Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Lukisan Rasman Maulana

Admin by Admin
16 Agustus 2024
0
Lukisan Rasman Maulana
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

Seberapa jauh pengalaman membentuk kita menjadi tuan atas segala kesaksian hidup manusia? Itulah gambaran pertanyaan lukisan Saksi Mata, konsep lukisan ini tidak hanya lahir dari produksi pemikiran Rasman Maulana. Akan tetapi, memainkan peran secara fisik. Bagaimana tidak, Rasman Maulana menggagas indra mata sebagai idiom lukisan, yang jelas dapat diturunkan variannya.

Namun demikian, terkait mengapa Rasman melukiskan satu mata, mari kita kembalikan kepada pembaca sebagai penerima pasif. Dalam urusan personalitas, opini ini tidak dapat ditawar-menawar. Faktanya, lukisan ini dibuat bukan hanya untuk menunjukkan keahlian seniman memainkan simbol. Karena mereka tidak menelan realitas dunia hanya untuk memenuhi kebutuhan batinnya.

Melalui pengamatan yang beragam, kedudukan “Mata” tetaplah menentukan arah pandang. Dengan semakin banyaknya aktivitas manusia, potensi untuk melibatkan penglihatan semakin besar, hal tersebut tidak dapat diputuskan dengan memilih hal-hal baik saja. Oleh karenanya, Rasman merelakan diri sebagai golongan orang yang meyakini bahwa tindakan manusia dapat dikendalikan oleh persoalan rasa, entah bersinggungan dengan kebaikan atau metafora kehancuran moral.

Secara subjektif, entitas itu dapat juga dimaknai sebagai tindakan imajiner atas kebermaknaan mata sebagai “Gawang” dari segala tindakan manusia. Apapun yang masuk ke dalamnya dapat dicatat sebagai kesaksian, bahkan ketika itu harus berhubungan dengan keadaan yang merugikan, palsu, abstraksi, dan menyingkirkan orang lain untuk pemuasan egoistik manusia. Barangkali hal ini dapat digunakan untuk memahami gagasan indra Marx tentang relasi subjek dan objek, atau sebagaimana Erich Fromm dalam memaknai indra manusia, yang secara alami dapat dibentuk oleh objek di luar indra tersebut.

(Efen Nurfiana)

Riwayat Pelukis

Rasman Maulana. Lahir di Banyumas, 1999. Menggeluti seni lukis sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Aktif di beberapa organisasi seni rupa di desa kelahirannya: Visi Visual, Pakebonan Galery dan PulKamfest. Semenjak masuk perguruan tinggi aktif menjadi anggota UKM Seni Rupa IAIN Purwokerto. Sudah belasan kali mengikuti pameran lukis dan sketsa, di antaranya: Artfreedom, Pameran Kawula Muda, Pameran Kantong Keresek, Pentas Citra, Pameran Sapa bae Teyeng dan lainnya. Selain melukis Rasman juga menulis puisi dan cerita. Di luar kegiatan keseniannya Rasman mengelola Komunitas Cipta Gembira Indonesia.

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In