Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi-puisi Suminto A. Sayuti

Admin by Admin
2 Juli 2024
0
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

 

Sabda

 

awal dan akhir adalah kata.

kita tercipta oleh sabda.

aku pun adam dan engkau pun hawa.

kita daki bersama bukit kasih sayang.

di tengah keluasan padang.

kita jejaki bersama jalanan cinta.

di tengah keluasan semesta.

kita pun diam.

tapi beribu kata
berloncatan.

semua minta dituliskan.

 

engkau pun tersenyum ketika sebuah kata
memisahkan kita. 

tiba-tiba aku pun habis kata.

ketika lengangmu jauh ke tepian cakrawala.

tanpa kata. tapi penuh makna.

yang tersisa cuma harum kamboja.

 

 



 

Aku Pun Tidak
Sendiri

 

ceruk malam datang.

kauketuk pintu kelam

dengan senandung batimang.

kauretas garis batas tidur dan jaga.

dengan belaian selembut sutra.

lalu pendar cahaya.

merambati dinding-dinding ruang.

lalu aroma kenanga.

terasa segar memenuhi rongga.

jiwa bersatu dengan jiwa.

di gapura pagi engkau pergi.

segenggam melati tertabur

di ranjang sunyi.

satu demi satu aku punguti.

aku untai jadi sebiji puisi.

aku pun tidak sendiri.

 

 



 

Serat-serat
Waktu

 

rindu dan sunyi. adalah biaya yang

harus kutanggung. sendiri.

kini buat menyusulmu. melintas batas.

ke balik kelam. menyongsong cahaya.

bukit-bukit pualam. lewat lorong-lorong
puisi.

remang bulan di genggam tanganmu.

suara-suara abadi. seakan takhenti-henti.

menyuku. kautenun serat-serat waktu.

 

untukku. hanya untukku, istriku.

 

 



 

Tangkai
yang Terus Bergumam

 

kaubuka gapura pagi. dengan senyum puisi.

aku dengar kepak dan cericit burung-burung
surga.

ah, kenangan. alangkah menyakitkan.

jika tersentuh tangan.

 

kepada siapa lagi kangen ini
kuterjemahkan, istriku.

 

“kepada bungsu dan cucu-cucu, sayangku,”

bidikmu lirih. bersama angin.

 

bersama daun yang bertahan. bersama
dingin. bersama tangkai yang terus bergumam.

 

 



 

Huruf-huruf
Merumuskan Kata

 

kita pun sungai mengalir.

menghanyut diri ke muara akhir.

kita biarkan huruf-huruf merumuskan kata.

kita biarkan kata-kata menulis sejarah.

tentang kita. pergulatan yang takpernah

                                    menyerah.

 

ada aura perenial. terasa dalam dada.

lalu bebukit terjal. melodi seruling
gembala. berpasang-pasang burung. melintas cahaya.

di remang angin. dingin cuaca.

 

lalu kawanan anjing. tebaran bukit batu.

lalu perdu. lumut pohonan musim kelabu.

adalah ladang dan kebun perdana.

moyang kita. taman adam dan hawa.

 

 



 

Ayat-ayat
Usia

 

masih ada setetes tinta.

buat mencatat sisa-sisa hari.

ayat-ayat usia dalam puisi.

bait-bait hidup yang sarat cinta.

 

aku pun tahu.

engkau takpernah pergi beranjak.

sejak bersekutu dengan waktu.

takada lagi jarak. antara jiwamu dan jiwaku.

serupa kisah-kisah yang tertulis dalam
babad.

kita takpernah kuasa melawan kata-kata
kodrat.

ketika kereta menjemputmu dan siap untuk

                                                berangkat.

aku pun lena dalam keratan sunyi.

 

puisi pun seakan abadi.

ingin rasanya segera singgah

di beranda rumahmu yang baru.

ingin rasanya engkau segera menjemputku.

diri dalam gegas. tapi dingin belum

jua meratakan jalan. kaudekap aku

dalam penantian panjang.

 

 



 

Stasiun
Tugu

 

kereta melintas.

tapi bukan yang aku nanti dalam gegas.

cuma kelebat bayang. meruang.

di bawah lampu-lampu neon sepanjang peron.

lambai tanganmu segera kugapai.

biar diri taklagi terlerai. jiwa yang
sendiri.

taklagi mampu menjembatani jarak dua
dunia.

yang taksama. tapi aroma cintamu.

tetap saja kenanga mekar di sudut-sudut
dada.

