Musim Semi adalah WajahNya
Di kaki gunung Bulam di mana penuh dengan bunga per putih di
langit
tinggal seorang biharawan frater
Pagi ini dengan gaya Magdala Maria, dia mengatakan
ada suatu pagi ingin menangis
Pada siang hari, musim semi disebut KekasihNya
Hari yang menyentuh ujung pakaian putih
tetap terbayang di dalam mimpiku
tapi hari ini berhadapan KekasihNya sambil menerima bunga per
Tangan yang hangat mengalungi untaian bunga
Kekasih memeluknya bagaikan musim semi
Datanglah KekasihNya bersama musim semi
Baru sadar musim semi adalah KekasihNya
Musim semi adalah wajah KekashiNya
Pintu Gerbang Bunga
Sewaktu ke sana dapat menyentuh daging bunga
Gumpalan bunga putih berdiri di luar pintu
menanyakan apa sebabnya basah
sambil menjamah bahu
Mengikuti tali pusar yang bersih
tangan meresap tangan lain
terendam satu sama lain
Sambil melihat tangkai bunga yang mekar di rangka pintu
tiba di kuil Naeso yang bersejarah lama
menggulung erat bagian daging dalam yang longgar
dapat memasuki tubuh dalam pohon umurnya sudah seribu tahun
Penyebab basah dan rasa rabaan yang telajang
saling kusut menjadi satu
Tukang kayu Yesus membongkar beban di dalam tubuh
sambil tertawa menarik benang peninta
sedang mengukir bunga menjalar
Membongkar batasan, melipatkan bagian dalam bunga
Riwayat hidup daging yang basah
Tumpukan cerita kehidupan satu demi satu
Mengangkat sayap rumah tua yang akarnya bergerak
Membuka lebar pintu gerbang bunga begitu.
Celah
Celah adalah angin, benar-benar angin di celah-celah dalam mimpi
itu melihat sepasang sepatu karet hitam yang berjalan, di dalam sepatu karet
yang papar tanpa hidung bertiup angin dan mulai mengalir air sungai hijau terlihat
celah
Kini tak ada lagi celah jadi sakit hati pun tak terasa seandainya
ada celah dapat melihat hati yang dapat menyeberangi lagi sungai hijau yang
panjang
Setelah menyeberangi sungai hijau yang panjang dapat bertemu dengan
anak-anak kalau memeluk anak-anaknya dicium wewangian bunga rerumputan di dalam
mata menampung sinar sang surya membuka langit yang masuk di celah-celah urat
kecil saluran kapiler di dalam tuduhku.
(Diterjemahkan oleh Kim Young Soo)
Profil Penulis
dunia sastra lewat “Sastra dan
Kesadaran” tahun 1997.
Karyanya antologinya “Sayap Bawang
Merah”, “Bulan yang
Terbit di Tulang Onta”, “Tidur di dalam
Sisik Ikan Saurel”, “Pohon Holly
Beranak di Pelabuhan Induk”, dan lain-lain. Menerima Hadiah Penyair Seoul, Hadiah Penyair Hankuk,
Bintang Pelayanan Kuning.
Anggota Pavilyun Kesusastraan Kota Seoul, Anggota Komunitas Sastra ‘Salim’, Mantan Ketua Komunitas
Siwa Sanmun, Mantan Ketua Komunitas Pembacaan Puisi Gong-gan,
Direktur Komunitas Sastra ‘Midang’, Direktur Komunitas
Sastra Siwa Sanmun, Direktur Komunitas Sastrawan Katolik, Ketua Komunitas
Sastra ‘Seonun’, Anggota Komunitas
Penyair ‘Kwanghwamun’.