Judul : Islam
Kejawen
Penulis : Ridwan Dkk
Tahun terbit : Juni 2008
Ketebalan : 184
ISBN :
979-9659-70-1
“Menungsa
urip teng dunya niku mboten nyantri nggih nyandi” Pernyataan ini berarti bahwa manusia hidup di alam dunia ini
terbagi menjadi dua, yaitu “nyantri” dan “nyandi”. Dua istilah ini digunakan
untuk memilah antara kelompok yang notabene muslim dengan pengamalan rukun
islamnya yang lima secara utuh, yang sering mereka sebut dengan Islam lima waktu,
dan kelompok muslim yang pengalaman rukun Islamnya hanya tiga (syahadat, puasa,
zakat), tanpa melakukan sholat lima waktu. “Nyandi” berarti poros keyakinannya
mendasarkan pada Punden, yaitu
tempat-tempat suci. Tempat yang paling dianggap suci adalah makam Kyai
Bonokeling.
Kejawen merupakan
campuran (sinkretisme) kebudayaan Jawa dengan agama pendatang, yaitu Hindu,
Budha, Islam, dan Kristen. Di antara percampuran tersebut yang paling dominan
adalah dengan agama Islam. Kejawen (Sinkretisme) adalah percampuran agama
Hindu-Budha-Islam. Meskipun berupa percampuran, namun ajaran kejawen masih berpegang
pada tradisi Jawa asli sehingga dapat dikatakan mempunyai kemandirian sendiri.
Agama bagi Kejawen adalah Manunggaling Kawula Gusti (bersatunya hamba dengan Tuhan).
Konsep penyatuan hamba dengan Tuhan dalam pandangan Islam putihan (santri)
dianggap mengarah pada persekutuan Tuhan atau perbuatan syirik.