MY FLOWER IS PURPLE
Oil
on Canvas berukuran 50 x 50 cm, dibuat pada 2003.
Dalam karya Manu Aji, sekalipun kehadiran bunga sebagai tanda terlihat
menonjol, bunga tidak dapat diimbuhi dengan sifat rakus dan buas. Karakteristik
sifat bunga tidak berpotensi demikian. Selanjutnya, sebagai pembaca, sudah
semestinya kita mencari tanda lain yang dihadirkan dalam lukisan Manu Aji ini.
Barangkali kita akan lari kepada keterlibatan warna yang masih dapat kita
kategorikan sebagai nyawa dari lukisan.
Ada beberapa
simbol yang potensial menjadi tanda dalam karya ini, misalkan saja (1)
keindahan, ketenangan, kesucian, kelembutan, tetapi juga (2) kesedihan,
kesunyian, kemurungan. Relasi tanda tersebut dengan persepsi bunga tampaknya
menunjuk pada ketenangan jiwa yang mengarahkan pandangannya kepada dunia
keperempuanan. Peragaan sifat perempuan di tengah suasana syahdu menitikkan
pemahaman kepada ketenangan di dalam balutan warna putih.
Di sisi lain,
memahami sifat tumbuhan, tumbuhan bergerak menyesuaikan diri kepada kebutuhan
hidup. Misalkan saja, membentuk duri untuk melindungi diri, tumbuh lebih tinggi
di dalam hutan untuk mencapai cahaya, akar tumbuhan tumbuh lebih dalam pada
iklim kering. Pada tumbuhan tertentu dapat diambil kebermanfaatannya sebagai
obat bagi manusia. Bagian inilah yang kemudian dimetaforakan sebagai dunia
keperempuanan. Akan tetapi dengan demikian, tidak lantas saya mengatakan bahwa
dunia laki-laki tidak begitu, perspektif ini disesuaikan dengan feminitas yang
lebih melekat.
Di tengah mata
kita yang menyaksikan dominasi bunga di dalam karya ini, latar belakang yang
berupa warna hijau kehitaman, bersama-sama dengan bunga berwarna ungu, juga
merupakan indeks bagi konteks idiosinkrasinya, yaitu syahdu. Sementara warna
putih yang membingkai bunga menunjukkan tingkat perasaan tempat seluruh mata
menemukan titik sifat dari karya ini.
(Efen Nurfiana)
Tentang Pelukis
Manu Aji.
Seniman kelahiran Tegal, 1983. Manu Aji
aktif dalam kegiatan seni rupa UNJ sejak 2001 sampai sekarang. Beberapa
kegiatan seni yang pernah diikuti di antaranya pameran Sketsa bersama 2001;
pameran Kresek #2 pada 2004; pameran Maximal, 2009; pameran bersama Sanggar
Putik pada tahun 2010, 2011, 2013, 2015, 2016, 2019, 2021, 2022; pameran The
Power of Art pada 2016; pameran Gongxi Facau pada 2018; pameran Gregah pada
2022.