Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.

Admin by Admin
26 Maret 2023
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter


SELAMAT MALAM, TUAN ERDOGAN

Selamat malam, Tuan Erdogan

Doa berkekuatan 9,9 skala richter mengguncang jantung

Meluluhlantakkan ribuan rindu dalam munajatku

Turki kelabu

Berduyun-duyun malaikat bertasbih di rumah duka

Berkabung dalam tangis membisu

Kugali kubur-kubur itu dalam darah-dagingku

Sayatan duka bertambah menganga

Dukaku dan dukamu bertemu setajam sembilu

Selamat malam, Tuan Erdogan

Kukirimkan selimut hitam dalam bait-bait puisi

Sebagai kafan yang lusuh

Dan nisan rahasia para yatim-piatu

Teriring cinta seputih melati

Kuhidangkan tempayan doa

Kepada 20.000 syuhada yang mengepakkan sayapnya menuju Cahaya

Gus Nas Jogja, 9 Februari 2023



VONIS MATI

Setelah palu diketukkan dan vonis dibaca

Pasal dan sesal bersenggama

Lelaki bengis itu akan mati menyusul anak angkatnya yang teramat sadis dibunuhnya

Dia pulang dengan bekal celaka mengunjungi rumah abadinya di kerak neraka

Ditemukan simpul sesal dan puncak derita dari pangkal paha dan belahan dada

Rujak paling pedas dari ramuan kuno harta tahta dan wanita 

Matinya itu matinya mati 

Ajalnya ajal Dajjal

Ia bunuh anak-cucunya dengan berondongan peluru

Di kerak neraka ia dipenjara lalu membusuk bersama bangkai babi dan celeng kurapan

Pesta paling meriah dari ribuan belatung dan lalat hijau sedang berdansa

Takdirnya abadi menenggak nyeri

Tidak akan hidup lagi bersama jutaan kesengsaraan yang setia menemani dalam kuburnya 

Percuma saja ia bersilat kata dan berlagak menjadi pendekar penuh digdaya

Sebab semua kilahnya sudah patah oleh saksi kunci bernama nurani

Hidupnya dikalahkan hasrat keparat hingga sekarat dan ajalnya dibuai jiwa jumawa 

Lalu ia tembak Joshua tepat di jantungnya!

Entah tersebab apa ia dibakar rimba amarah

Lalu ia tembakkan timah panas lima kali tepat di dada Joshua

Apa mau dikata, dengan timah panas matilah anak muda itu dengan kobaran bara api petaka dari dalam peti matinya

Nerakanya terus menyala dan mustahil ia padamkan dengan pledoi beribu pengacara

Vonis mati mematahkan mimpinya

Ketukan palu melinggisnya hingga tangis dan kisah tragis anak-cucunya pecah dan berceceran pedih perih dimana-mana 

Ya! 

Palu telah diketukkan

Meja hijau memanggil algojo 

Kini ruwatlah ia dan rawatlah riwayatnya agar dunia tahu bahwa gelar bintang di pundak tak akan mampu menyelamatkan marwahnya!

Gus Nas Jogja, 12 Februari 2023


DILARANG MENGAJI DI KANDANG SAPI

Mengajilah anak-cucuku

Mengajilah pada sunyi tersembunyi sampai engkau menemukan rahasia diri

Mengaji itu mawas diri

Mengaji itu mengeja akal-budi 

Datangilah pengajian-pengajian itu walau jauh ke pelosok negeri

Kalian temukan cahaya ilmu pada akar aksara paling rahasia dalam kitab suci di helai hidupmu

Alfabeta kelembutan hati 

Masuklah kalian anak-cucuku ke gua makrifat dan berkhalwatlah empat puluh satu hari di Mihrab Kalbu

Sucikan niat dan jihadmu di telaga ilmu 

Jangan pernah pulang sebelum bertemu restu Guru Sejati yang paling rahasia 

Ingat itu, Guru Sejati!

