Menjelang Bulan
Purnama Tahun Baru Imlek
Aku hanya merasa sebentar saja kedatangan tahun baru, karena
tiba-tiba satu bulan telah berlalu. Biasanya Tahun Baru Imlek jatuh pada bulan
Februari, tapi tahun ini jatuh pada pertengahan Januari. Setelah melewati bulan
terakhir tahun lalu, aku berpikir, tahun ini harus hidup dengan rajin. Sebelum
datang bulan Maret yang berbunga, acara terbesar bagi Aku adalah Tahun Baru
Imlek. Sejak bulan Januari di kalender, tanggal Tahun Baru Imlek digarisbawahi
dengan warna merah, sebagai hari libur sambungan yang dapat menimbulkan rasa
kaku sedikit.
Ketika ibu mertuaku masih hidup, setelah pulang-pergi ke
rumahnya di daerah Naju, liburan Tahun Baru Imlek telah berakhir dengan
cepat. Tetapi, Tahun Baru Imlek tanpa ibu mertuaku hanya berlalu dengan
perasaan kosong di kota ini. Hari ini adalah hari pertama, hari kedua, dan
sekarang hari libur juga berlalu. Hari demi hari berlalu dan hanya menghitung
waktu saja. Kehidupan di kota setiap saat mengkonfirmasikan waktu dan tanggal
untuk menjalankan hidupnya seperti roda berputar.
Kami, pasangan suami istri yang terdiri dari anak
laki-laki keempat dan anak perempuan kedua yang bebas kewajiban untuk
menyelenggarakan upacara peringatan leluhur, betul-betul menikmati Tahun Baru
Imlek khusus untuk keluarga kami. Sehari sebelum Tahun Baru Imlek, aku membeli
kue beras, tulang rusuk sapi untuk direbus dan memasak ikan goreng, membuat
donat dan menggoreng santapan labu. Sementara, yang tidak boleh tertinggal
adalah membuat lalapan lobak putih yang mengandung doa dan harapanku yakni
tahun ini akan berlalu dengan lancar tanpa mengalami hal-hal negatif. Aku
melewati Tahun Baru Imlek dengan keluargaku dalam suasana sederhana.
Setelah itu, ada satu lagi acara bagi aku, yakni Hari
Bulan Purnama Tahun Baru Imlek. Ketika ibu mertuaku masih ada di sana, aku
menghabiskan hari liburan Tahun Baru Imlek, mengikuti kebiasaan keluarga
suamiku di daerah Naju, jadi aku tidak perlu khawatir dan cemas. Seiring
berjalannya dengan waktu di pedesaan, melihat langit, merasa angin, pergi ke
ladang untuk menyentuh tanah, berziarah ke makam ayah mertuaku, hanya menghabiskan
waktu bagaikan seorang tamu.
Oleh karena itu, Hari Bulan Purnama Tahun Baru Imlek
adalah ‘Hari Raya’ yang aku rayakan sendiri. Karena aku lahir dan dibesarkan di
kota, belum tahu suasana pesta Hari Bulan Purnama Bulan Tahun Baru Imlek yang
penuh gilang gemilang termasuk ‘permainan api’, tapi aku menganggap hal itu
sebagai suatu selamatan yang berharga. Sementara ini, aku membeli bahan-bahan
bagi nasi lima jenis biji-bijian dan lalapan di pasar menjelang Hari Bulan Purnama
Tahun Baru Imlek, tapi, kali ini aku memutuskan pembelian langsung bahan-bahan
dari daerah Gochang. Di dalam kulkas, aku berhasil menemukan
pakispakisan, batang ubi jalar, daun murbei, lalapan terong, dan sayuran kering
yang belum tahu namanya. Aku tidak bisa menemukan labu kering yang aku sukai.
Setelah itu, aku memutuskan untuk merendam bahan lalapan-lapapan itu di dalam
air. Pada saat itu, aku harus melupakan waktu selama satu malam atau sampai
setengah hari berikutnya. Bahan-bahan lalapan yang dikeringkan dengan sinar
matahari, angin, dan waktu, mulai menceritakan perlahan-lahan, kisah musim lalu.
