Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi Efen Nurfiana

Admin by Admin
23 Mei 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

DI KEDAI KOPI

 

di kedai kopi dekat rumahmu

di antara dua bangku berhadapan

penjaga kedai sibuk menyeduh kopi

aku bersandar, menunggu kau datang

 

telah kupesan coklat matamu beserta
restu bapak ibu

di sepanjang penantian, kuletakkan
napasku pada pipihan meja

dan berharap angin dapat
menerbangkannya, mengiringi langkahmu

 

di antara orang-orang berteriak memesan
gaji

aku tetap menunggu kau menepi

 

Purwokerto, 2022

 



 


PADA SORE ITU

 

di antara gerimis dan senja terbenam

merah gincu dan sorot di sudut matamu

menusuk wajahku yang pasrah

 

sore itu, taman kota dan waktu

yang menggulungnya

es duren dan kepergianmu tertelan
menakutkan

kita duduk di kursi panjang

yang hanya menyisakan kau dan aku

waktu yang memburu

mengertakan pandangan

 

sore yang cepat selesai itu

pulang bersama doa dan dahaga

 

Purwokerto, 2022

 




HARI INI RESMI MILIKMU

 

hari ini resmi milikmu

setelah kita bergunjing tentang kawanan
burung

dan memar sayapnya

pilar masjid dan warna kubahnya

anak kecil melambai dan

es kepala yang cepat habis kepunyaanmu

 

hari ini resmi milikmu

setelah cemas itu pecah tepat mengenai
kita

diam yang merekatkan, dan

kembang-kembang yang merekah selepasnya

 

hari ini resmi milikmu

kau mengikat diriku menjadi deretan
pohon

yang berdiri di sepanjang jalan

 

Purwokerto,
2022

 




DUA JAM

 

dua jam melalui menit ini. Akan kupanjat
lekuk wajahmu. Patah hati yang tak mampu menyentuhmu itu selalu berkeliling
diam-diam di kepalaku. Meski begitu, merah kuku dan senja matamu masihlah doa
yang terbenam di ujung malam.

 

pintu pulang dan satu jam pertama. Kita
saling mengarahkan rindu dan melingkarkan waktu tunggu. Tatapanmu, sepenggal
kalimat yang jatuh di pematang sawah.

 

dua jam pada menit terakhir. Lambaian
tangan melepaskan aroma parfum paling kuat. Mengarah tepat pada tangisanku.

 

Purwokerto, 2022

 




BERKUNJUNG

 

barisan sajadah mengekor panjang

peci putih, mukenah putih

hangat opor di kepala

 

dua teh diseduh

lorong batinku

merekahkan terik matamu

 

lalu siang hari, di ruang tamu

tuan rumah mengunci pintu

aku terperangkap di lingkar bahumu

 

Purwokerto, 2022

 




RIMBUN KEPALAMU

 

rimbun pohon di kepalamu

hanya menyisakan malam para petapa

sedang aku tetesan gerimis

yang hanya bergoyang di daunmu

bau tanah yang menguar setelahnya

menjelma akar-akar

;mengikat dan menelan diriku beriringan

 

Purwokerto, 2022

 




RUMAH

;tubuh,
aku dan kepergian di masa corona

 

tubuh yang aku pinjam sebagai rumah

kini tergeletak dan tertawan di tengah
kecamuk

ia telah berbaring seharian, menanggung
kecemasan

tubuh tua yang aromanya menjulur keluar

ke persimpangan jalan, ke arah tiada

 

kini tiba waktunya, tubuh pucat dan
letih ini

memintaku mencari-cari rumah

agar ia dapat tidur santai dan tenteram

memintaku mencari-cari keluarga, agama

atau sesama manusia

yang bersedia memeluk dirinya

 

tubuh yang terkantuk-kantuk

kemudian memintaku menggambar rumah

di tubuhnya sendiri

memintaku untuk memasukinya dan tidur
bersama

 

Purwokerto,
April 2020

 




PENTAS

 

pada pentas kali ini

kita dilarang telanjang

meski gairah di sela napasmu berlarian

menyingkap selendangku

kita sungguh tak boleh telanjang,
apalagi naik ke panggung

 

di antara kita malam berangsur lebur

meninggalkan pertunjukan

meninggalkan jalanan

meninggalkan hutang

menuju rumah-rumah, singgah-menyinggah

 

menjelang subuh, kau terkantuk-kantuk
menabuh gendang

aku telanjang sendiri di ranjang

 

Purwokerto,
13 April 2020





Tentang Penulis

Efen Nurfiana.
Bergiat di Komunitas Pondok Pena Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto dan
Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) Universitas Islam Negeri Prof. K.H.
Saifuddin Zuhri (UIN Saizu). Kini
ia menetap di Purwokerto, sembari berproses memperjuangkan pendidikan
Magisternya di Universitas Islam Negeri Prof.K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
Karya-karyanya termuat dalam beberapa antologi, koran dan media online. Dapat
dihubungi melalui Facebook Efen Nurfiana. Instagram Efennu.

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In