Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Puisi-puisi Jang Sukmanbrata

Admin by Admin
26 Juli 2024
0
Puisi-puisi Jang Sukmanbrata
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

KOTA KITA TEMARAM

masa silam yang hilang

yang bisa datang tiba-tiba berupa kota

tak ada keraguan menjadi jalan terjal 

semua itu warna, rasa di kaki – di tangan

lorong kota serupa rambut dibelah dua,

tak sedikit memberikan kemustahilan, pertanyaannya bagai undangan pohonan taman yang remang,

batuk suka ditahan khawatir belalang lumut tembok meloncat

lalu hidupnya dimainkan si raja kelana

Kita punya warisan ilmu mengecilkan diri

namun tak punya warisan puisi bernyali

sebab leluhur besar sukanya ke matahari

Sampai mati aku disini, di tanah hening:

lampu temaram

jalan ke rumah terang

bayang menghilang

 

Padalarang, 28 Jan. 2022

 

TAK BANYAK BERCANDA

Tak banyak bercanda

sering gugup dibalas;

ingat kematian tertawa keras

 

Tak bisa menggoda

kerap dipermalukan keadaan;

senyap mendadak berubah ganas

 

Tak mau mencela

dimanapun jelek mulut – bau sampah

takut kena giliran direndahkan;

pencela dicabik cabik kegelapan

 

Tak banyak tertawa

hati bisa berkerak, lupa kematian

malakal maut menampakan garang

 

Saya kemas itu rumah, vihara, pura, masjid, kelenteng, gereja, balè bambu kabuyutan hasil keringat persaudaraan,

dimasukan ke aliran darah cinta

– ke dalam dada berbunga.

Lembut ke semua bangunan ritual, menjulang anggun di mata,

indah di kepala,

ruang baca akar budaya berdamai

di urat jiwa, betah membuat sejarah:

“Lestari, berkembanglah,

jayalah kalian di dalam.

Jika kalian hendak keluar,

minta restu padaku,

dan kerelaan sang Surya – kalian jadikan sandang papan. Tapi sebentar saja”.

Bangunan bangunan di dalam saya berkata, “Baik tuanku, namun kami tak suka bercanda, dan menjauhi menghina”

(Di tengah fatamorgana daun pun gelap)

 

Desa Jambudipa, 2 Februari 2023

 

LAHIR DI TANAH AIR

 

Luar biasa hidup di tanah airku,

terasa ia membesar di hati rindu

tumbuh sejengkal – sejengkal dalam bisu,

tak lekas layu di kelilingi musim berdebu,

Di semua waktu bisa menyerbu

para pemburu burung dari masa lalu

menjeratnya kini, dikurung sangkar lagu

di kampung leluhur – darahku menggebu,

Akar dan daun doyannya minum buah siuh; tanaman makan buah-buahan, luar biasa bukan!

Tak ada kepemilikan pribadi,

semua pinjaman, jalan atau duduk,

bening dan keruh, ujungnya bersimpuh,

doa yang malam-malamnya dibawa jauh

 

Gunung Bentang, 4 Maret 2023

 

MERJAN KEMULIAAN

 

dingin menyiksaku dalam balutan warna emas,

secangkir kopi hangat tak kuasa melenyapkan harapan yang bermuara di sungai rasa

hidup seperti lebatnya hutan larangan,

tanah batas yang digarap petani mulia,

tanah pinggir jalan yang luka sengketa:

Keduanya beda Tuhan, jumpalitan,

ini kenyataan mengundang iba:

Kesatunya mengandung kasih sayang,

Keduanya merangsang kutukan panjang.

“Stoplah jualan dogma! Kamu bahagia,

cakrawala kembali sehat bebas asap”

 

hangat menuntut bayaranku,

diluar membolak balikan cerita, jegal kebekuan

Kemudian malam lebih jelita ada awan,

senja runduk rendah hatinya dilamar doa

“Kamu tak perlu diam di patahan arang,

cukup ingat asal mula kelahiran,

jodoh dan kematian. Sungguh bijak bukan?”

Terima kasih pada peringatan,

tanda ada datar datar saja di suka maupun duka.

Penunggang buraq telah menjelma,

tentram perjalanan, serba syukuran

hadir untuk hiasan zaman:

terima perak

cahaya betah di jiwa

rumah mulia

 

Padalarang, 25 Maret 2021

 

RIWAYAT PENYAIR

Jang Sukmanbrata, lahir di Bandung, 17 Agustus 1964. Karya puisinya beragam genre: lirik, balada, tanka, haiku dan puisi eksperimental. Di buku antologi puisi Pesisiran & Rantau & Raja Kelana DNP; 2019 – 2020 dan th 2022 dan di beberapa buku antologi puisi kolektif. Sejumlah 30 haiku-nya dan puisinya di muat koran PosBali, NusaBali, KR Minggu Yogya, Pikiran Rakyat dll, di majalah-majalah budaya dan majalah2 NGO Indonesia dan Asia. Puluhan karya tanka dan haiku-nya di buku antologi Newhaiku, artikel, esai dan puisinya tersebar di Medcet, majalah digital dan medsos. Buku kumpulan puisi tunggalnya berjudul Merjan Kemuliaan terbit pada Agustus – September 2023. Kini tinggal di Padalarang Bandung Barat. Buku kumpulan puisinya; Merjan Kemuliaan terbit Agustus 2023.

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In