Bismillah
Munqothiah #2 dibuat pada 2021, menggunakan cat
akrilik dan tanah pada kanvas berukuran 70 x 70 cm. Karya Umar Faruq ini
merupakan visualisasi dari Bismillahirrahmanirrahim. Ayat tersebut
merupakan bentuk dari kasih sayang Tuhan, mengawali surah Al-Qur’an kecuali
surah At-Taubah. Selain itu, Bismillahirrahmanirrahim dipercaya oleh
masyarakat Islam sebagai surah yang memiliki banyak keutamaan, diletakan dan
dipakai untuk mengawali segala bentuk kegiatan.
Sebagaimana
disampaikan Umar Faruq, bahwa sebagai suatu yang dipandang memiliki banyak
keutamaan, Bismillah Munqothiah biasanya dipakai oleh keluarga Umar Faruq,
terkhusus ayahnya. Bismillah Munqothiah digunakan sebagai obat dari
penyakit-penyakit, biasanya ditulis dengan huruf terpisah-pisah di dalam piring
atau ditulisan pada bahu orang yang sakit menggunakan minyak zaitun dan minyak
zakfaron.
Karya ini dibuat
dengan teknik blok dan teknik lelehan, yang kemudian dilukiskan pada kanvas
menggunakan cat akrilik. Karya ini secara garis melukiskan abstraksi dari
bentuk huruf-huruf yang tertulis dalam lafal Bismillahirrahmanirrahim.
Warna kuning kecoklatan hitam dengan sedikit aksentuasi seperti titik dan
garis-garis digunakan sebagai visualisasi atas lafal tersebut.
Selain daripada
konsep Bismillah Munqothiah yang merupakan sebuah obat, konsep Bismillahirrahmanirrahim
yang diangkat oleh Umar Faruq sebagai karya ini memiliki garis ide dan ekspresi
yang relatif tepat dalam mengungkapkan nilai religiositasnya. Kiprah Umar Faruq
sebagai seniman tidak mengurungnya pada interaksi simbol, tetapi mengawal
perjalanan spiritualitasnya. Ketika dikaji secara substansi, term pada karya
Umar Faruq mengarah pada keruhanian yang bergerak pada hubungan manusia dengan
Tuhan. Bagian optimal yang menyatu dalam karya-karya Umar Faruq adalah
pengalaman spiritual dan domain iman yang bersama-sama berdiri sebagai
orientasi karyanya.
(Efen Nurfiana)
Umar Faruq.
Merupakan seniman berkelahiran 1996, Purworejo, Indonesia. Faruq mengenyam
pendidikannya di Institut Seni Indonesia Yogayakarta. Dalam dunia seni, ia
banyak mengantongi penghargaan di antaranya Juara 3 Seni Lukis Kaligrafi
(POSPEDA) tingkat Provinsi di Semarang 2013; Juara 2 Kaligrafi Contemporer
(POSPEDA) tingkat Provinsi Jawa Tengah di Semarang; Juara 1 Pekan Seni Antar
Pondok Pesantren di Purworejo; Penghargaan Masyarakat Berprestasi dari Bupati
Purworejo; Juara 1 Kaligrafi Contemporer (AKSIOMA) tingkat Provinsi Jawa Tengah
di Solo; Harapan Satu Kaligrafi Contemporer (AKSIOMA) tingkat Nasional di
Malang 2014; Penghargaan Masyarakat Berprestasi dari Bupati Purworejo; Juara 3
Kaligrafi tingkat SMA/MA/SMK se-JATENG & DIY; Juara 1 Sketsa DIES NATALIS
UGM ke 33 tingkat Mahasiswa di Pasca Sarjana UGM; 10 Karya Terbaik Pameran
Angkatan Seni Lukis 2015 Dasar di ISI Yogyakarta 2018; Juara 1 Lomba Melukis
tingkat umum se-Kabupaten Purworejo di Kodim 0708; Penghargaan Pesrta Pameran
[Re]Kreasi Garis di Galeri Nasional Indonesia; Penghargaan Peserta Melukis
“BARI TITIK NOL” Dari Museum Basoeki Abdullah di Yogyakarta; Juara 1
Kaligrafi Kontemporer Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Jawa
Tengah; Penghargaan Peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional XXVII
di Provinsi Sumatra Utara 2019; Juara 3 Lomba Mural KPU Jateng di Taman Budaya
Raden Saleh Semarang; Juara 2 Cabang Khatthil Qur’an Kontemporer Putra
Musabaqoh Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN), Darussalam Banda Aceh; Juara
1 Kaligrafi Kontemporer Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kota
Yogyakarta 2021; Juara 3 Mural POLRES Purworejo. Faruq aktif menggeluti dunia
seni hingga saat ini.