Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi Irna Novia Damayanti

Admin by Admin
4 Juli 2021
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter


Sajak Jarum Pentul Kepada Pemiliknya

 

sungguh aku tak ingin dilepaskan dari kerudung

tergeletak di atas meja menyaksikanmu

diombang ambingkan nafsu 

yang mengajak membunuh peringatan-peringatan-Nya

 

mulailah kau menjadikanku perekam paling dekat

pandangmu dan pandangnya yang

saling berkirim ribuan sajak

lalu gerai rambut dan

sentuhan tangan memulai menguasai hasrat

 

pada kisah akhirnya puisi tercium amis

dalam kamar kos yang baru digambarkan dalam ingatan

lalu mana mungkin Tuhan mendekat dan

mengabarkan semacam sabit di waktu rahasia

pada bentang mimpi

 

ingin kupinta waktu mengembalikan aku

pada gabus-gabus

lalu ketika dikenakan, tubuhku yang lancip ingin menancap

pada jari-jarinya yang lentik

 

An Najah, 11 Oktober 2015

 



 

Selembar Limapuluh Ribu

 

kau tak ingin lagi hidupmu serasa

dibeli selembar lima puluh ribu

dengan bersantai di rumah

saban hari

sebab tetes airmu dianggap mengundang kematian
 
dapur yang mengepul

juga kasur tidak memberikan hibur

sejak mata relawan merekam gerak gerik

di halaman rumah
 
kau selalu ingin mampir menuju kepala orang-orang dan

menghapus nama, wajah serta alamat rumahmu

sebab dengan cara itu, jiwamu

menemukan kemerdekaan
 
selembar lima puluh ribu ingin kau temui lagi

dari tangan ibu-ibu yang membeli sayurmu di pasar pagi

atau di pematang sawah setelah musim mengabarkan waktu panen

biarlah keringat meneteskan lelah

dan menemui percakapan yang menambah beban punggungmu
di sanalah kau ingin lagi menemukan

kasih sayang yang

kini menunggu dalam kenang
 

selembar lima puluh ribu masih menjadi hantu
bergentayangan di layar televisi
mewakili harga dirimu
dan masih membuatmu menunda menghirup aroma kebaikan pasar
sampai empat belas hari selesai merangkum kesepian

 

Purbalingga, April 2020

 



 

Gema Hadrah

 

di
antara kesunyian

kami
mulai memukul alat dengan nada yang

telah
ditimbang mengikuti tembang dan sholawat

dan
membiarkan suara yang saling mengindahkan

mengungkapkan
misinya

 

darbuka

nikmatilah
alunanku yang

menarik
matamu

diiringi
kentung dan kecrik

akan
aku jelaskan bahwa ada

kebahagiaan
di antara semesta yang

kau
lihat terluka

 

keprak

meski
kami kecil

dipukul
bertalu-talu

ada
kekuatan yang datang memberi salam

mengikuti
alunan nada

 

genjring

kami
berdelapan terbuat dari lumping

hanyalah
pengiring

suara
yang menjelaskan keindahan Tuhan

menyusup
dari gerakan tangan

yang
saling bersahutan

 

bedug

berhala
telah kami pukul sampai babak belur

dengan
suara yang keras

biarlah
hancur di dalam dada

sampai
tidak ada lagi waktu mengajari

memberi
luka pada diri

 

kami
melihat orang-orang bertepuk tangan

dan
menebar senyum bahagia

ketika
semua yang

menghalangi
kami menjadi manusia sejati

telah
hilang dimakan waktu

 

Rajawana,
2020

 



 

Tulang Rusuk Daun
Nangka

 

aku
melihatmu, Re

sedang
memasukan hidupmu pada tulang rusuk daun nangka

daun
simetris di kanan kirinya dan kekar

biasa
kulihat di samping rumahmu

 

cintamu
pada tuhan dipasang lurus dari pangkal hingga pucuk daun

lalu
pada tulang rusuk pertama

kau
masukan tubuhmu yang bekerja sepenuh doa

 

tulang
selanjutnya bersedekah kepada orang yang

kalah
dengan diri dan takdir

di
atasnya menghidupkan cinta di hati gelisah dan

sisanya,
pada tulang kecil dekat pucuk untuk

menabung
dan membeli barang mewah

 

daunmu
sungguh indah Re

meski
ada tulang-tulang kecil yang

tumbuh
dan menguat tidak mengikuti harapanmu

 

