Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-Puisi H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.

Admin by Admin
7 April 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

MATA MAUT

 

Mata maut menatap 

dukaku!

 

Tuhanku

Kuketuk pintuMu 

dengan peluk lapuk

 

Jalan panjang keabadian 

Telah tiba di pelupuk mata

 

Siap tak siap 

kusapa senyap

Menggigil jiwaku 

meratapi lorong gelap 

masa lalu

Sendiri dan yatim-piatu

 

Tuhanku

Hanya istighfar 

yang menjadi tikar

terakhirku

Bahkan dalam kubur

Terus kugelar istighfar itu

 

Semoga jalan berjelaga 

di masa lalu itu 

hanya fatamorgana

Semoga tabungan cinta 

dan amal rindu ini 

tak hanya sia-sia

 

Tuhanku

Berbekal akal 

Ternyata tak mampu menajamkan
pikirku 

Membaca Kekal

Dengan peta takwa ini 

kujalani tegak lurus 

akhir hayatku

 

Pada Kun firmanMu

Kuterima dengan tunai 

fayakun cinta ini 

Gus Nas Jogja, 31 Juli 2021





 

HIJRAH

 

Dalam hijrahku ada tapak kaki yang
mengucap sunyi

Mengikuti jejak nabi di rimba berduri

Kuberi nama puisi

 

Dalam puisi ada derap kata-kata 

Mengibarkan salam dedaunan di
keindahan alam

Kusebut ia rindu

 

Dalam rinduku kusebut nama

Menanti semesta kepastian untuk hidup
bersama

Kupuja ia dengan sebutan cinta

 

Dalam hijrahku akulah puisi

Dalam hijrahku akulah rindu

Dalam hijrahku akulah cinta 

 

Kuhijrahkan puisi dari rindu ke
cinta 

Dari cinta menuju Sang Maha
Segala! 

Gus Nas Jogja, 9 Agustus 2021





 

KEMERDEKAAN ITU

 

Kemerdekaan itu makrifat

Ia sempurna bagi ruhani yang telah
sampai 

Memerdekakan itu syariat

Ia berjuang untuk pembebasan jasmani
yang dipasung oleh nafsu dan syahwat

 

Sedangkan tarikatnya adalah mencintai
Ibu Pertiwi

Kemerdekaan yang tak menistakan dan
menodai bangsa sendiri

 

Kemerdekaan itu rumah megah tanpa
pintu 

Terbuka dengan segala macam pinta

Tangan menadah menatah doa

Hati menunduk menjauhi dosa

Atapnya cakrawala 

 

Di rumah kemerdekaan 

Kebebasan menentukan sendiri takdirnya

Akal budi merayakan jati diri

Akal sehat mengucap selamat

Tak ada yang lebih utama selain cinta

 

Di rumah kemerdekaan 

Agama dan kebangsaan saling menguatkan

Ekologi dan ekonomi tak saling
melukai 

Kebahagiaan dan kesejahteraan seiring
sejalan

Indonesia adalah rumah bersama

 

Kemerdekaan itu melestarikan 

Merawat alam semesta dengan kekuatan
cinta 

Memakmurkan bumi dengan keindahan hati

 

Kemerdekaan itu menyempurnakan
kemanusiaan

Mengembalikan pada fitrahnya

Gus Nas Jogja, 16 Agustus 2021






Tentang Penulis

           H.M. NASRUDDIN ANSHORIY CH. atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi
sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru
sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, H.B. Jassin,
Mochtar Lubis, W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di
berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan
Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya
berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah
nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar
Harapan
 dan lainnya.

 

           Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di
TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian
Writers Conference
 di National University of
Singapore
. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik
dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih
penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun
Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika.

 

        Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor
Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw
Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah
menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI;
menjadi konsultan manajemen; menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy
Mizwar. Tahun 2008 menggagas dan mendeklarasikan berdirinya Desa Kebangsaan di
kawasan Pegunungan Sewu bersama sejumlah tokoh nasional. Tahun 2013 menjadi
Pembicara Kunci pada World Culture Forum
yang diselenggarakan Kemendikbud dan UNESCO di Bali.


Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In