BERITA HARI INI
1/
hidup kita hari-hari ini adalah berita utama seluruh
dunia
rutinitas statistik dan angka-angka harian
tersaji apik dalam infografik
2/
percakapan kita hari-hari ini adalah ambang cemas
berita kematian berkejaran suntikan demi suntikan
ruang tunggu dan nomor antri vaksinasi
3/
masker dan antibodi juga kamar isolasi mandiri
suplemen hingga obat-obatan tak henti
mencegah mati; hari ini
2021
RUANG MAYA
1/
kata-kata yang melompat
tak kunjung menemukan dirinya
2/
percakapan di seberang layar
di gerbang sang waktu nanar
tak henti berpendar
3/
memasuki ruang dalam gawai
silih berganti tamu datang dan pergi
aku yang ini atau aku yang itu
saling lalu
2021
PESAN
SINGKAT
Pesan-pesan
mengigau sambil lalu
berdenting di jendela apung
Seseorang
enggan berbalas kabar
Dan sahabat
berkali mengirimkan keluhan
tentang
kekasihnya yang pergi
Kenangan
tergesa
berlompatan di sela jemari
Orang-orang
bergegas
laju kereta laju waktu
tapi bukan diriku
Sampai
kapankah
kita merasa
terasing
dari diri
sendiri
2021
LAYANG-LAYANG
1/
percakapanku dengan lamunan
gulali terjatuh di pematang
petang melayang pulang
2/
pesan-pesan dari kampung halaman
berselisih jalan dengan foto kekasih
dari negeri seberang
3/
angin bersahutan di kejauhan
dari pematang silam atau mendatang
silih bergantian datang
2021
WAJAH IBU
1/
wajah ibu adalah gurat paling tabah
doa hangat sepanjang subuh
penjaga dalam tidurku
2/
wajah ibu adalah ingatan pada selembar jurnal
berbait-bait puisi tak selesai
mengantar jalanku ke gerbang kehidupan
3/
wajah ibu adalah siaran televisi tak putus-putus
sekuen-sekuen fiksi dan citra
lakon hidup di ambang batas renungan
4/
wajah ibu adalah wastra aneka corak
elok terjalin tersepuh waktu
terpilin bersama hampa usia
2021
JALAN MENUJU RUMAH
di rimbun pilu masa lalu hari ini
mimpi masa kecil melerai diri
pada setiap palang kutuliskan nama
igau racau anak hujan gembala kemalaman
mencari petang riang dari buku harian silam
kepada siapa waktu menunjukkan arahku
mimpi masa kecil melerai diri
2021
SUNGAI MASA KECIL
aku adalah sungai masa kecil
selalu berseberangan dengan riak kata
dengan nasib baik
sungai masa kecil
tempat penyair kecil melipur
enggan bersua petang yang remang
tak ingin bersimpang arah
sungai masa kecilku
mengaliri retak-retak masa lalu
menemui lagi ingatan diriku
2021
DARI
PALMERAH
apalagi yang dimiliki kota
ini
selain waktu sesat dari
halte ke halte
ingatan yang melintas pada setiap jendela
tak kunjung sampai pada pintu yang dituju
masa depan adalah gadis kecil murung
kau tak mengenalinya
kau tak akan mengingatnya
2021
BATAVIA
Sebatang pohon tua di tikungan
seperti
kota yang kehilangan kekasih
jalan jalan kecil di kampung jauh
jadi
bayang penuh patung-patung lilin
Mereka tinggalkan
kotanya
rumah
rumah kastil
bendera setengah tiang
nyanyian keroncong
dari kafe kecil pinggiran
Balada
paruh masa lampau
potret
di rumah para noni
ingatan
di Batavia
gedung tua
kini pusaka kota
Di seberang stasiun
lelaki tua menawarkan ojek sepeda
sambil mengocehkan
setiap tinggalan
bandar besar
dan pelabuhan
tempat pertama
sejarah bermula
Ingatan
pada sebatang pohon tua
dan
mereka yang rindukan tanah kelahiran
meski hanya pekarangan kecil
warisan seorang Tuan
2019
KAFE BIRU DI SEBUAH JALAN KOTAMU
hanya gadis pirang itu yang masih setia
duduk di bangku kayu
menyeruput teguk kopi terakhir
bercerita tentang petang dan lelaki pengigau
di jendela biru itu waktu kehilangan teguknya
2021
Tentang Penulis
NI WAYAN IDAYATI, dilahirkan di Denpasar,
14 April 1990. Dia
menulis puisi, esai dan berita jurnalistik. Puisi-puisinya pernah diterbitkan di Pikiran Rakyat, Bali Post, Lombok Post, Radar
Banyuwangi, Jurnal Bali Sruti, Jurnal Le Banian (Prancis).
