Malam Mapacci
Kita sucikan kelam ini dengan niat kebaikan
Kita hapuskan hal-hal buruk dalam kebatinan; jiwa dan tubuh mengalun doa—beriringan antara asa dan syukur kebahagiaan.
Jari-jari memancar
Mengilau merah lombok
Emas juita nun jauh di sana
Aku pergi mendapatkan dirimu..
Kukenakan sarung lipa’ dan songko pamiring
yang dianyam dengan benang-benang kemakmuran
Ya kasih, ya rahim
Di antara lilin, beras kering, dan daun pisang Ya kasih, ya rahim
Di antara daun nangka, gula merah, dan kelapa
Ya kasih, ya rahim
Di antara bantal-bantal dan sarung kehormatan; mabbarasanji telah terpatri di pelaminan kita..
2024
Rona
Mentari terik dalam warna keemasan
tatkala suhu memanas di bawah sana yang berselindung siur jalanan
Tetapi tidak ubahnya di sini
sejuk dalam permadani
bunga-bunga dengan pelbagai rentetan
taman yang mengguyurkan cambang
dan berkali-kali terpejam menghela nafas
Kota dan segala kepentingan—akan luruh dalam pengisbatan ketenangan
karena, di saat yang bersamaan,
beban hidup akan lepas oleh sekeliling pemandangan
Oleh sebab rona-Mu lah kami mengikuti cahaya muka ini
lalu menerpa wajah-wajah manusia dengan pembawaan hati yang gembira
Oleh sebab aura-Mu lah kami memancarkan kebajikan-kebajikan
sehingga manusia-manusia hari ini tidak dapat berkegiatan di bawah subversinya
yang nantinya kita akan tahu, berikhtiar kah kita dalam memaknai kehidupan?
2024
Perirana Kosong
Bahasa sunyi di semua arah—bergumam; ke garis bibir membeku
sudut-sudut manusia melendung
seperti bangkai ambulans; memaknai keranda besi
Seharusnya kami tergeletak di tanah ini
berkarat, tersekat, sekarat kegamangan
seharusnya kami berdiam di semak belukar kini; merabak tangisan; jauhi kawanan, dekati
peraduan
Sebab sepanjang lorong penghabisan
adalah beranda akhirat. Dan nasib kami tak lagi berlalu-lalang karena melawa sakit
hentakan kaki pun perlahan mengudara, terbawa lamunan sendu..
2024
Tukang Sampah
Sebagai tukang sampah
aku rela
kau kotorkan
kau noktahkan
Di pinggiran,
jalanan,
tong-tong berserakan
serta-merta bau popok bayi
Atau mungkin jeluk hatimu,
yang hangus dari kesucian laku?
2024
Hilangnya Keramaian
Kelenganganku, kini menjadi keramaian;
dalam buku puisi yang kau suka, kutemui kata-katamu selepas Januari kemarin.
Aku memilih tatapan ini
kau persis hujan dan abu di bulan Februari. Kutemukan kesepianmu yang kau kungkung sendiri, kutemukan hilang jejakmu yang aku cari-cari.
Tampak; dunia seolah-olah menjadi puisi, zaman sedang memuisi.
Ketika kata-katamu membludak di telinga lelaki lain selain aku
ketika air matamu terseka di bahu lain selain aku.
2024
Aku Pulang Sebagai Orang Hilang
Ku seret tubuhku, jauh dan pergi dari kawanan
jalanan dan perih; adalah ruang kosong airmata.
Tak ada tanggal
dan angka kalender dalam kepalaku,
Sementara sunyi adalah daun-daun cemara yang putus dan luruh
pun dalam sepi, sesaat pula aku asing kembali.
2024
Akrostikon
Aku mensurasi berkali-kali
di pagi hari
siang hari
petang hari
malam hari
keesokan hari
setiap hari, semati-mati.
Kata-kata dan kuasanya, telah terkaji mengorbankan amukan massa.
Rekayasa menyaingi realitas, rekayasa membeberkan segala cara, rekayasa yang sudah hampir tidak sudah; menelungkupkan badan di atas media.
Objek bukan lagi suatu pembicaraan, objek bukan lagi suatu hal, ataupun perkara, sasaran, perhatian. Melainkan akuisisi kekuasaan.
Semburan liur itu, lidah-lidah para penutur itu; semua menjadi basi di hidung orang-orang lurus. Tisikan-tisikan tajam menghabiskan seluruh norma-norma legal. Menghabiskan adat- istiadat, generasi warisan, generasi-generasi penjilat Tuhan.
Ini sudah terjadi, waktu telah habis
waktu-waktu yang kita tatap telah mati; waktu hanya tinggal nama.
Kondisi mulai beringas, senjata-senjata biner memperlihatkan aksinya di depan orang-orang tak berdosa, orang-orang tertindas, orang-orang bisu yang kepanikan
Otonomi laris dengan gerak-gerik yang biadab, tindakan seolah-seolah terbaca untuk menguntungkan diri sendiri.
Namun, premis-premisku masih tercoret di jurnal-jurnal
apakah ini dapat terakui oleh kekuasaan?
2024
RIWAYAT PENYAIR
Rifqi Septian Dewantara asal Balikpapan, Kalimantan Timur Mei 1998. Karya-karyanya pernah tersebar di beberapa media online dan buku antologi bersama. Kini, bergiat dan berkarya di Halmahera, Maluku Utara. Bisa disapa melalui Facebook: Rifqi Septian Dewantara.