Selain itu, menyediakan lalapan tauge dan bayam yang anakku sukai serta labu
kering yang aku sukai dan tak lupa menyediakan lalapan lobak putih bagaikan
sesaji.
Sekarang tiba saatnya untuk membuat nasi lima jenis
biji-bijian sebagai puncaknya perayaan Hari Bulan Purnama Tahun Baru Imlek!
Suamiku khawatir kalau-kalau dia akan makan nasi lima jenis biji-bijian yang
kurang enak. Dia membujuk “tidak usah mencari kesulitan, lebih baik beli saja
yang sudah jadi,” Tetapi hatiku teguh, dan aku menolak untuk memasukkan semua
bahan nasi ke dalam panci nasi listrik, tetap bersikeras untuk mengikuti metode
tradisional, yakni menggunakan alat pengukus. Ada kalanya berhasil dan ada
kalanya tidak, tetapi dengan cara yang mementingkan diri sendiri, aku mula-mula
mengukus bahan-bahan nasi lima jenjs biji-bijian. Kemudian campurkan gula,
kecap, minyak wijen, dan bubuk kayu manis ke dalam air kacang merah yang
direbus dan taburkan ke dalam nasi kukus dan mengadukkan rata. Terakhir,
masukkan lagi ke dalam alat pengukus.
Pada saat, nasi itu sudah masak, aku mencoba makan satu
sendok dengan hati berdebar-debar. Astaga! Nasi yang sudah jadi sama sekali
tidak lengket. Tidak ada yang lebih buruk lagi dari pada apa yang telah aku
membuat nasi lima jenis biji-bijian selama ini. Sama sekali tidak lengket dan
semua biji-bijian terpisah. Aku belum pernah mengalami keadaan seperti ini.
Tidak ada cara untuk melengketnya satu sama lain. Apa sebabnya? Beras ketan
murni, kacang merah, kedelai, gandum dan berbagai kacang. Aku membuat terlalu
banyak nasi lima jenis biji-bijian atas pertimbangan untuk membagi-bagikan
kepada kakak perempuanku, penjaga keamanan apartemen, dan keluargaku sendiri.
Pada akhirnya, keserakahanku telah membawakan rusaknya arti bahan-bahan nasi
lima jenis biji-bijian yang berharga. Masakan sedikit dapat mencukupi
keluargaku. Nasi lima jenis biji-bijian kali ini tak dapat dibagi-bagikan.
Sekali lagi, aku menyadari pembagian masakan juga merupakan susatu hal yang
amat sulit.
Masukkan dua buah tong yang berisi dengan nasi lima jenis
biji-bijian ke dalam kulkas asinan. Selama beberapa hari, nasi yang tak lengket
itu akan menjadi makanan pokok bagi Ku. Bagi anggota keluarga, disediakan nasi
mangkok kecil dan disajikan dengan sembilan lalapan, sup daging sapi dan lobak,
rebusan iga sapi, gorengan, asinan air, dan asinan sawit. “Harus makan lalapan
lobak putih untuk melewati tahun ini dengan baik dan aman,”
Tidak ada orang yang menyuruhku membuat ini. Tidak ada
orang yang tahu apa yang aku lakukan untuk menyediakan masakan bagi Hari Bulan
Purnama Tahun Baru Imlek. Hanya saja, ini adalah harapanku agar keluargaku bisa
bertahan tanpa masalah apapun dalam tahun ini. Dunia adalah ladang ranjau, dan
jika salah melangkah, mungkin Anda akan berdiri di atas bom. Di dunia yang
sulit ini, dengan ketulusan sebesar lilin, aku bergandengan tangan, mendoakan keselamatan
keluargaku yang dapat menghindari hal-hal buruk.
“Ini cukup bagus, tapi hanya itu saja yang ada di
dalam panci besar itu?” Suamiku bertanya tanpa basa-basi. Entah dia tahu
kebenaran tentang nasi rebus yang tidak lengket, tampaknya tersenyum dan
mengedipkan matanya. Dia tahu atau tidak tahu, tidak jadi masalah. Aku hanya
memanjatkan doa yang telah ditahui oleh bumi, langit, dan bulan purnama yang
akan terbit malam ini.
