Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi Suminto A. Sayuti

Admin by Admin
30 November 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

 

LEMBUT
JARI-JEMARIMU

 

kurengkuh dalam
dada. wahai, cahaya.

lembut
jari-jemarimu. seluruhnya.

biar detak usia
pun sampai.

                        ke dalam ronggamu jua.

kalau pun ini
baris-baris terakhir.

baca dan terimalah
bagi perjumpaan

yang kelak
terlahir. karena diri takkuasa lagi.

 

engkaulah cahaya
yang berasal

dari tujuh api
suci. cahaya.

kurengkuh pendarmu
dalam dada.

ketika ruang dan
waktu susut.

diam-diam. sebuah
kota pun terbayang.

dalam bingkai
kabut. sebuah persinggahan.

serupa dermaga
menjelang surga.

kita pun
berangkulan.

berbagi dingin di
luar cuaca.

 

 



 

SERUPA
APA AKU

 

di pantai laut
merah,

kita pun pejalan
yang menemu arah.

empat penjuru mata
angin.

menyatu dalam
kehendak.

gemercik ombak dan
hangat pasir.

menyapa hidup
dalam desir.

membawa cinta.
dari

penghujung
cakrawala.

 

di laut tenang
dengan kecil ombak.

jiwa berenang
seturut kehendak.

di laut tenang
berkerudung awan.

kita pun bangkit
menolak tenggelam

 

(itu dulu, Ma.
setahun lalu. ketika

kamu di sisiku
ada. kini, engkau lebih tahu.

serupa apa aku)

 

 



 

ENGKAU
PUN ENGKAU

 

Kampus Qujing
Normal University,

                                                suatu
hari.

 

kaujabat pagi
musim semi.

bersama matahari
yang menyela-nyela

lumut danau.
bersama termometer yang

mencatat suhu
sekian derajat. bersama

gigil daun dan
hati yang ngungun.

engkau pun engkau.
pejalan larut yang

pantang surut.
menenun kenangan

demi kenangan.
hari-hari perjalanan.

membangun tenda
hunian. orang usiran.

tanah seberang.
engkau pun engkau. sebiji

puisi risau.
takkunjung selesai  dituliskan.

 

 



 

DUA
SERIGALA

 

ada dua serigala
yang selalu berlaga

dalam diri. cinta
dan benci. pemenang

ialah yang
terbanyak kauberi.

 

“itu bagi leluhur
kita,” katamu

dengan keyakinan
sempurna.

 

“dalam hati kita
memang ada

dua serigala,”
lanjutmu.

 

tapi mereka tidak
pernah berlaga.

mereka bersahabat
dan saling

memberi makna.
kesetiaan dan cinta.

                        kesabaran dan cinta.

berangkulan
memperkokoh jiwa.

walau dalam dua
jagat berbeda.

tapal batas antara
tidur dan jaga.

adalah jembatan yang
menautkan

                        keduanya.

 

 



 

HIJAU
HIDUPMU

 

sepasang batu.

bersanding di dua
jari.

hijau hidupmu.

bersama matahari
pagi.

sepasang batu.
bersanding

di telapak tangan
kiri.

lumutan hidupku.

sejak engkau pergi

dan aku sendiri.

 

 



 

SESOBEK
TIKET

 

aku tahu bukan
engkau yang menyobek tiket perjalanan di sisa hari-hariku.

walau lipatan
kertas kecil itu terselip di sakuku. terminal dan jam berangkat sudah ditera di
sana. juga nomor kursi dan terminal terhenti.

tapi bukan
terminal penghabisan.

cuma sebuah
persinggahan.

 

bayangmu
berkelebat.

                                    nyelinap di
kaca jendela.

bisik suaramu
samar terdengar.

di sela roda
berputar di jalanan datar.

 

“Tuhan suka jika
sabar.”

 

aku paham. memang
bukan engkau

yang menyobek
tiket hidupkku.

juga bukan aku
yang menyobek tiket hidupmu.

 

 



 

GADUH
SUNYI MENJELANG PAGI

 

“700 hari lagi
kita ke sini lagi,”

bisikmu sebelum
puisi.

