MEDITASI
Karya ini dibuat pada kanvas berukran 40 x 60 cm. Dalam produksinya,
lukisan berjudul Meditasi ini menggunakan dua media, yakni cat akrilik
dan spidol, dibuat pada tahun 2000. Karya ini merupakan sebuah ekspresi
peristiwa 1998, pada masa transisi Indonesia. Identifikasi peristiwa tersebut
mengacu kepada kondisi politik Indonesia, tepatnya pada masa pemerintahan
Soeharto, lukisan ini juga menggambarkan aksi demo sebagai upaya melengserkan
Soeharto.
Berbicara teknik, Kidung Purnama menggunakan teknik goresan ekspresif.
Sebagaimana terlihat pada karya berjudul Meditasi ini, goresan pada
kanvas terlihat bebas, di mana melibatkan kuas, tangan, jari, dan spidol.
Selain itu, Kidung Purnama juga menggunakan teknik blok, untuk meletakkan
nuansa tajam. Pada konteks ini, Kidung Purnama memberi perpaduan warna indigo
blue, hitam, dan sedikit keunguan sebagai background, maka tajam di sini juga
didudukkan dengan makna intimidasi sekaligus kekuatan.
Mari kita lihat, ada beberapa simbol kekuasaan di dalam karya ini, seperti
ilustrasi manusia dengan latar belakang warna bendera Indonesia, merah dan putih.
Selain itu, simbol kekuasaan juga dipersepsi melalui gambaran kursi dan gelas. Mungkinkah
kursi tersebut menunjuk pada kursi pemerintah, atau kursi rakyat sebagai hak
kesejahteraan? Lebih lanjut, apakah ilustrasi dua tangan dan ranjang merupakan
representasi dari rakyat, sebuah penolakan, aksi, atau tempat tidur, tempat
merebahkan banyak lelah dan harapan? Mari kita tetap berada pada pemaknaan kita
masing-masing.
Tetapi perlu dicatat, dengan beberapa simbol yang sebelumnya telah kita
simpan, gambaran mengenai kekuasaan ini harus disepakati. Dengan demikian,
kerja dari ekspresi peristiwa 1998 dalam lukisan ini dapat bekerja.
(Efen
Nurfiana)
Riwayat Pelukis
Kidung Purnama. Lahir di Ciamis, aktiv
melukis, menggambar dan sastra sejak tahun 1994. Merupakan aktivis Keluarga
Seni Rupa Tasikmalaya, Sanggar Sastra Tasik, Komunitas AZAN (Art &
Culture) bersama kang Acep Zamzam Noor dan mengelola Sanggar Seni Nuansa
SMAN 1 Ciamis.
