Melebur dari 2 Darah
Tak pernah kita tahu akan seperti apa
ukiran wajah seseorang
Singgah dari dua darah yang menyatu
Berjiwa melangit layaknya menara
Atau membumi seperti rumah
Terurai di kepala berwarna
Hitam pekat, cokelat atau pirang
Jiwa yang berdiri di hadapan
Akan berbagai ombak
dan badan di lautan
Keindahan yang terpajang
di setiap luar toko
tak semua bisa digapai
Namun, kekurangan
Tak lantas jadi dinding
Menuju tangga impian
Kuwarnai jiwa-jiwa sepi
Dengan lantunan
Ayat-ayat ruhani
Berwarnakan shalawat nabi
Bermandikan syafa’atnya nanti
Purwokerto, 28 Oktober 2022
Rembulan yang Kurindu Cahayanya
Bagiku jarak adalah obat
Dan rindu adalah pemanis jarak
Aku
tak bisa memberi rembulan
Karena
cahayanya bisa
Dirasa
semua orang
Serpihan
kata yang keluar
Tak
bisa kau bendung
Untuk
siapa dan kemana
Karena
ini hanyalah sungai
Yang
terus mengalir
Sampai
menemukan muara yang tepat
Menampung
seluruh peluh, keruh
Bening
dan dedaunan yang jatuh di atasnya
Kusampaikan
Rindu
Dari butiran air hujan
Purwokerto, 2
November 2022
Secerca Kisah di
Indoor A
Microphone di genggaman
Di sela riuh-riuh canda dan tawa
Ujung mata melirik
Asal kota dari balik
Raga yang sedang berbicara
Esok senja tak lagi sama
Bagaikan air di atas talas
Yang selalu menolak
Namun, airnya masuk
Menuju akar lalu menggenggamnya
Purwokerto, 4
november 2022
Segumpal Daging
Aku hanya segumpal daging
Tanpa ada kuasa
Tubuhku lunglai terhempas
Oleh dosa-dosa jalan
Terbawa sampai di
Hutan lembab dan gelap
Tersesat mencari arah
Kapankah ada cahaya?
Lalu, apa gunanya obor
Dalam genggaman tangan dan hati?
Apakah hanya kebisuan saja?
Tak mendengarkan arah?
Yang terpancar darinya
Atau sudah ada
Purwokerto, 3 November 2022
UMI KULSUM Binti Jaenudin, berasal
dari Garut, Jawa Barat. Sekarang, dia sedang menempuh Pendidikan S1, Pendidikan Islam
Anak Usia Dini (PIAUD). Dia turut aktif di Sekolah
Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Selain itu, dia aktif juga di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah Komisariat Walisongo
UIN SAIZU. Karyanya dimuat di buku kumpulan cerpen tiga paragraf “Secangkir Kopi di Pagi Hari” yang berjudul “Pangeran Impian” dan dimuat di Buku
Antologi Lomba cerpen “Sahabat Bersama Sampai Syurga”.