 

sehabis menabur
jagung

buat beribu
burung.

di bawah jam
gadang.

lalu lengang.
serupa hidupku.

kini. belum lagi
100 hari.

engkau ketuk
gerbang malam.

memenuhi
panggilan.

sisanya cuma
gumam.

antara jaga dan
tidur.

tanganmu terulur.
lalu salam.

di relung malam.
gaduh sunyi.

menjelang pagi.
aku sendiri.

 

 

 

AROMA
REMPAH

 

putri cina. tidak
seperti tercatat dalam babad.

juga dalam sejumlah
serat. ia tinggi semampai.

harum tubuhnya
ngingatkan harum rempah

selesai dituai.
merah bibirnya bukan pulasan

stik lipstik.

 

tapi serupa warna
batu khas negaraku.

merah raflesia
khas bengkulu. atau agak

serupa dengan
merah borneo.

 

ah, semuanya tak
seindah kesederhanaanmu.

tawa yang renyah.
bersama ruap napas

aroma rempah.

 

 



 

DITIMBUN
HARI-HARI

 

engkau pun
sekeping

gending yang beku.

ketika nalarku
mengeja notasi.

cepat lambat
irama.

tinggi rendah
suara.

ketukan dan
tekanan.

aku pun kehilangan
gema.

nada-nada membeku.

sejak kautak ada.

aku pun sendiri.

ditimbun
hari-hari.

 

 



 

BEKAL
SEHELAI KAFAN

 

hidupku
bertalu-talu sepanjang waktu.

syairnya kinanthi
mider ing rat.

di tengahnya
kumandang gendang

malam garap
kalang-kinantang.

lalu jerit rebab.
ditingkah gemongtang gambang. nasibku terpetakan dengan gamblang.

kini dalam
orkestra tanpa dirigen di depan.

sejak engkau
nyelinap di balik awan.

jika pun tuhan
mengizinkan,

rasanya ingin
segera kususul dengan

bekal sehelai
kafan.

 

 




Tentang
Penulis


SUMINTO A. SAYUTI lahir di Kabupaten Purbalingga, Jawa
Tengah, 26 Oktober 1956. Pada dekade
1970-an saat tergabung dengan komunitas Persada
Studi Klub
Yogyakarta, namanya tidak pernah absen dalam forum-forum
diskusi sastra maupun pementasan-pementasan puisi dan teater. Di kalangan
seniman Yogyakarta, Suminto dikenal sebagai pemuda “bengal” yang tidak pernah
puas dengan ilmu yang didapat. Proses kreatifnya dimulai dari kegemarannya
membaca dan menulis sejak kecil. Semakin tersihir oleh dunia sastra sejak masuk
Yogyakarta sekitar 1974. Sejak bergabung dengan komunitas Malioboro, mulailah
ia
“menancapkan kukunya” di dunia
sastra. Penulis yang Guru Besar U
niversitas Negeri Yogyakarta
(UNY)
ini, juga menggeluti seni karawitan dan
menggagas serta pengurus Masyarakat Karawitan Jawa. Ratusan karya lahir
darinya, baik berupa makalah, diktat, buku, kumpulan puisi, cerpen, esai
sastra, dan sebagainya.

 

Daftar
ini hanya memuat sebagian karya Suminto A. Sayuti :

  • Kumpulan Sajak Malam Tamansari
  • Resepsi Sastra
  • Intertekstualitas: Pemandu Pengkajian
    Sastra
  • Ensiklopedia Sastra Indonesia
  • Evaluasi Teks Sastra
    (2000, terjemahan The Evaluation of
    Literary Texts
    karya Rien T. Segers)
  • Semerbak Sajak
    (2000)
  • Berkenalan dengan Prosa Fiksi
    (2000)
  • Berkenalan dengan Puisi
    (2002)

 

Penghargaan
:

  • Kedaulatan
    Rakyat Award, Bidang Kebudayaan (2005)
  • Anugerah
    Sastra Yayasan Sastra Yogyakarta (2014)

 

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In