Jauhi para pesolek agama

Pesohor pengajian yang tak khatam alif-ba-ta

Berhala hiburan yang bermake-up ayat-ayat suci 

Ketahuilah!

Saat mengaji kalian bertapa

Dalam bertapa kalian mengaji

Mengaji itu menguji iman dalam tempaan sakit hati kala dirundung caci-maki!

Bacalah kitab-kitab semesta anak-cucuku

Kamus makrifat semua Nabi

Di sana akan kalian temukan untaian benang-merah kesadaran dan kucuran darah-biru segala ilmu 

Ziarahlah pada simpul derita di kemewahan dunia ini lalu patahkan hatimu dengan senyum sukacita

Kepada nenek sihir yang menggoda dan melecehkanmu

Lalu melarangmu mengaji di Kandang Sapi

Katakanlah bahwa ilmu itu cahaya dan hanya dengan ilmu kita akan waskita dimana pun berada

Jangan pernah mati kata! 

Matilah dalam kubur gemerlap rasa syukur bertabur kilau cahaya 

Mengajilah!

Jangan pernah mau terpenjara oleh kefanaan dunia dengan tipu-daya politik busa-busa 

Tanpa mengaji kita jadi abadi dalam sengsara

Tanpa mengaji kita ini bangkai di pesta dunia

Pergilah ke Puncak Gunung dan temukan makrifat Kawah Candradimuka

Ceburkan segala nafsu dan hasratmu yang bermimpi menjadi penguasa penuh takabur dan penyair jumawa

Datangi gubuk-gubug reyot rumah fakir-miskin lalu ketuklah pintunya

Sampaikan salammu dan  bersedekahlah sepenuh cinta 

Temukan leher kemewahan dunia ini dalam hidupmu lalu pancunglah dia!

Temukan pangkal pada akalmu

Temukan titik-balik pengorbananmu lalu ikhlaskan ia

Akhlakmu adalah urat nadimu maka detakkan denyut ilmu pada imanmu

Puasalah!

Hentikan mengunyah segala resah telanlah semua kilah 

Jangan biarkan lambung dan otakmu menjadi tempat segala sampah

Mengajilah!

Teruslah mengaji wahai ibu-ibu dan emak-emak satu bangsa!

Gus Nas Jogja, 23 Februari 2023



ANREGURUTTA ALI YAFIE

Ode teruntuk Kyai Ali Yafie

Tanyakan pada ayam jantan Bumi Sengkang

Juga di Tanah Pare-Pare

Kenapa pagi ini menghentikan kokoknya?

Seantero Bugis sedang berduka

Itulah jawaban lirih dari jauh yang kuterima

Anregurutta yang berhati lembut itu telah tiada

Bugis menangis

Makassar berduka

Negeri ini kehilangan Sang Arif Billah berhati mulia

Kyai Ali Yafie telah berpulang

Nakhoda sepuh itu telah berlabuh

Riak samudera berhenti berombak

Layar-layar layu mengucap doa

Pada Kitab Kesabaran yang pernah kutulis itu

Engkaulah yang pertama menggoreskan pena

Meneguhkan makna

Bahwa jihad dan dakwah itu bermula dan berujung dari cinta

Lalu luas samudera engkau layari dengan kelembutan hati 

Indonesia Raya kauraih dan kaugenggam dalam kegigihan cinta

Engkaulah guru kesabaran itu

Asam-garam keikhlasan

Hulu-hilir ilmu

Mengaji dan mengajarkan makrifat sebutir debu

Darud Dakwah wal Irsyad

Adalah saksi bisu keteguhanmu mencari ilmu

Kucatat semua itu pada pena jiwa seharum gaharu

Pagi ini kuangkat jangkarku

Kulayari birunya biru samudera rindu

Berbekal dayung doa

Mengantarkan iman dan amalmu menghadap Yang Esa!

