UPEKSHA
Karya ini berukuran A5, watercolor Gouache on paper. Diproduksi oleh seorang mahasiswa yang mempelajari seni sejak SMP, mengawalinya dengan membuat karya digital, kemudian mulai mengalokasikannya ke media manual. Watercolor gouache pada umumnya bersifat opaque. Pada aplikasinya, cat air gouache memungkinkan seniman membuat layer di atas warna, dengan catatan cat pada kertas tersebut sudah kering. Berbeda dengan akrilik gouache, yang bahan dasarnya cenderung bertekstur dan ketika kering akan tahan air. Akrilik gouache tidak transparan, berbeda dengan cat akrilik biasa yang beberapa jenisnya dapat transparan ketika mendapat campuran warna putih.
Dalam karyanya, Ifadah memanfaatkan teknik plakat mix basah. Secara umum, teknik plakat identik dengan perpaduan warna secara tebal yang berkemungkinan menutup latar belakang objeknya. Teknik plakat ini kebalikan dari teknik aquarel, polesan warna cenderung lebih kental dan menimbulkan kesan yang penuh warna. Penerapan teknik ini dapat menggunakan banyak jenis cat, seperti cat air, cat minyak, maupun akrilik.
Namun perlu dicatat, teknik ini akan lebih efektif jika memanfaatkan cat akrilik, karena cat akrilik memiliki kemampuan daya dan kapasitas warna yang cerah. Selain itu, cat akrilik memiliki tekstur yang mudah diaplikasikan baik pada kanvas maupun kertas. Pada karya ini, Ifadah memadukan watercolor gouache dengan teknik plakat mix basah, pilihan yang cukup berani dengan hasil karya yang penuh warna.
Mari kita periksa! Karya Ifadah memiliki sapuan warna cat yang tebal memenuhi halaman kertas, hal tersebut menunjukan tingkat pencampuran cairan pada cat cenderung pekat. Ifadah tampak leluasa bermain-main dengan warna, kombinasi warna yang dipilih menghasilkan kualitas yang unik dan colorfull, atau saya lebih suka menyebutnya memiliki sifat yang ceria.
Intensitas ketebalan cat dan perpaduan warna pada teknik plakat menunjukan bahwa teknik ini tidak mudah diaplikasikan. Namun Ifadah cukup membuktikan bahwa hubungan manusia dan alam sekitarnya dapat diekspresikan dengan unik dan penuh warna. Barangkali hal ini juga yang dirasakan oleh Dullah, Henk Ngantung, S. Sudjojono, Kusnadi, dan Tatang Ganar ketika menciptakan karyanya, pelukis aliran realisme yang berupaya melukiskan alam seperti apa adanya.
(Efen Nurfiana)
Tentang Pelukis
Ifadah Mustofa, perempuan kelahiran 2000-an, berdomisili di Banyumas. Kini ia sedang berjuang menyelesaikan pendidikannya di Universitas Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto dengan mengambil jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Hingga kini, Ifadah turut aktif dalam Komunitas Ikatan Pelukis Banyumas (IPB).