Rajawana,
Oktober 2020



 

Apakah Aku Sudah
Sembahyang

 

apakah aku sudah
sembahyang

dengan benar ?

aku berdiri dengan hutang
dan keributan dari meja rapat

surat yang kubaca terasa
begitu panjang

lalu takbirotul ikhromku

dikerumuni teriakan
orang-orang meminta kedamaian

kurasa pohon kelapa
belakang rumah lebih indah sembahyangnya

;berdiri seumur hidup

 

apakah aku sudah
sembahyang dengan benar ?

di dalam ruku,
berkeliaran bebanku yang

bertambah berat di kepala
juga persendianku

sebab orang-orang yang
lidahnya meminta kemerdekaan

belum kupenuhi hasratnya

dan semakin meronta di
dalam lututku

dalam hal ini, aku harus
mengaku kalah dengan

kerbau milik tetanggaku
yang

terus ruku dalam hidupnya

ruku saat mencari makan
dan

menemukan hasrat
kebinatangan

tanpa mengeluhkan tubuh

 

apakah aku sudah
sembahyang dengan benar ?

ketika yang kusujudkan di
atas sajadah adalah dunia

dan meminta melepas diri
dari kewajiban

padahal orang di rumah
menanti sebungkus roti bakar

atau martabak saat malam
menjelang

sebagai penebus rindu

mereka yang beribadah
seperti batu

diam dan tenang sebagai
pondasi sebuah rumah

merawat usiaku dengan doa

 

apakah aku sudah
sembahyang dengan benar ?

 

Rajawana, 2020




Bahan Dasar Airmata

 

sesobek kertas masih
tergeletak di atas meja 

menyimpan sekian
airmataku

airmataku terbuat dari
luka tubuh yang kadang lupa berdzikir

padahal kasih sayang
terus saja berdatangan dari tanah yang basah

juga lisan yang penuh
rahmah

 

kadang terbuat dari akal
yang berhenti berpikir

Padahal dari sanalah
banyak kebenaran berdatangan

seperti rombongan orang
mengantri kuota gratisan

 

hati penuh kibr

padahal tanah telah
memberikan teladan agar

menjadi rendah hati meski

mampu menumbuhkan
beraneka tanaman

 

kadang terbuat dari laku
sangat kikir

sebab cahaya terhalang
kelopak mata

dalam tidur yang terlalu
panjang

 

mungkin aku butuh sesobek
kertas lagi

menuliskan resep yang
dibisikkan diriku sendiri untuk

menyembuhkan lukaku

 

Rajawana, 2020




Wajahku

 

aku berhenti di pintu
masjid

sebab kata-kata yang
beterbangan seperti debu

mencuri keramahan di
wajahku

sementara tidak ada
cermin menempel di tembok

 

aku hanya ingin tahu

apakah wajahku
seperti  orang-orang yang bekerja
dikantoran

atau orang pinggiran
dengan pakaian penuh debu dan

beberapa bagiannya
berlubang

lalu pikirannya
kehilangan jalan pulang

 

aku tidak menahu kapan
mataku mulai buta

melihat wajahku di dalam
hati

tapi bukan itu yang perlu
diperdebatkan

sebab yang paling penting
aku menemukan

orang yang sudah ditugasi
membawakan kabar gembira

menjelaskan rupa wajahku
yang

saat ini belum kukenali
sebelum masuk masjid

menjadi tamuNya

 

Rajawana, 2020


Tentang Penulis


Irna Novia Damayanti, lahir di Purbalingga 14 September 1992, beralamat di desa Rajawana Rt 19/07 Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Peraih penghargaan “Penulis Aktif Media” tingkat mahasiswa PTAIN se-Indonesia tahun 2015 dari kementerian Agama dan DIKTI. Karyanya dimuat di Media Indonesia, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Tanjungpinang Pos, Merapi, Indopos, Solo Pos, Minggu Pagi, Radar Surabaya, Radar Banyumas, Padang Ekspres, Satelit Pos, Pos Metro, Medan Bisnis, Koran Madura, Sastra Mata Banua, Haluan, Banjarmasin Post, Bali Pos, Buletin Bener, Majalah Sagang, Buletin Provokatif, Nusantaranews dll. Email: irna_rawa@yahoo.com/ irnanovia16@gmail.com no hp: 085726262851.

 


Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In