tangan yang gemetar kehabisan kata

ada ciuman yang berkeringat kehabisan jeda

ada rumah yang disegel dengan huruf merah

kita menikmati es krim dalam malam yang dingin

sembari membayangkan menjadi bayang-bayang itu

 

/6/

nyanyian itu tergeletak di meja

 

/7/

nyanyian itu tergeletak di meja

sampai suatu waktu napas kita akan memungutnya
kembali

 

2007—2014

 




TENTANG WAKTU

 

Pada tik tok jam itu

Tersandera bermacam-macam
nasib

Ikut berputar

Seperti ingin keluar

Dari detaknya

 

Desember, 2015

 

 



 

TENTANG GERIMIS

 

Pada gerimis yang jatuh
di kacamatamu

sesungguhnya ada cerita
dan berita

dari pulau yang jauh.

 

Kaca yang mendadak buram

dan langkah yang perlahan
menjadi sepi adalah pesan

yang disusun sejak
berabad-abad  lalu

ketika kau bertanya di
sebuah kalimat.

 

Engkau pasti tahu mengapa
gerimis selalu berasa singkat.

 

Desember, 2015

 

 



 

SEPERTI KEBAS JAM DI LARUT MALAM

 

Seperti  kupu-kupu yang melarung ke barat:

merindu gelap daun

mengepak sayap
memainkan  arah maut

kau tidak pernah ragu

 

Seperti kelebat cangkul
yang melesap

menggali kubur:

bunyinya merangkum sendu

menata nada basah

melampirkan sepi

kau bermata tanya

 

Maka aku ucapkan segala
kata yang berdiam

di cemas dan gemas hati,
segala kata

yang mengingsut di lokan
tubuh

agar besok masih
berpendaran waktu dari matamu

 

seperti kebas jam di
larut malam:

aku mengejanya

 

31 Desember 2015





Tentang Penulis


Baban Banita seorang Pendidik
di FIB Universitas Padjadjaran, lahir di Sumedang pada 22 Desember 1969. Selain
mengajar dan aktif pada organisasi kemahasiswaan  Unpad, penulis juga aktif
sebagai komunitas di beberapa organisasi, di antaranya sebagai Ketua Komunitas
Tani Hutan Panyaweuyan Desa Margamekar Sumedang, Ketua Komunitas Pingpong PTM
Manggu Sumedang, Pengurus PTMSI Cabang Sumedang, dan mengelola Perpustakaan
Taman Pamekar Desa Margamekar Sumedang.

Buku yang telah diterbitkan: 1. Pengkajian Puisi Indonesia, 2.
Intertekstualitas Sajak-sajak Goenawan Mohamad, 3. Kajian Intertekstual
Sajak-sajak Goenawan Mohamad, 4. Antologi Puisi Bersama (Negeri Poci), 5.
Antologi Puisi Bersama (Pesan Ombak Padjadjaran), 6. Beberapa Book Chapter,
7.  Contoh tulisan ilmiah (diterbitkan di Jurnal diksi UNY dengan
judul Seksualitas dan Relasi Laki-laki Perempuan dalam Sajak Persetubuhan
Kunthi Karya Goenawan Mohamad).

Penulis beralamat di Dusun Nanggorak RT01/RW04, Desa Margamekar,
Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang. Saat ini penulis sedang menyusun Antologi
Sajak tunggal.


Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In