Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi M. Irfan Hidayatullah

Admin by Admin
3 Juli 2022
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

 

YANG HARUSNYA
DIGUYUR HUJAN

 


Yang diguyur
hujan harusnya kepalakepala mengepul di depan gawaigawai panas itu. Mereka yang
memproduksi kebencian sambil makan cemilan; mereka yang mengarak perdebatan di
medsos sambil tergelak; mereka yang mencari uang dari mengarangngarang
kesalahan; mereka yang sudah takpunya urat malu dan… Ah sudahlah…

 

Yang diguyur hujan harusnya kepalakepala mengepul di depan gawaigawai
panas itu. Bukan, bukan hanya untuk mendinginkan otak mereka, tapi biar
kerontang dan tandus kemanusiaan di sana terguyur air dari langit yang akan
menumbuhkan akarakar di tanah fitrah mereka yang tlah retak dan sengit.

 

Ya, Tuhan.. Seharian Engkau telah menguyur kami dengan rahmat-Mu.
Seharian pula kami berselimut sambil menyaksikan hirukpikuk diri sendiri…

 

Derwati, 8/2/21



 



YANG BELUM
DITUNAIKAN BUKAN SEKADAR JANJI

 


Janjijanji
yang belum ditunaikan adalah air mata pada doa mohon panjang usia. Misteri
adalah dirimu sendiri yang sering sombong karena kekuasaan. Dan kefanaan adalah
fiksi yang setengah kau percayai. Bukankah setiap hari bisa diciptakan cerita
baru untuk harapan baru untuk menutupi janji lama? Gumam itu salah satu denting
pada hirukpikuk sukmamu.

 

Janjijanji yang belum ditunaikan adalah air mata pada doa mohon panjang
usia. Pada jarum panjang waktu ada yang terseretseret sambil tertunduk lesu.
Sudahlah, jalani saja bersama kegelisahan itu. Setidaknya ada air mata yang
jadi saksi sedetik penyesalanmu.

 

(hanya jika sadar dia mengganti musik hingar di headset itu dengan
surat Al-Ashr)

 

Derwati, 10/2 /21



 


 

YANG TAKPUNYA DAYA
ITU TAKJUB

 


Yang takpunya
daya itu takjub melihat hujan di balik kaca jendela. Dan dia takmampu
menghitung sesuatu di atau dari sana. Tempias yang bening, haru yang hening,
indah yang denting.

 

Yang takpunya daya itu takjub melihat hujan di balik kaca jendela.
Tubuh lelahnya lungkah hampir ambruk ke tanah. Pertanyaan adalah hujam yang
takhenti jatuh di aspalaspal mendengus setelah 
seharian ditimpa matari. Hanya sehela napas segala kan hempas?

 

(Dia takberani melihat kalender saat sadar bahwa usia bisa usai kapan
saja)

 

Boscha, 18/02/21



 

 


YANG MENGGIGILKAN
SUBUH ADALAH DOA DARI SUDUT SESAL

 


Takada penyesalan abadi, gumamnya. Hanya saja, ia sedang merasakan
sayatan  tipis pisau do(s)a di sekujur
jiwa. Namun, tetap, takada penyesalan abadi, pungkasnya. Ia seka perih terakhir
yang sebentar lagi meleleh di sudut mata
.

 

Subuh yang menggigil ia peluk dengan segenap upaya. Ia bangkit menuju
jendela dan membiarkan dirinya menelusup pada poripori kesegaran; pada daun
pada embun pada remang yang ngungun.

 

(beberapa getar dari gawai yang ia simpan di meja kerja menandai
dimulainya pertarungan itu)

 

Derwati, 19/02 /21

 



 

 

 

YANG TERDUDUK DI
POJOK HENING

 


Adakah hening bisa menghibur gundah?

Bagaimanakah cara hening berujar mendedah?

Apakah wujud hening seperti suwung pada mata saat terpejam pasrah?