 

 



 

Buruh
Harian

 

semesta. semua atas nama cinta.

sepanjang engkau dan aku adalah manusia.

 

di pematang senja. ada jiwa kehilangan
jiwa.

dua pasang mata saling bersitatap.

                                    walau
sejenak.

merajut kembali hari-hari meranjak.

 

sebelum namamu mendapat giliran. 

dipanggil keluar dari antrean.

aku pun cuma buruh harian.

menunggu hari sabtu tiba.

menunggu giliran dipanggil sang majikan.

menerima amplop penuh catatan.

 

(istriku, gambar-gambar kampanye

itu mengingatkanku padamu).

 

 



 

Nasib Kita

 

gamelan sudah talu, cintaku.

di sudut pandhapa tejakusuma

kita duduk berdampingan. marikelu.

kenapa musti babar layar dan

 srikaton yang digelar, cintaku.

antara simpingan kiri dan kanan.

gunungan di tengahnya. tegak,

miring ke kiri, atau ke kanan.

ksatria, dewa, raksasa.

juga panakawan dan juragan.

gedibal dan para penjagal.

satwa dan fauna melata.

 

nasib kita pun ada di tangan ki dalang.

anak-anak dan cucu-cucu kita.

lakon sudah disiapkan dan ditulis.

kita pun boneka wayang yang

mencipta bayang-bayang.

menjadi apa pun dan siapa pun.

siap dibabar di layar. di bawah

blencong berpendar-pendar.

tanpa cadar.

 

 



 

Album, 2

 

ada mega patah-patah.

mengapung di atas laut merah.

matahari hampir susut.

gerah dan gelisah pun larut.

dalam asin ombak perziarahan.

kita eratkan genggam tangan.

ketika rongga-rongga dada

sarat kumandang doa.

sampai jua kita di sini.

di tepian laut, di tepian hati

yang takpernah susut.

 

sehabis mendaki bebukit batu.

bukit kasih sayang nenek moyang.

tepat di tengah padang.

lalu perjalanan panjang.

sebelum kita pulang.

bersekutu dengan waktu.

 

(tapi kenapa engkau berlalu

lebih dahulu. tidak engkau

dengarkan ada jiwa mengaduh.

ditingkah angin usia yang rapuh?

ingin kudaki kembali bukit batu itu.

walau cuma sendiri. kini.

walau sebatas baris-baris puisi).

 



Tentang
Penulis

 

SUMINTO A. SAYUTI lahir di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, 26 Oktober 1956. Pada dekade 1970-an saat tergabung dengan komunitas Persada Studi Klub Yogyakarta, namanya tidak pernah absen dalam forum-forum
diskusi sastra maupun pementasan-pementasan puisi dan teater. Di kalangan
seniman Yogyakarta, Suminto dikenal sebagai pemuda “bengal” yang tidak pernah
puas dengan ilmu yang didapat. Proses kreatifnya dimulai dari kegemarannya
membaca dan menulis sejak kecil. Semakin tersihir oleh dunia sastra sejak masuk
Yogyakarta sekitar 1974. Sejak bergabung dengan komunitas Malioboro, mulailah
ia
“menancapkan kukunya” di dunia
sastra. Penulis yang Guru Besar U
niversitas Negeri Yogyakarta
(UNY)
ini, juga menggeluti seni karawitan dan
menggagas serta pengurus Masyarakat Karawitan Jawa. Ratusan karya lahir
darinya, baik berupa makalah, diktat, buku, kumpulan puisi, cerpen, esai
sastra, dan sebagainya.

 

Daftar ini hanya
memuat sebagian karya Suminto A. Sayuti :

  • Kumpulan
    Sajak Malam Tamansari
  • Resepsi
    Sastra
  • Intertekstualitas:
    Pemandu Pengkajian Sastra
  • Ensiklopedia
    Sastra Indonesia
  • Evaluasi
    Teks Sastra
    (2000, terjemahan The Evaluation of Literary Texts karya Rien T. Segers)
  • Semerbak
    Sajak

    (2000)
  • Berkenalan
    dengan Prosa Fiksi
    (2000)
  • Berkenalan
    dengan Puisi
    (2002)

 

Penghargaan
:

  • Kedaulatan Rakyat Award,
    Bidang Kebudayaan (2005)
  • Anugerah Sastra Yayasan Sastra
    Yogyakarta (2014)

 

 

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In