Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi Muhammad Daffa

Admin by Admin
28 Oktober 2021
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

MELIHAT
NEGARA MALAM HARI
 


Siaran tivi swasta. Makan malam bersama
kesunyian. Di beranda, cinta duduk

Dengan hati yang pincang. Perasaan,
diperas dalam botol-botol susu

Kucing-kucing bertamu dan mengetuk
pintu. Seorang ibu bersembunyi di baliknya

Menangisi negara yang menculik bapak
kita. Sedang apa di sana, kesedihan?

Seorang ibu menikahi malam dan bertobat
atas nama kegelapan

Ia yang terpukul atas bayang-bayang
sejarah, lelaki yang tak kembali

Pasca huru-hara sembilan delapan. Sedang
apa di sana, kesedihan?

 

Surabaya,
Juli 2021



 

 

BERSAMA
COCA-COLA

 

Budi dan Senin bertemu di sebuah taman

Berkisah tentang kota yang dihajar
kemurungan

Senin menawarkannya sebotol Coca-Cola

Seketika terkenang dengan Tuti Artic

Gadis yang pernah singgah dalam sajak
Chairil Anwar

 

Tuti Artic tiba-tiba muncul di hadapan
Budi

Nimbrung tentang kota yang masih
terkapar

Dihajar kemurungan. Tuti Artic mengajak
Senin dan Budi

Untuk khidmat sejenak bersama Coca-Cola

 

Coca-Cola naik birahi

Ketika jari-jemari Tuti mulai
menggerayangi Senin dan Budi

Ia bayangkan Tuti tamasya ke suatu pulau
di pinggiran kota

Mantap mantap bersama Senin dan Budi
yang keranjingan cinta

 

Surabaya,  Juni 2021



 

 

TUALANG
KHAYALI

 

Kau bertanya padaku tentang penyair-penyair

Yang bepergian ke bulan

Aku hanya tertawa kecil seraya terus
memikirkan

Sebenar-benar jalan menempuh yang khayal

 

Surabaya,
Juli 2021



 

 

OASE
PELARIAN

 

Ayat-ayat menghijau di keningmu, serupa
jejak keranda di pertengahan bulan yang khatam.

Aku 
mengaji hikayat api pada sepasang matamu, tapi dunia yang kubaca selalu
padam

Berulang kali ketika aroma musim menujum
buah-buah dosa yang memenuhi dadaku.

 

Kemana kita dibawa, cintaku, selain
pertanyaan-pertanyaan yang menolak jawaban.

Kemana tubuh kita akan berlabuh pada
akhirnya, selain menjelma teka-teki

Di antara riuhnya tangisan?

Seseorang di kejauhan, barangkali,
menunggumu dengan rindu yang latah

 

 Surabaya, April 2021



 

 

ELEGI
KARMILA

:
Rafii Syihab

 

Karmila dan anjing-anjingnya datang lagi
padamu di sebuah ahad. Haji Suri mewanti-wanti dengan ayat

Dan petuah ilahi. Nini Hudan menghujani
telingamu dengan celotehan neraka paling jahanam.

 

Tapi kau katakan dengan penegasan
tingkat lanjut, Karmila bukanlah si gila

Yang menyaru wali utusan surga. Dan anjing-anjing
yang jadi piaraannya

Bukanlah penyair kota yang berjuang
mati-matian menegakkan cinta.

 

Karmila mendekat ke arah tempatmu duduk
dan meminta seporsi sate ayam Haji Suri

Kau katakan padanya bahwa tokoh fiksi
tak seharusnya keluar dari buku harian si pengarang

 

Karmila membantahmu dengan mengatakan
bahwa ia dan anjing-anjing itu tengah berkelana

Dari sebuah masa di mana negeri sedang
mabuk-mabuknya dengan berita penculikan paksa

 

Surabaya,
April 2021



 

 

TENTANG
LANGIT YANG PERNAH KITA BAYANGKAN

 

Kita pernah membayangkan langit yang
tumbuh sepasang.

Aku menuliskannya sebagai bait-bait
sajak

Pada sebuah pagi yang meriah. Aku
membayangkan sepasang langit

Memeluk tubuhmu ketika kota mulai mekar
oleh riuh dan ancaman.

Orang-orang saling menjauh dari apa yang
kau sebut puisi.

Sementara kau dan aku tetap ditulis
sebagai melankoli dunia

Yang menolak kecengengan cinta.

 

Aku membayangkan sepasang langit tumbuh
di atas kita.