”memanjatkan doa. semoga segala sesuatunya berjalan
lancar dalam tahun ini tanpa mengalami hal-hal yang buruk,”
정월 대보름을 지나며
이경숙
새해를 맞았다는 기분도 잠깐 어느덧 달력 한 장이 넘어갔다. 보통은 2월쯤 설날을 맞는데 올해는 1월 중순에 음력 설이 들어 있다. 작년 마지막 달력을 넘기며, 왠지 올해는 꽤 부지런히 살아야 할 것 같은 생각이 들었다. 내게는 꽃피는 3월이 오기 전, 가장 큰 행사가 음력 설이다. 그 설이 1월부터 선명한 빨간색으로 연휴를 표시하고 있으니 약간 위압감도 들었다.
어머님이 살아 계셨을 때는 나주 시댁을 다녀오면 시간이 훌쩍 지나, 연휴가 끝나 있곤 했다. 이제 어머님이 계시지 않은 설은 도시의 텅 빈 느낌과 함께 터벅터벅 지나갔다. 오늘이 연휴 첫날, 둘째 날, 이제 연휴도 지나가는구나. 이렇게 하루하루 날짜를 헤아리고 시간을 세며 흘러갔다. 도시의 생활은 매번 시간과 날짜를 확인하며 쳇바퀴 돌 듯 살아낸다.
우리 부부는
차례를 지내는 의례에서 벗어나는 넷째 아들에 둘째 딸의 결합이라, 이번 설이야 말로 우리 가족만의 설을 보내는 것이다. 설 전날 떡국떡을 사고, 갈비찜 거리를 사고, 생선전, 동그랑땡, 호박전을 하기로 한다. 빠뜨릴 수 없는 것은 나의 기도와 소망을 담아 올 한해 무난하고 무심하게
잘 지나가라는 의미에서 하얀 무나물을 만든다. 이렇게 식구들과 조촐하게 설날을 보냈다.
그러고 나면
내 입장에서는 또 하나의 이벤트, 정월대보름이 다가온다. 어머님 계실 때는 나주 시댁의 흐름대로 설을 보내니 내가 애를 쓰고
조바심을 낼 일은 없었다.
시골의 느리게 흐르는 시간을 따라
하늘도 보고, 바람도 느끼고, 밭에 가서 흙도 만지고, 산소에 가서 아버님도 뵙고 그렇게 손님처럼 보내면 설이 지나갔다.
그래서 다가오는
정월 대보름이야말로 내가 치르는 ‘나의 명절‘이었다. 시골에서 나고 자라지 않아서 어릴 적 정월대보름의 떠들썩한 잔치 분위기와‘쥐불놀이’까지는 모르지만 뭔가 귀한 의례임은 느껴지는 것이 정월 대보름이었다. 그 동안에는 대보름을 앞두고 시장에 나와 있는 오곡밥 재료와 나물을
샀는데, 이번에는 고창에서 직거래로 오는 건나물 모아 놓은 것을
털어 보기로 했다. 고사리, 고구마줄기, 뽕잎나물, 가지나물, 토란대나물, 이름을 알 수 없는 말린 나물을 냉장고 깊숙이에서 찾아냈다. 내가 좋아하는 호박고지는 아무리 찾아도 보이지 않았다. 일단 냉장고를 털어 모은 나물은 물에 담궈 놓기로 했다. 이때는 하룻밤을 족히 혹은 다음날 반나절까지도 시간을 잊어야 한다. 햇볕과 바람과 시간을 머금고 바싹 마른 나물은 물을 만나, 지난 계절의 이야기를 펼쳐 놓는다, 천천히. 그 외에도 아이가 좋아하는 숙주나물, 시금치, 내가 좋아하는 호박고지, 모두의 제물(祭物)같은 무나물을 준비한다.
이제 정월대보름의
하이라이트 오곡밥 만들기!
