Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi Eka Yuli Andani

Admin by Admin
13 Agustus 2021
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter


Bait Doa Yang Purnama

 

Di
sela-sela gerimis itu

Dirimu
mengetuk pintu rumahku

Mengulurkan
tangan demi salam yang mulia

Lalu
aku suguhkan dengan getaran kalbu yang tiada menggema

Hingga
saat kakimu meninggalkan langkahku

Hanya
bisikan doa yang mampu terdesisikan

 

Jarum
waktu melampaui jauh detak jantungku

Kau seakan
melayang

Pada
angin-angin yang membawamu

Kepada
pengembaraan penglihatanku

 

Dalam
kesunyian di padang malam

Kasihmu
mengalamatkan pipiku

Kala
merona seperti bulan di ufuk timur

 

Dalam
naluri jiwamu

Terpancar
cahaya

Hingga
terlihat jelas jarum waktu

Yang
kelak membawamu ke peraduanku

 

 

Purwokerto, 2020



 

Rahasia
Sunyi Danau Menduyan

 

Setiap
melangkahkan kaki ke tepian bibirmu

Mengundang
ingatan zaman pertemuan

Menafsiri
sudut-sudut menduyan

Luapannya
mengandung rahasia kesunyian

Saat
menengok kanan dan kiri tidak ada namamu

Pun
sekelebat bayangan terhempas

Namun
di atas jembatan, termenung wajah

Menduyan
butuh kau jaga kasih

Perpisahan
tidak akan pernah ada

Jika
kau, aku, dan menduyan selalu bersama

Akhir
pencarian tergoreskan pena kayu lembut

Di
atas pasir putih yang siap kau guyur

Agar
tidak ada lagi jejak-jejak keabadian kita

 

 

Purwokerto,
2020



 

Tadarus

 

Aku memandang sinar rembulan

Memancar kerinduan di tengah-tengah anak kota

Di bawahnya anak kecil bekejaran mencari sinarnya

Dengan melukiskan wajah damai

 

Saatnya bertadarus

Ia yang sempat hilang dari nafsku

Kugandeng setiap huruf-huruf suci

Dengan penuh kedamaian

 

Sedangkan anak kecil tetap riuh dengan dunianya

Saling menebar tawa

Di sepanjang garis hitam-putih

 

Sembari mendengar huruf yang mengudara

Maka berdamailah hati kita

 

 

Nurul
Ikhsan, 2020



 

Di bawah Air Terjun Kembar Denalo

 

Pagi meenunggu datangnya sinar mentari

Aliran menjemput kembara

Ditemani pepohonan nian lebat

Serta aroma yang membasahi pangkuan

 

Di bawah gemericiknya kembar denalo

Suara syahdu dimainkan

Dan kutengadahkan tangan pendosa

Di atas pantulan air yang percikannya

Mengalikan cinta dan kasih sayang bumi

Untuk tetap menjaga keasrian denalo

 

Dingin menembus tulang rusuk

Saat berada di bawahmu

Yang menghanyutkan api nafsu

Ketika aku sirami seluruh tubuh

Hanyalah kedamaian melekat dalam jiwa

 

 

Purwokerto,
Januari 2020



 

 

 

 

Penghujung
Hari

 

tak
lagi aku dengar gemuruh terompet akhir tahun ini

pun
warna-warni di langit sebagai isyarat pergantian

yang
aku lihat anak-anak tertawa berlarian lepas tanpa dosa

 

dalam
gambaran itu

ada
yang masih dikerangkeng orang tua

atau
ibarat belum lepas dari sapih sang bunda

tapi,

ada
juga kegembiraan meluncur bak

papan
skate board di pulau salju

pepohonan
dengan desiran gasir di akarnya

bintang
yang tak sudi melepaskan

pandangan
pada bumi

 

cukuplah
tanah perpijakan menjadi saksi

sebuah
pertanggungjawaban manusia

di
penghujung hari

 

 

Tanjungtirta,
Januari 2020



 

Anak Rantau

 

Kota selalu memiliki banyak cara

Mengajakku berkelana

Tapi di antara keramaiannya,

Waktu masih lihai menjemputmu

Bibir yang terlukis senyum

Saat pagi bersetia memeluk mimpi

Dan angin menyapa detak jantungku

Ibu,

Langkahku kau bekali dengan doa dan

Jabat tanganmu yang menghangatkan seluruh gigil

Melahirkan rasa yang selalu indah di mata

Keriputmu menyimpan kelemahanku dan

Sayu matamu memendam kerinduan

 

Meski pagiku telah kering dengan dongeng sebelum
tidur

Tapi bayangmu selalu datang menjadi pesta kecil

Di langit-langit kamar

 

Pada akhirnya, setelah aku mengembara pada cerita
tentangmu

Aku memelukmu

Kasih sayang mengepakkan sayapnya

Sampai wajahmu

 

 

Purwokerto,
Januari 2020



 