Membaca bayang-bayang kota yang tergesa
sembunyi

Ke sebalik doa ibu. Memanggil-manggil
namamu

Sebagai kanak periang yang haus akan
ragam permainan.

Sepasang langit adalah doa-doa yang
saling jatuh cinta

Antara riuh kota yang mengepung kau dan
aku

 

Surabaya,
April 2021



 

 

PUASA
KATA

 

Seorang penyair memilih semadi

Dalam keheningan puisi

 

Bibirnya komat-kamit

Merapal mantra rahasia

 

Konon dengan mantra itu

Segala macam imaji

Bakal berdatangan memeluknya

 

Surabaya,
April 2021



 

 

MENDENGARMU
SEBAGAI NYANYIAN

 

Aku ingin mendengarmu sebagai  nyanyian yang mengantar tubuhku ke
ranjang-ranjang gemetar

Lalu kau biarkan aku meraba kesedihan
pada parasmu yang belia, menakar cinta yang disajakkan.

Aku ingin mendengarmu sebagai nyanyian
yang terkadang melankoli, menelusup jauh ke relung birahi

Hingga tak bisa lagi kubedakan mana
suaramu yang jelas terngiang dan nyala gairah yang terbujur telanjang.

 

Aku ingin mendengarmu meski hari-hari
tak berjalan semestinya. Seorang pemulia kata jatuh cinta

Pada puisi yang di pandangan matanya
adalah sosok betina haus cinta, haus asmara. Seorang penyair

Jatuh cinta pada seseorang yang
ditemuinya di sebuah los pasar dan tak pernah kembali sejak hujan semerah
darah.

Aku ingin mendengarmu sebagai lagu-lagu
yang mengantar tubuhku ke ranjang-ranjang gemetar

Lalu biarkan aku meraba cinta yang
bersembunyi di sebalik tubuhmu: melankoli yang menolak gentar

Ketika relung birahi memekarkan
baris-baris puisi. Nyala gairah kian jadi!

 

Surabaya,
Maret 2021



 

 

HARI
DI MANA AKU MENUNGGU

 

Di seberang sajak ini, kau menghela
kata-kata yang dingin tercatat.

Aku membaca sebagian dari musim yang
tanggal

Hingga tak kutemukan diri sendiri
sebagai tualang tersesat.

 

Kau menungguku jauh di ujung perumpamaan

Diriku lebur dan menghilang di antara
berbagai kemungkinan

Namamu luput terucap. Tubuhku tertinggal
bersama kalimat sederhana

Yang dinukilkan hujan.  Di seberang sajak ini, barangkali, sejumlah
tafsir

Saling buru dan tikam-menikam, terlupa
pada jejak pelukan.

 

Surabaya,
Maret 2021



 

 

MUSEUM
DI KEPALAKU

 

Kepalaku sedang ramai pengunjung.
Seorang ibu menulis obituari tentang anaknya yang dijarah hantu-hantu dari
kitab sejarah. Seorang bapak menulis obituari tentang mimpi buruknya yang terus
mengejar dari kota masa lalu.

Orang-orang lainnya terus saja
berdatangan. Memintaku untuk membaca wajah mereka. Memintaku untuk mendengar
igauan panjang dari bibir mereka. Igauan-igauan itu memenuhi ruang di kepalaku.
Orang-orang terus berdatangan dan menggelar kesedihannya

Sepasang lansia membuka opera dengan
tajuk “cinta tak pernah manula”, sepasang kekasih mengadakan panggung pembacaan
puisi bersama para penyair ibukota

Kini kepalaku bukan lagi sekadar museum
bagi mereka yang ingin singgah berbicara, melainkan kota baru dengan sejumlah
kemungkinan-kemungkinan paling musykil, kian mengasingkan diriku yang lain ke
dalam jurang kehampaan

 

Surabaya,
Juni 2021



 

 

Tentang
Penulis




Muhammad Daffa, lahir
di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 1999. Puisi-puisinya dimuat di Koran Tempo, Majalah Mata Puisi,  Radar Banjarmasin, Banjarmasin Post, Radar
Tasikmalaya, Tribun Bali, Harian Rakyat Sumbar, Harian Analisa, Harian Rakyat
Sultra,
dan Koran Merapi. Dia mahasiswa
Sastra Indonesia, Universitas Airlangga, Surabaya. Buku puisi tunggalnya TALKIN (2017) dan Suara Tanah Asal (2018). Dia bergiat di grup daring “Kelas Puisi
Bekasi”(KPB).

 

 

 

 

 

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In