Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS

Admin by Admin
23 Juli 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

BAGAIMANA BISA KUTINGGALKAN IBU?

 

     
aku rumini, usia 28 tahun

     
asal desa candipuro

     
lumajang di kaki Semeru

     
namaku kemudian

     
tercatat di langit

    
dikenang di bumi

 

 

sejak
anakanak, ustad

mengajarkan
cintailah ibu

karena
rasulullah menganjurkan

“cintai
ibu melebihi dari

manusia
di bumi ini.”

 

demikian,
tiga kali kanjeng

nabi
menyebut ibu ketika

ditanya
siapa yang patut

dicintai
di dunia ini? “lalu ayahmu!”

 

lelaki
yang menikahi ibu

hingga
menjadikan aku ada,

adalah
orang yang keempat

untuk
dicintai

 

jadi
bagaimana bisa kutinggalkan

ibu
sendiri, dengan tubuh

rapuh.
tak lagi bisa berjalan

apalagi
lari dari buruan lumpur panas

yang
disemburkan semeru?

 

meski
berkalikali ibu menyuruhku

lari
dari kematian ini

berulang
ia tolak tanganku

memeluk
untuk membawanya;

“ibu
bahagia ada di rumah

ini,
menjaganya,” seakan

ibu
membisikkan itu di telingaku

 

aku
menatap wajah ibu

ke
dalam matanya yang

bening.
di situ, ya Allah,

kulihat
sajadah terbentang

hingga
ke langit lengang

“begitu
terang,” gumamku

dan
jalanjalan terbuka

ke
satu pintu: illahi

 

lalu
kupeluk erat ibu,

wajahnya
lekat di dadaku

dan
kuciumi ibu berjuta

kali.
tak kurasa lagi ketika

empasan
lumpur panas

mendorongku
dan ibu

ke
dekat dapur. berpeluk

dan
wajah kami berpupur

lumpur.
legam

 

“tapi,
kuyakin Tuhan

menerima
kami bahagia;

tangan
malaikat membopong

kami…”
suara Rumini

kini
kami dengar

dan
mencatat:

 

perempuan
indonesia,

menginspirasi
setiap anak..

 

      namaku rumini

     
hidup di candipuro

     
lumajang kaki semeru

     
kau saksikan aku mati

     
memeluk ibu amat kukasihi

                                    erat sekali

     
ibu yang bernama salamah

     
tertimbun dan mutung

     
oleh lahar panas

     

2021





 

STASIUN TANJUNGKARANG

 

pagi
tak mengucap salam padaku

namun
langsung menyilakan aku

duduk
di kursi tunggu. di luar

deru
kereta telah menunggu

 

ke
mana pagi ini ingin pergi?

 

rel
kereta yang masih dingin

dengan
gigil bertanya. aku

tak
sanggup menjawab; perjalanan

masih
jauh, tebaktebakkan belum

tentu
tertebak

 

rel
kereta api masih panjang

dan
tak akan pernah bertemu

 

namun,
apakah aku juga

akan
sampai di stasiun lain?

 

kau
kini yang mesti menjawab

 

2 April 2022



 

 


DI KURSI KERETA

 

di
kursi kereta yang belum bergerak

kudengar
jelas gigi gemeretak

ah,
bukan, tapi jantungku berdetak

seakan
ada yang menggoda

 

kelak,
ketika aku tiba di kotamu

yang
dulu memerammu jadi ranum

dan
aku senantiasa tergoda

ingin
seperti adam yang digoda

hawa
mencicipi buah itu

 

sampai,
sampai…

 

aku
memelukmu di kota

yang
dulu begitu asing

kecuali
kukenal ranummu

 

mencium,
memeluk

 

kereta
yang berpacu

dan
aku di kursi

yang
membuatku kaku

 

020422

 



 


TERSERET JAUH

 

sejauhjauh
perjalanan,

air
juga dalam pandangan

sejauhjauh
menyisir daratàn,

laut
dan sungai jadi pesisir

 

tapi,
bagaimana keberadaan

air
sekarang?