BERJUMPA WAJAH KERINDUAN

Untuk:
Dr. Fahruddin Faiz

 

Aku
terbangun dalam kesunyian

Dingin
yang membuat gigil

Serta
harum bunga melati menyengat ketenangan

Aku
menyapa jendela segera menyegarkan pagi

Melepas
kerinduan bersama tuhan

 

Matahari
datang menyapa bumi

Kulihat
wajah sendu di depanku

Matanya
terukir keikhlasan dan

Tangannya
menggetarkan syukur

 

Hari
ini kutemui wajah kerinduan yang

Sepanjang
malam sepanjang pagi

Hanya
bisa kudengar suaranya di balik layar

Kini,
kujabat tangan penuh kemuliaan

Kupandangi
wajah penuh kedamaian

Dan
kudengar pitutur luhurnya

 

Hari
keajaiban memeluk sukmaku

Mengalirkan
rasa takdzim

Hingga
Lima dzikir terus aku racik

Sembari
merenungkan cinta pemilik rindu

 

 

Purwokerto, Februari 2020



 

Bedug

 

Suara bedug mulai menggelarkan jamuan pada

Penghujung dahaga yang

Sepanjang siangnya bekerja membangunkan mimpi raja

Dia membangkitkannya ketika mata terpejam dan

Jasad masih tergeletak di pangkuan empuk istana

 

Dendangnya mengiringi asmaul husna yang

Didawamkan oleh sederetan makhluk berbau surga

Untuk menyemarakkan alam

Ketika penghuni langit dan galaxy saling bertasbih

 

Suara bedug berhenti nyaring

Saat raja dan sang permaisuri tengah menikmati
aroma

hidangan di meja sajian

Sedang para dayang diperbolehkann menengok
keluarganya

beberapa menit

Sampai suara bedug kembali diperdengarkan

 

 

Banjarnegara,
April 2020



 

Jembatan
Golden Gate

 

Masihkah
kalian ingat?

Cerita
di atas jembatan golden gate

Yang
merahasiakan wujud aslinya

 

Saban
pagi kita selalu duduk di lengkungnya yang emas

Saling
mendongeng, “pada zaman dahulu”

Sebelum
melanjutkan perjalanan untuk mengisi rasa syukur

 

Masihkah
terlintas dalam ingatan?

Ketika
jembatan yang kita tafsiri sebagai Golden gate ternyata

Roboh
akibat ulah kaki-kaki yang tak mampu diam

Akibat
ulah tangan yang selalu rusuh

 

Saat
itu, kita hanya bisa saling pandang dan

Mengukir
bahwa ini bagian dari takdir

 

Hingga
tiba saatnya angan menyebarkan tawa

Di
suatu malam pengantin untuk

Sesaat
melepas kerinduan

 

 

Tanjungtirta,
Mei 2020



 

PERIHAL
GEBRUS

 

Ketika
tanah telah siap ditumbuhi tanaman

Langit
mengalirkan syukur pada celah-celah kekeringan

Sementara
pekebun bersetia meracik dzikir dengan resep tersembunyi

Mereka
mengenakan sandang yang bahannya terbuat dari

Doa-doa
keluarga

 

Sabit,
cangkul, kemenyan dan tembakau

Menemaninya
menyempurnakan sudut-sudut lahan

Dengan
sabit, rerumputan dipangkas tanpa sisa

Dengan
cangkul, tanah digali sampai berbaur subur

Sedangkan
kemenyan, tembakau, beserta asapnya menjadi sisipan tenaga

Begitulah
pekebun memulai meramu

Hingga
menanam dan memanen bibit-bibit lestari

 

 

Tanjungtirta,
September 2020



 


 

Tentang
Penulis

 


Eka Yuli
Andani
, kelahiran Klaten. Dia beralamat
di desa Tanjungtirta, Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah. Dia mahasiswa PAI
dan bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) UIN Prof. K.H.
Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto.

            Beberapa karya
puisinya pernah termuat di Koran madura, Harian BMR fox, Majalah simalaba,
Nusantaranews, Negri kertas, Akar ranting daun, Cacatan Pringadi, Metamorfosa,
Jurnal Papandaan, Kajian Informasi Publik,
dan Tembi Rumah Budaya. Puisinya juga terhimpun ke
dalam antologi: Kelopak Cinta Bidadari (2018), Pilar Puisi 5 (2019), Imajinasi
Aksara (2019), Senja (2019), Menenun Rinai Hujan (2019), Potret Kehidupan
(2020), Mata Air Hujan Di Bulan Purnama (2020), Perempuan Ghirsereng Kumpulan
Sajak Penyair ASEAN 3 (2020), Antologi puisi khas sempena pertemuan dunia
Melayu 2020
dan Hujan Pertama
di Bulan Purnama (2021)
. Dia
dapat dikunjungi melalui Fb: Eka
Yuliandani atau Hp: 082324478916.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In