남편은 맛없는 오곡밥을 먹을까
봐 전전긍긍 ‘힘들게 꼭 손수 하지 않아도 돼. 맛있게 해 놓은 걸 사면 되지‘ 하곤 회유한다. 그러나 나의 마음은 굳건하여 오곡밥 재료를 다 넣어 전기밥통에 하는
것도 마다하고 찜기를 이용한 전통방식을 고집한다. 이것은 성공할 때도 있고 아닐 때도 있지만 나름 정성을 들이는 방식이라 자위하며 오곡밥 재료를 먼저 찐다. 그런 후에 삶아서 내린 팥물에 설탕, 간장, 참기름, 계피가루 등을 넣어 섞고는 한 김 찐 밥에 뿌리고 골고루 엎치락뒤치락
해준다. 마지막으로 다시 한번 찜기에 올린다. 오곡밥이 다 되었다 싶었을 때 두근거리는 마음으로 한 술을 떴다. 헉! 그러나 완성된 밥은 찰기가 하나도 없었다. 그동안 해왔던 그 어떤 오곡밥보다도 찰기가 없었다. 곡식 알들이 낱낱이 떨어졌다. 이렇게까지 오곡밥이 되지 않은 적이 있었나 싶을 정도였다. 더 이상 어떻게 해봐도 끊어진 찰기를 붙일 일은 묘연할 뿐이다. 왜 이렇게 되었을까, 순 찹쌀에, 팥, 조, 수수, 여러 가지 콩들… 생각해보니 오곡밥을 해서 언니네도 주고, 경비 아저씨도 드리고, 우리도 먹고 하는 생각에 너무 많은 쌀을 앉힌 거 같다. 결국은 나의 욕심이 귀한 오곡밥 재료를 흩뿌린 결과를 만들고 말았다. 조금만 맛나게 해서 식구들 한 그릇 씩 먹으면 될 일을 말이다. 오곡밥의 형태가 아니 것을 여기저기 나눌 수는 없는 일이다. 결국 마음만으로는 못할 일이 또한 음식 나눔인 거도 같다.
그 많은
오곡밥을 통 두 개에 담아,
김치냉장고에 넣는다. 찰기 없는 오곡밥은 곱창김과 함께 며칠간 나의 주식이 될 예정이다. 식구들에게는 밥통에다 소량만 해서 그릇에 담고, 나물 아홉 가지와 소고기 무국, 갈비찜, 전, 물김치와 배추김치를 내놓는다. “무나물 꼭 먹어야 해, 올해 무난하고 무심하게 잘 넘어가라고” 하는 당부를 곁들이면서 말이다.
누가 시켜서
하는 일이 아니다. 이렇게 난리를 치며 정월대보름 음식을 한다고 누가 알아주는
것도 아니다. 다만 온식구가 올 한 해도 무리 없이 살아 내기를 바라는
나의 염원을 담는 일이다.
세상은 지뢰밭이어서 어느 한 발
잘못 디디면 폭탄을 밟고 서있을지 모른다. 이 어려운 세상에서 나의 촛불만한 정성으로 우리 식구들이 나쁜 일을 피해가도록 도와 주십사 두 손 맞잡은 비나리이다.
‘이 정도면 괜찮네. 근데 그 큰 찜기의 밥이 이게 다야?’ 남편이 속없이 묻는다. 낱알 낱알 끈기 없이 떨어지는 찜기밥의 진실을 아는지 모르는지 빙글빙글
웃으며 넌즈시 눈짓도 하는 듯하다. 그랬거나 말았거나
하늘도 아시고, 땅도 아시고, 오늘밤 수줍게 떠오른 정윌 대보름 달님도 아실 나의 주문을 외운다.
무사 무탈 한 해 잘 지나가시기를 비나이다’
(Diterjemahkan oleh Kim,
Young Soo)
Profil Penulis (작가 소개)
Lee Kyung Suk, naik panggung dunia sastra lewat <Siwasanmun>
pada tahun 2020. Tamat jurusan basaha dan sastra Korea di univeritas,
pernah bekerja sebagai redaktur. Kini menyelenggarakan Program Pendidikan
Seni-Budaya bagi kaum masyarakat tak mampu. hobinya menulis dan membaca buku
이경숙, 2020년 『시와산문』 등단, 국어국문학과를 졸업하고, 편집일로 사회생활을 시작했으며, 취약계층 대상 문화예술 교육 프로그램을 진행하고 있으며 치유글 쓰기, 책 깊이읽기, 글공부를 즐겁게 하고 있음