 

sumur
yang bau karat

pakaian
jadi kuning,

warna
besi tua

 

siapa
yang ulah?

“telah
tampak kerusakan

di
bumi kaŕena tangan

manusia,”
Tuhan mengingatkan

 

dan
kita terus menggali tanah

               sedalamdalamnya

melubanginya
jadi tambang

biarpun
kelak kita bimbang

:
tenggelam bersama!

 

ditimbun
air yang

bergelombang
amat besar

 

bah?

tsunami?

 

ah!
aku dan kau sudah terseret jauh

bukan
ke kapal nuh

 

bukan…

 

Maret 2022



 


 

BUMI: AIR DAN TANAH

 

bumi
ini ada karena air dan tanah

Indonesia
disebut negara

sebab
punya tanah air

manusia
tanpa air, tak

‘kan
lama bertahan

 

maka
telah tampak kerusakan

di
bumi, siapa dia?

air
yang berlimbah

sampai
ke rumahrumah

hutan,
gunung, bebukitan

yang
kini rusak parah,

siapa
pula yang rakus itu?

 

tanah
ditambang

air
dikuras

siapa
yang korban?

 

2022

 

 

 

 

Tentang
Penulis

 

Isbedy
Stiawan ZS
, lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan
sampai kini masih menetap di kota kelahirannya.

Ia menulis puisi, cerpen, dan esai juga
karya jurnalistik. Dipublikasikan di berbagai media massa terbitan Jakarta dan
daerah, seperti Kompas, Republika, Jawa
Pos, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Media Indonesia,
Tanjungpinang Pos
, dan lain-lain.

Buku puisinya, Kini Aku Sudah Jadi Batu! masuk 5 besar Badan Pengembangan Bahasa
Kemendikbud RI (2020), Tausiyah Ibu masuk
25 nomine Sayembara Buku Puisi 2020 Yayasan Hari Puisi Indonesia, dan Belok Kiri Jalan Terus ke Kota Tua
dinobatkan sebagai 5 besar buku puisi pilihan Tempo (2020).

Buku-buku puisi Isbedy lainnya, ialah Menampar Angin, Aku Tandai Tahilalatmu, Kota
Cahaya, Menuju Kota Lama
(memenangi Buku Puisi Pilihan Hari Puisi
Indonesia, tahun 2014): Di Alunalun Itu
Ada Kalian, Kupukupu, dan Pelangi
, dan Kau
Kekasih Aku Kelas
i (Siger Publisher, 2021), Masih Ada Jalan Lain Menuju Rumahmu (Siger Publisher, 2021), Tersebutlah Kisah Perempuan yang Menyingkap
Langit
(Teras Budaya, 2021), Buku
Tipis untuk Kematian
(basabasi, 2021), Mendaur
Mimpi Puisi yang Hilang
(Siger Publisher, 2022) dan Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan (Siger Publisher, 2022).

Kemudian sejumlah buku cerpennya, yakni Perempuan Sunyi, Dawai Kembali Berdenting,
Seandainya Kau Jadi Ikan, Perempuan di Rumah Panggung, Kau Mau Mengajakku ke
Mana Malam ini?
(Basabasi, 2018), dan Aku
Betina Kau Perempuan
(basabasi, 2020), Malaikat
Turun di Malam Ramadan
(Siger Publisher, 2021).

Isbedy pernah sebulan di Belanda pada
2015 yang melahirkan kumpulan puisi November Musim Dingin, dan sejumlah
negara di ASEAN baik membaca puisi maupun sebagai pembicara. Beberapa kali
juara lomba cipta puisi dan cerpen.

Proses kreatif Isbedy Stiawan ZS menjadi
tesis Pascasarjana Fitri Angraini di FKIP Universitas Lampung (Unila) kemudian
terbit sebagai buku bertajuk Dunia
Kreatif Isbedy Stiawan ZS
(editor Maman S. Majayana, Penerbit Aura
Publisher).

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In