Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi Latief S. Nugraha

Admin by Admin
10 Juli 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

 MONTSERRAT

 

pada sebuah drama Emmanuel Robles

 

Montserrat
diseret prajurit penjaga penjara

di sore hari
yang tak pernah ia jumpai sebelumnya.

Senja yang
temaram akan menghunjamnya

disertai enam
orang tanpa dosa.

 

Izquierdo memainkan
perannya

—demi martabat
Spanyol

“Di mulutmu,
Montserrat…” gertaknya

“Simon Bolivar
akan mati konyol!”

 

Montserrat
bergeming.

Nama yang karib
itu telah jadi asing.

 

Yogyakarta,
2018



 


 

LUBANG

 

Sejak segala
yang asing singgah

dan bermukim di wilayah
ini

tak ada alasan
sehingga alas wayah

tak menjadi
rawa-rawa

yang membenamkan
lembah,

liang-liang
rawan, orang-orang papa,

kebun kelapa
sawit, dan ladang lada.

 

Bijih timah
mesti diangkut lewat jalan merah

berdebu merah,
di tengah udara panas

likat angin laut
—juga balada,

setelah tulah
serapah pahit lidah

menjadikan cemar
permukaan rawa

dan permukaan
tanah bera.

Membekas, persis
jejak anjing di lumpur

bercampur pesing
kencing dan amis darah.

 

Lubang ini luka,

tapi orang-orang
lupa.

 

Bangka,
2018



 


 

MENGIKUTI
GOOGLE MAPS

 

di google maps
aku tak mencium bau tanah

hanya ada
petunjuk arah,

kita bergantung
padanya

meskipun tak
begitu percaya.

 

sesekali kita
mesti berhenti

memastikan
kebenaran suatu jalan

lewat satu anak
panah

yang
dilentingkan sebuah usapan

 

sebelum kita
benar-benar tersesat

 

Yogyakarta,
2019



 


 

LINTASAN

           

Pierre
Bourdieu

 

Ada banyak alasan.

Orang-orang
menghabiskannya

saat terjaga di
hari Sabtu,

tapi mereka membayangkannya tetap utuh.

 

Hanya tersisa
tempat tidur

dan kalimat-kalimat panjang

yang sulit dibaca,

tentang sepotong dunia.

 

Semua peristiwa tak terelakkan

dari kehendak.

Suatu medan pertarungan

demi memenangkan pertaruhan.

 

Yogyakarta, 2014-2019





 

MERINGKAS KARL MARX

 

Bukankah peristiwa
demi peristiwa

bercabang-cabang
saling silang bertentangan?

 

Pagi menerbitkan surat kabar untuk diacuhkan

para buruh yang belum menerima upah,

—tapi mengancam para pejabat

yang mengingkari sumpah.

 

Ia dituduh mengacaukan ketenteraman.

Ia diusir dari Koeln. Pemikirannya dibunuh.

Ia dirundung kemiskinan dan penyakit

kehidupan kelabu di pengasingan, diabaikan.

 

Dan, di British Museum London

ia tulis suratan nasib yang tak bisa disangkal,

—Das Kapital

ketika pahlawan-pahlawan

dan tokoh-tokoh martir romantik lahir.

 

Tapi, Marx, kapan pun

hidup dalam keremangan meja tulis dan ruang baca.

Ia menjadi bahasa seorang pembawa pesan

yang memperingatkan dan mengecam

perintah kekuasaan.

Sebab, tanpa musuh dan perang, tak ada pertempuran,

tak ada kepandaian, tak ada perdamaian!

 

Ia sadar, pengetahuannya bukan sekadar ramalan usang

yang kekal bertahan bertahun-tahun di masa lampau,

tapi kelak akan bergegas melampaui abad sembilan belas.

 

Seorang Karl Marx, sebuah ruang kelas.

 

Yogyakarta, 2019



 



DI STASIUN

 

Kereta
membawa
tubuhku ke kota-kota
termasyur

Membiarkanmu menunggu dan berlalu

Di luar jendela

 

“Sesungguhnya, kita tengah menjauh atau mendekat?”

 

Yogyakarta, 2020





Tentang Penulis

 


Latief S. Nugraha, lahir di Kulon Progo pada 6 September 1989. Ia mengenyam
pendidikan tinggi di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad
Dahlan (lulus 2011) dan Program Pascasarjana Ilmu Sastra, Universitas Gadjah
Mada (lulus 2014). Ia membuat puisi, cerpen, esai, dan artikel yang
dipublikasikan di sejumlah media massa dan beberapa buku bunga rampai.  

Sejak 2010 menjadi cantrik
sekaligus carik Studio Pertunjukan Sastra yang setiap bulan rutin
menyelenggarakan acara Bincang-Bincang Sastra di Taman Budaya Yogyakarta.
Bersama Fitri Merawati dan Afrizal Oktaputra membentuk kelompok musik puisi
NanKiNun – sebuah nama pemberian Umbu Landu Paranggi. Bukunya yang sudah
terbit,
Menoreh Rumah Terpendam (Interlude, 2016), Pada
Suatu Hari yang Mungkin Tak Sebenarnya Terjadi
(Interlude, 2020), dan
Sepotong Dunia Emha (Octopus, 2018; Shira Media,
2020).

Kini ia menjadi redaktur
pelaksana Majalah Sastra Maiyah Sabana dan redaktur Majalah Budaya Matajendela
Taman Budaya Yogyakarta. Selain itu ia bekerja selaku
konten kreator untuk kanal YouTube Creatief yang berisi
profil seniman dan budayawan dalam program “berkunjung”. Untuk berkorespondensi
dapat mengirim surel ke
snugrahalatief@gmail.com atau Instagram @latiefsnugraha.

 


Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In