Gus Nas Jogja, 26 Februari 2023

Almarhum Kyai Ali Yafie adalah santri Anregurutta Haji Sade Sengkang dan Anregurutta Ambo Dalle Mangkoso, Barru


Bersama Sejarawan Anhar Gonggong, Gurutta Ali Yafie menulis Sekapur Sirih untuk buku Biografi Mahaguru dari Bumi Bugis yang saya tulis belasan tahun silam




BERTEMU CHAIRIL

Di rumah Asrul Sani senja itu

Kau dan aku berjumpa

Lalu bertukar kata

Bertengkar nyala

Dalam diksi yang jingga

Kusampaikan salam dari HB. Jassin

Dengan kuntum kisahnya 

Tak ada puisi di senja itu

Kecuali auman binatang jalang

Meradang menerjang dalam kamus basi

Melihatmu aku kecewa

Pemuda yang menelantarkan hidupnya

Demi cinta dan kata-kata

Hidup seribu tahun tapi mati muda

Kuperkenalkan padamu Pangeran Berhati Kecewa

Diponegoro namanya

Kubawa serta gambar Kerawang-Bekasi

Lengkap dengan jalan tol yang begitu mulusnya

Pemuda bertampang pucat

Dengan puntung rokok di bibirnya

Apa yang kaucari di hidup yang fana?

Di Pecenongan

Kelucuan itu terpingkal jua

Saat mufakat jahat

Dan kemiskinan yang bercampur dahaga ilmu

Bertemu dan bercanda

Sebab karya Voltaire yang kausikat di toko buku itu

Menjelma Bible ternyata

Tanpa Rivai Apin

Kau dan Asrul Sani bercatur puisi

Dari tepi ke tepi

Sungai Ciliwung menjadi saksi

Di Tanah Abang

Telah sampai kisahmu di telingaku

Saat betinanya Affandi

Menerima sepucuk kwitansi entah dari siapa

Hingga tiba waktunya

Engkau menyingkir di Tanah Kusir

Berkafan puisi 

Berbantal remukan rahasia

Gus Nas Jogja, 28 April 2022


AKU

Telah kuwakafkan waktuku

Pada darah dan kalbu berwarna biru

Suah kukayuh semua selingkuh

Telah kutempuh samudera peluh

Berselancar aku di cawan suci

Luka lama sudah kubaca

Luka baru kutelan dalam puisi

Mazmur dan mawar bersatu

Di pelaminan Sang Maha Cinta

Akulah pengayuh segala rapuh

Pendaki berlangit mimpi

Labirin sekarat telah kujejaki

Makrifat maut kupeluk erat di relung hati

Berselempang kafan putih

Darah merah mendidih di jihadku

Seribu tahun lagi

Puisiku masih mawar di taman hati 

Tegas tapi mesra

Lugas penuh takwa

Kuwakafkan kasihku hingga di akhir masa

Gus Nas Jogja, 3 Maret 2023




SILICON VALLEY

Lembah Silicon itu pun pergi meninggalkan kiamat di rumah sunyi

Kabar terakhir yang kudengar dari mikrofon dunia maya

Start-Up tumbang oleh mimpinya lalu binasa

Masa silam dan masa depan bertemu di lembah ini sembari dimabuk mimpi

Dibuanglah semua mesin ketik dan potret lama lalu lembaran baru penuh warna dibuka di cakrawala

Dunia telah dilipat dalam dompet lalu dimasukkan dalam saku celana

Facebook, Google dan Twitter, menggelar papan-catur merayakan pesta bertema “hari ini makan siapa?”

Di meja makan sebuah kafe aku berjumpa Mark Zuckerberg, Larry Page dan Jack Dorsey

Bersulang puisi kusembunyikan dukaku agar tak muncrat di wajah mereka

Senja mendekatkan bibirnya lalu berbisik padaku: sudah saatnya!

