RESENSI BUKU
Judul buku : HIDUP INI SINGKAT, JANGAN DIBUAT BERAT
Penulis : Dale Carnegie
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit : 2023
Pengalih Bahasa : Andi Wahyu
ISBN : 978-623-04-0614-0
Resensator : Umi Kulsum binti Jaenuddin
MENATA KEMBALI PIKIRAN
Dalam kehidupan tentunya setiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing. Namun, perlu di sadari setiap orang memiliki kisah pahit, bahkan sampai di titik memberatkan hidupnya sendiri yang berujung merasa dunia ini tidak adil atas dirinya. Setiap orang tentu memiliki keinginan yang banyak dan tinggi terhadap kehidupan, baik keinginan memiliki materi atau ketenangan hidup. Dalam setiap langkahnya pasti di hamparkan ujian yang beraneka ragam. Hal inilah menjadi faktor kenapa hidup manusia harus memiliki visi dan misi. Meskipun sebagian orang menganggapnya tidak penting. Tapi dalam menikmati hidup pun perlu adanya perencanaan, meskipun kadang dalam pelaksanaanya tidak sesuai denga harapan. Namun, bisa di tarik kesimpulan jika orang yang menata hidupnya dengan membuat visi dan misi ialah orang yang memiliki harapan terhadap hidup.
Visi dan misi akan tercapai apabila kita menempatkan sasaran dengan tepat serta terukur. Dalam hal ini banyak orang yang malas melakukan prioritas karena sudah merasa melakukan. Memang tidak mudah dalam melaksanakan pioritas. Tapi dengan pengecilan frekuensi terhadap kegiatan yang lain, akan membuat kita semakin fokus terhadap impian kita. Setelah kita memiliki prioritas yang jelas dan memperluas frekuensi terhadap kegiatan yang akan di lakukan. Selanjutnya Charles Dickens mengatakan “Kita menempa rantai yang digunakan dalam hidupnya”, manusia menempa kebiasaan setiap hari, karena kebiasaan akan dapat menjadi sahabat kita dalam mencapai sasaran yang sudah kita buat tadi. Hal 7.
Dalam perjalanannya banyak orang yang menjalani visi dan misi dengan menekan diri sendiri. Hal tersebut yang akan menyebabkan stress atau Burnout.
BURNOUT
Sering kali istilah ini masih dianggap stress biasa, namun pada kenyataannya. Banyak orang yang mengalami brunout dan mengabaikan tanda-tanda yang ia alami. Di dalam buku hidup ini singkat, jangan dibuat berat, di jelaskan secara kongkrit perbedaan antara stres dan burnout. Burnout di tandai dengan:
- 1. Melepaskan tanggung jawab.
- 2. Emosi yang tumpul.
- 3. Menghasilkan ketidakberdayaan dan keputusasaan.
- 4. Kehilangan motivasi, gagasan, dan harapan.
- 5. Dapat menyebabkan sikap acuh tak acuh.
- 6. Kerusakan utama pada emosional
- 7. Dapat merasa hidup tak berharga. Hal 50.
Tanda-tanda di atas sering kali kita rasakan saat kita berlebihan dalam mengerjakan sesuatu atau tidak memberi waktu istirahat sesuai dengan porsinya. Burnout dapat dicegah dengan beberapa hal berikut ini.
Dalam mengerjakan sesuatu harapnya kita mengklarifikasi harapan pekerjaan, yang artinya kita harus memiliki parameter dalam melakukan pekerjaan atau tugas karena dengan adanya hal tersebut kita akan lebih terukur dalam bekerja, dan lebih memahami waktu yang harus di gunakan dalam menyelesaikan tugas. Bukan hanya fokus pada tugas selesai tapi juga peduli akan energi yang digunakan.
Selain itu juga menumbuhkan kesadaran terhadap diri jika terjadi burnout, segeralah berpindah tempat. Misal, ketika bekerja atau mengerjakan tugas dan mengalami burnout, maka yang bisa kita lakukan ialah berpindah tempat, lokasi yang lebih nyaman. Hal tersebut akan merubah perspektif baru.
Saat merasa ini sudah melewati batas, kita bisa, mengambil libur/cuti dari tugas atau pekerjaan. Untuk beribur dan merefresh otak kita. Tidak sedikit orang yang menganggap hal ini tidak penting. Padahal berlibur ke tempat baru, tidur seharian atau berolahraga itu juga bisa mengembalikan stamina, motivasi dalam bekerja.
Menjaga keseimbangan hidup adalah hal yang paling utama dalam mencegah burnout karena pola tidur dan makan yang baik akan mencegah hal tersebut terjadi. Dengan memahami dan melaksanakan pola hidup sehat kita akan serta dalam pembatasan-pembatasan dalam diri kita, agar tetap seimbang. Hal 53.
Buku ini dirancang dengan singkat, padat namun pembahasannya sangat berdaging, buku ini juga sangat di rekomendasikan bagi pembaca pemula karena contoh-contoh sederhana dan teori yang mudah di pahami, akan membuat pembaca mudah memahami isi dari buku. Selain, membahas burnout buku ini juga membahas tentang pentingnya menjaga kesehatan, bahasa tubuh dalam berkomunikasi, komunikasi, menata hidup agar lebih indah, dan masih banyak lagi.
RIWAYAT PENYAIR
Umi Kulsum binti Jaenudin, berasal dari Garut, Jawa Barat. Sekarang, dia sedang menempuh Pendidikan S1, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Dia turut aktif di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Selain itu, dia aktif juga di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah Komisariat Walisongo UIN SAIZU. Karyanya dimuat di buku kumpulan cerpen tiga paragraf “Secangkir Kopi di Pagi Hari” yang berjudul “Pangeran Impian” dan dimuat di Buku Antologi Lomba cerpen “Sahabat Bersama Sampai Syurga”.