Esai-esainya dimuat Kompas.id, Koran Tempo,
Tribun Bali, Majalah Esensi &
Nuansa (terbitan Badan Bahasa), Bali Tribune
dan Katarupa.id. Bersama
Komunitas Sahaja Denpasar
dia aktif dalam kegiatan
kesenian, kebudayaan, dan diskusi sastra, serta
pembinaan komunitas kreatif.
Tahun 2020 dia meraih
Juara Utama Lomba Penulisan Kritik Seni yang diselenggarakan ISBI Bandung. Dia
lolos seleksi sebagai Penulis
Emerging pada Ubud Writers and Readers
Festival (UWRF) 2021. Dia diundang dalam Festival Sastera Internasional
Gunung Bintan, Kepulauan Riau (2019).
Karya puisinya juga terpilih dalam antologi
buku “Matahari di Bumi Blambangan” – Cerpen & Puisi
Pilihan Radar Banyuwangi 2018. Pada tahun 2018, puisi-puisinya lolos sejumlah
kurasi antologi puisi dan temu penyair, antara lain: Pertemuan
Penyair “Dari Negeri Poci 8: Negeri Bahari”
di Tegal Jawa Tengah; antologi “Senyum Lembah Ijen” dan Kemah Sastra
Nasional di Banyuwangi; Pertemuan Penyair
Asia Tenggara 2018 di Padang Panjang; Pertemuan
Penyair Nasional di Pematangsiantar;
antologi puisi bersama “Perempuan Memandang Dunia” oleh Komunitas Sangkar Buku di Mojokerto
dan antologi puisi bersama “Perempuan Bahari” (2019).
Diundang dalam Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) VI di
Jambi (2012) dan Bali Emerging Writers Festival (BEWF) 2015, sebuah
festival sastra tahunan yang merupakan bagian dari program Ubud Writers
and Readers Festival (UWRF). Masuk dalam Antologi Penyair
Terpilih Dari Negei Poci 6: Negeri Laut (2015),
39 Penyair Terpilih
Lomba Cipta Puisi “Di Bawah Payung Hitam”
Proyek Seni Indonesia Berkabung (2015), 50 Puisi Terpilih Lomba Cipta
Puisi Nasional Komunitas Kopi Andalas
(2013), 5 Besar Terbaik Lomba Cipta Puisi se-Nusantara (SCKS), serta 6 Besar
Puisi Terbaik RBSCKS (2012) yang diadakan
Fakultas Sastra Udayana (2012).
Puisi-puisinya terhimpun
pula dalam Buku Antologi Puisi Bersama: “Dendang
Denpasar, Nyiur Sanur” (2012), Antologi Puisi Pertemuan
Penyair Nusantara VI “Sauk Seloko” (2012), Antologi Puisi Bersama Lomba Cipta Puisi Komunitas Kopi
Andalas (2013), Antologi Puisi Dari Negeri Poci 6: Negeri Laut (2015), Buku Antologi “Dari Gentar Menjadi Tegar”
Komunitas Bergerak Seni Indonesia Berkabung (2015), Buku Antologi
Puisi “Klungkung” (2016), Buku Antologi Hari Puisi Indonesia 2016 “Matahari Cinta Samudera Kata‟, Buku
Antologi Puisi-Puisi Spritual dan Sosial “Kavaleri Malam Hari”, diterbitkan Abdurrahman Wahid Centre UI (2017),
“Dari Negeri Poci 8: Negeri
Bahari” (2018), “Senyum Lembah Ijen “(2018),
antologi puisi “Epitaf
Kota Hujan” (Pertemuan Penyair Asia Tenggara di Padangpanjang, 2018), antologi
“Perempuan Bahari” (2019) dan lainnya. Antologi puisi tunggal pertamanya berjudul “Doa Ikan Kecil”
terbit tahun 2019 (Yayasan
Sahaja Sehati).