Lembah Silicon bersendawa saat Space-X dan Tesla datang menyapa

Tiba-tiba kabar ganjil datang di pagi buta

Steve Jobs dan Elon Musk ketinggalan dompetnya lalu Jack Ma mengantarkan saham-saham kaum milenial ke negeri rahasia

Kini Start-Up jatuh 

Lapak-lapak mimpi kehilangan investasi

Lalu kubeli semua kesabaran dan rasa syukur hari ini dengan selembar puisi

Gus Nas Jogja, 16 Maret 2023




LEMBAH SILICON

Kasat mataku menyaksikan asal-muasal virus-virus malware dan kaki tangannya

Perang mimpi-mimpi Alam Semesta

Di lembah Silicon diuji-coba hingga akhirnya manusia terpasung virus-virus ciptaannya

Lubang hitam multimedia dan ledakan besar fatamorgana direkayasa

Sawah-sawah hijau dan akar padi adalah masa lalu

Lahan-lahan pertanian dan perkebunan tak lagi menggugah selera

Kuburan masal dunia maya tanpa nisan pun dibangun megah di sini

Internet menjadi berhala dan segala gerak-gerik manusia tergantung padanya

Sampai kapan dan tiba bila kecerdasan artifisial dipuja? 

Bisakah kemanusiaan digantikan perangkat lunak dan kodrat alam ditakdirkan oleh robot-robot dunia maya?

Sebentar lagi kedigdayaan teknologi itu akan dicabut nyawanya oleh badai matahari dan semesta harus berputar balik: kembali ke titik nol!

Milenial akan kembali meraba-raba dunia purba

Token nontukar menjarah hingga ke akar nalar 

Noken tak tertukarkan  berebut pasar dan token yang tidak dapat dipertukarkan menebas kepakaran sang aku manusia

Apa pedulimu jika kiamat tiba hari ini?

Atau sebelum Hari Raya esok lusa tiba-tiba perang nuklir sudah merayakan pesta?

Kesaksianku padamu

Metaverse Blockchain dan Crypto Currency sudah basi dalam belukar diksi dan rimba puisiku

Bursa kata-kata dan pasar bebas kapitalisme yang berbusa-busa

Sudah lama kuhijrahkan ke alam baka

Lembah Silicon telah dan akan terbuka kedoknya

Saham-saham perbankan jatuh dan rush terjadi dimana-mana 

Rantai blok yang kausaksikan di Ethereum dan Flow hanya kecerdasan ornamen yang tanpa busana

Topeng masa lalu dan topeng masa depan yang pamer di masa kini dengan wajah jumawa

Dalam aksi kanal-kanal puisiku

Literasi Digital yang bermimpi menjadi juru kunci tapi ujungnya justru menelanjangi diri sendiri 

Tuhan kupanggil pagi-pagi agar himne kematian di Silicon Valley tak bergema di negeri ini 

Kuucapkan terima kasih untuk kecerdasan artifisial yang menghunjamkan ribuan rindu di ulu hati hingga ujungnya kami semua rela menjadi manusia yang lupa diri

Tuhanku

Waraskan kemanusiaan kami dan jauhkan kami dari prasangka dan labirin super-komputer di hidup sesingkat ini



Gus Nas Jogja, 17 Maret 2023


 Tentang Penulis

           H.M. NASRUDDIN ANSHORIY CH. atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, H.B. Jassin, Mochtar Lubis, W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dan lainnya.

 

           Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian Writers Conference di National University of Singapore. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika.

        Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI; menjadi konsultan manajemen; menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy Mizwar. Tahun 2008 menggagas dan mendeklarasikan berdirinya Desa Kebangsaan di kawasan Pegunungan Sewu bersama sejumlah tokoh nasional. Tahun 2013 menjadi Pembicara Kunci pada World Culture Forum yang diselenggarakan Kemendikbud dan UNESCO di Bali.


Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In