TIDAK MUNGKIN
Quinta Sabrina
Angin berbisik lembut di telinga,
Mengalun lagu rindu yang syahdu
Iramanya mengalir membelai jiwa
Layaknya cinta rama dan sinta
Hadirmu kala itu,
Seindah langit senja di sore hari
Begitu menawan
Memikat hati setiap perempuan
Sepasang mata elangmu
Menatap tajam, menghujam hatiku
Membuat terlena di setiap kedipan mata
Akankah sanggup diriku memilikimu?
Bagaikan oasis di tengah padang pasir
Bagaikan permata di tengah batuan terjal
Bagaimana mungkin,
Aku yang manusia biasa ini
Bisa bersanding dengan seorang dewa
Purwokerto, 22 Maret 2024
BANGKIT
Quinta Sabrina
Sebuah pilu,
Yang tersapu oleh derasnya tangisan
Kemudian bersatu bersama desiran ombak
Ombak yang dapat menerjang karang
Hingga terbongkar
Atau bahkan,
Membalikan kapal pesiar yang sedang berlayar
Kini aku yakin
Pilu bukanlah akhir dari kenyataan
Tetapi modal dari kekuatan
Purwokerto, 20 Maret 2024
PEMIMPIN TANPA KURSI
Quinta Sabrina
Lihatlah!
Senyum tulus yang terpancar darinya
Walau banyak orang yang merundunginya
Lihatlah!
Jejak kaki petualangnya
Walau banyak orang yang meragukan satu langkah kakinya
Lihatlah!
Sopan santun etikanya
Walau banyak orang berusaha menutupinya
Dialah!
Sang pemimpin tanpa kursi
Tak hanya mengumbar janji
Namun selalu memberi bukti!
Purwokerto, 22 Maret 2024
AKU, KAU, DAN KITA
Quinta Sabrina
Aku adalah
Patah yang tak tumbuh
Dan kau adalah
Hilang yang tak terganti
Kita hanyalah fana
Yang memaksa abadi
Purwokerto, 21 Maret 2024
BELANTAR DI KEPALAKU
Quinta Sabrina
Di antara riuhnya
Belantar di kepalaku
Adakah setulus relamu
Yang sudi mendengarku?
Di antara peluh yang
Berserakan di jalanku
Adakah sajak bayangmu
Yang sudi menemaniku?
Kuharap ada
Namun kau
Tak pernah bersedia
Seperti biasa
Purwokerto, 22 Maret 2024
PULANG
Quinta Sabrina
Aku bertanya
Pada rintik hujan yang kian menderas
Aku bertanya,
Pada badai besar yang kian bergemuruh
Aku bertanya
Pada angin lembut yang membelai syahdu
Pantaskah seorang hamba yang kotor ini
Diterima taubatnya?
Pada sajadah kubersujud
Pada doa kumenengadah
Padamu aku bersumpah
Bukan harta yang kupinta
Bukan tahta yang kumau
Bukan cinta yang kukejar
Hanya satu doaku
Ya Allah
Jika ini adalah hari kepulanganku
Pulangkanlah aku
Dalam keadaan bersujud kepadamu
Purwokerto, 22 Maret 2024
HARI TANPA RAYA
Quinta Sabrina
Di kala malam sendu
Ditemani langit penuh kelabu
Suara takbir terdengar bertalu
Membuat resah di kalbu
Sungguh berat hidup jauh darimu
Siang malam menahan rindu
Akankah sang Rabb mendengar keluh kesahku?
Kini,
Tak ada lagi berjabat tangan
Tak ada lagi kue lebaran
Tak ada lagi gelak canda dan tawa
Apalah arti hari raya
Jika tanpa kehadirannya
Apalah arti pulang
Jika kau yang kucari
Lebih dulu menemui Tuhan
Purwokerto, 22 Maret 2024
GURU
Quinta Sabrina
Kala dingin pagi menusuk kulit
Kau kayuh sepeda menerjang kabut
Setiap tetes keringat tak mematahkan semangat
Demi terciptanya generasi hebat
Sepanjang jalan kehidupan, jejakmu menuntun
Dalam senyuman hangat, cintamu terpancar
Setiap kata yang terucap, hikmah dan kasih tersirat
Setiap tetes air mata, terpahat jelas kesungguhan
Terimakasih,
Atas cinta dan darmamu
Ukiran nama elokmu
Akan abadi dalam lubuk hati
Doa tulusku padamu, takkan pernah pupus
Laula murobbii, maa aroftu robbi
Purwokerto, 22 Maret 2024
RIWAYAT PENYAIR
Quinta Sabrina, lahir di Tegal, 6 Maret 2004. Merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Menyelesaikan Pendidikan dasar di SDN Cisalak Pasar 3, Depok pada taun 2016, dan melanjutkan Pendidikan MTs & MA Darul Mujahadah, Tegal 2018 dan 2022. Sekarang, Quinta tengah menempuh pendidikan sarjana, di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Fakultas Dakwah, mengambil program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Pesan Ali bin Abi Thalib yang membuatnya semangat untuk menulis yaitu “Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.”