Bisakah ia dipeluk saat jiwa terlampau lelah?

Mungkinkah ia bergelayut pada gegulir air mata sebelum pecah basah?

Atau serupa lapat dedoa ibu yang bersungkur pada sajadah?

 

(Yang terduduk di pojok hening adalah kau yang diserbu bising
pertanyaan taksudahsudah)

 

Eyckman, 27/02/21

 

 

 

 

 

YANG MENGHITUNG
DESIR DIRI DI DASAR HARI

 


Motor yang dilajukencangkannya menembus hujan

menemani zikir sore sang pengelana.

Yang basah hanya semesta; bibirnya tetap kering di antara lafaz kesadaran

Ooh, jarak… kau rentangkan sedemikian rupa syariat dari hakikat

 

Jiwa yang menungganginya tidak di situ

Ia bertamasya pada artefak dosadosa yang serupa perangkap lubang jalanan diselimuti
genangan

Ooh, jebak…kau hanya bisa diindra oleh makrifat rodaroda jiwa yang
menyatu dasar kefanaan.

 

(perjalanan jauh tak dirasakannya karena ia sedang melakukan perjalanan
dalam)

 

Derwati, 8/03/21

 




 

YANG TAKBISA
BERUBAH KARENA TAKMAU BERUBAH

 


Ini perihal aku bukan orang lain

Ini perihal waktu dan segala keputusan batin

Ini perihal perilaku dan manajemen segala yang mungkin

Ini perihal sikap dan pergulatan yakin takyakin

Ini perihal lupa yang membuatmu semakin

Ini perihal sajak bukan mainmain.

 

1 April 2021



 

 

 

YANG TERTUNDUK
MENDENGAR SAJAK DIBACAKAN

 


Bukan, bukan kau yang menembuskan makna,

tapi semesta. Dan kini

ada yang tertunduk dibebani berlapislapis ingatan.

Pada sebuah bangku berdebu di trotoar jalan ibu kota ia merapal Doa.

 

Bukan, bukan karena seperangkat bom yang disembunyikan di balik jaket
kebodohan ia bergetar

tapi oleh secuplik nelangsa.

Bangsaku oh, Bangsaku.. Terdengarkah sajak Rendra, Chairil, Taufiq,
Mustofa Bisri, dan Amir Hamzah dizikirkan dedaun jatuh?

 

Kebayoran Baru, 2/4/21 



 

 


YANG TERSUMPAL WAKTU TERSEDAK
MAKNA

 


Napas tersenggal itu ia rasakan benar

Kematian dan kepahaman serentak menjalar

Pada degup satusatu jantung tersenggal menuju kelar

ia tetiba melihat lanskap yang menenggelamkan kabar

tentang esok, diri, dan harapan yang pudar

 

(Pada dinding gawai kulukis mural untuk otakku yang begitu berkuasa
dengan kalkulasi untung rugi dan presisi prediksi melalui survaisurvai
suarasuara pendukungpendukung yang penuh loyalitas pembenaran sehingga….)

 

Derwati, 8/9/21



 



Tentang Penulis

 

M.
Irfan Hidayatullah
adalah seorang di Prodi
Sastra Indonesia Unpad. Buku kumpulan puisi yang sudah diterbitkannya adalah Perjalanan
yang Bulan
(Pustaka Latifa, 2007), Reriak Jiwa (Qua Wacana, 2015), Ada
Titik Menari Samar Sekali
(Balatin Press, 2018), dan Mendaras/Kompisisi/Senja
(Yayasan Mata Pelajar Indonesia, 2022).


Irfan bisa dihubungi di berbagai platform media
sosial: @hidayatullahirf (twitter), @hidayatullahirfan (FB dan IG),
@mirfanhidayatullah (Tiktok), M.Irfan Hidayatullah (youtube), dan di laman
pribadinya www.irfanhidayatullah.com. Hp.
081395133301

 

 

 

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In