YANG PERTAMA
aku
mengimani yang pertama
biar
bagaimanapun, yang kedua dan ketiga
tidak
akan pernah terjadi jika yang pertama
tidak
pernah ada
mayat-mayat
bertumpukan
di
antara kepulan
mayat-mayat
mulai bertumpukan
ketika
mereka turun ke tanah lapang
mengapa
tak terima kekalahan satu hari?
bukankah
kekalahan itu yang nantinya akan membesarkan kita?
hari
itu akan tiba
perkumpulan
kian besar
duka
mengenang hanya berlangsung dalam hidup ibu
ia
hanya mengerti bahasa membenci
dan
kebencian entah bagaimana mengekalkan dendam.
2022
AWALNYA
aku
mulai berkata kasar sejak bertemu wadam ini,
sejak
tersesat di persimpangan,
sedang
ia mempersalahkanku atas hal itu
sejak
aku membawanya ke gerbang pujasera
sementara
aku justru turun dari daun
sejak
ia tidur di ranjang mungilku
dan
tak dapat diam
juga
mendengkur lebih dahulu
karenanya
aku memutuskan lantai sebagai kekasih
malam
itu, meski tak terbalas
ia
akan menamakan dirinya begitu karib
ia
akan mengambil apapun, sandang pangan
ia
akan mengembalikan hanya setelah aus dan tak layak
sejak
ia selalu berada di perawanan
dan
aku masih merangkak di daratan
sejak
aku membatalkan rencana-rencana
dan
ia menyebutku anjing, menyebutku babi
hanya
karena api di sepasang matanya
ia
selalu melihat dengan api itu
dan
api selalu melihat kecacatan
ia
tak pernah melihat dengan hati
atau
tak lagi berhati
sejak
ia menyuruhku hidup sekaligus mati
sejak
ia menyuruhku sabar sekaligus terus mengejar
sejak
ia membeli lukisan-lukisan dari kota sedang aku, sahabatnya ini, seorang
pelukis
sejak
ia membandingkan nasibku dengan nasibnya.
2022
ALASAN TIDUR
ia
tak dapat menemukan alasan,
mengapa
ia harus tidur?
bangun
pagi-pagi sekali
tidak
ada tubuh yang musti direbahkan
agar
lelah lekas terimpit dan kegerahan
apalagi
saat menyerang telinganya dengan kata
bangun
tidur nanti,
ia
membasuh hatinya dengan wudu
ia
akan berangkat kembali, menjelangi.
2022
CETAKAN PERTAMA
si
penulis mencetak buku berlebih
dan
berpikir seseorang mungkin akan membelinya
ia
akan lebih sering mengemas
pergi
ke jasa pengiriman
dan
memperoleh uang
yang
tak seberapa karenanya
sebelum
bersua anai-anai
jangankan
cetakan ketiga
cetakan
kedua saja
belum
pernah ditempuhinya.
2022
CETAKAN KEDUA
—setelah
saling dibicarakan
dalam
satu ruang
kerumunan
nyaris menyayat nafasku
orang-orang
ini berbaris
akulah
pemberi goresan
betapa
malang mataku
ia
selalu menangkap lengkung senyum
ketimbang
air mata haru
sedikit
saja kata-kata
mampu
membuat buku itu jadi berharga.
2022
CETAKAN KETIGA
wujudkan
yang pertama
lalui
yang kedua
jika
sudah, akan kubuka buku ini.
2022
ISI HATI WANITA
lalu
aku tidur dengan beberapa lelaki
dan
kau tak pernah tahu
aku
hanya mencintai mereka-mereka yang lebih tua
dan
kau tak pernah tahu
aku
tak di mana-mana saat berkata ‘aku tak di rumah’
dan
kau tak pernah tahu
aku
merasa di dalam kungkungan, sekalipun aku berada di ranjang
dan
kau tak pernah tahu
aku
nyaris gantung diri saat kau menyebutku pengangguran
dan
kau tak pernah tahu
aku
menangis di dalam hati,
bagaimana
setiap aku mengunjungi rumahmu
dan
kau mengejawantahkan presentasi keberhasilan itu:
lemari-lemari
kayu, dinding marmer,
cawan-cawan
emas, setumpukan sutra,
dan
gandum, dan jagung,
dan
anggur,
aku
dan ibumu berada di antara kerinduan
pada
anaknya, pada (mantan) sohibnya,
dan
kau tak pernah tahu.
2022
BERSIKAP JUJUR
aku
sebenarnya tidak bekerja
tapi
tak mengindahkan tawaran
tampil
di radio dan televisi,
perkenalkan
kekasih sejatiku, puisi
apalagi
pulang dengan tangan kosong
di
saat-saat seperti inilah
aku
tersadar bahwasanya puisi hanya kata-kata belaka
bahwa
keindahannya hanya angan
yang
bagus akan mendapatkan surat
:
penolakan, sedang
yang
membosankan akan ditampilkan di koran-koran.
2022
UPAYA MEMANGGUL
CANGKUL
aku
tak sedang menukar ibadahku
dengan
obrolan
aku
mengobrol setelah upaya
memanggul
cangkul
begitu
banyak kehidupan di pekuburan
bahkan
kenangan
namun
pelangi tercipta dari rahim cerita
kau
tak akan paham
betapa
indahnya pelikan
sampai
kau terbang bersamanya.
2022
Tentang Penulis
Aris Setiyanto lahir 12 Juni 1996. Karyanya termuat di media daring maupun
cetak.