Kutanam Kemboja
di Dadaku
40×30 cm –
Acrylic on Canvas
Seandainya mengajukan sebuah kekuatan super, akankah kau akan meminta
keahlian menghidupkan orang mati?
Sesekali dari pemikiran yang entah, kesendirian dan kehilangan berbicara
mengenai apapun kemungkinan yang dapat diambil untuk menebus kesalahan terhadap
orang lain atau bahkan diri sendiri. Lukisan kemboja yang tertanam di dada
seseorang tentulah merupakan bentuk dari simbol kesedihan. Idiom dari bunga kemboja
itu sendiri mengarah pada apa yang disebut orang sebagai kematian, atau ah bisa
saja merupakan bentuk keikhlasan yang coba ditanamnya dalam dada.
Terlepas dari apapun itu, kemboja yang tertanam tetaplah berupa
kesedihan yang barangkali coba digambarkan dalam lukisan ini. Ilustrasi semacam
ini nyaris sama dengan ungkapan penyair, yang mengambil bunga kemboja sebagai
elemen kematian dalam puisinya. Apabila dalam lukisan ini digambarkan pohon
kemboja yang ditanamkan ke dalam dada sebagai bentuk kepasrahan, saya lebih
sepakat bahwa kemboja ini bergerak sebagai usaha untuk mengiringi kematian
seseorang. Sekalipun pada kenyataannya, usaha yang demikian tidak lantas dapat
menemani seseorang dalam kematiannya.
Ketika dada diletakkan untuk mengafirmasi perasaan, maka secara logika,
lukisan ini memiliki keterbatasan dari apa yang nyata. Dengan kata lain, ia
memusatkan segala perasaan manusia di dalam dada. Rasman Maulana membuat
ilustrasi dada yang ditumbuhi kemboja dengan mengubur segala yang bersifat
abstrak dalam lukisan ini. Perspektif ini perlu dibangun dan dikonfirmasi.
Dengan menggagas aspek relasi antara dada dan kemboja terhadap kematian.
Saya masih bimbang sekedar untuk menemukan ekspresi abstrak. Terlepas dari
semua itu, lukisan ini berhasil memberi refleksi atas kesendirian dan
kesedihan. Hal yang sama seperti ketika kita menyadari segala yang natural
terbentuk dari ide abstrak dan intuisi.
(Efen
Nurfiana)
RIWAYAT PELUKIS
Rasman
Maulana. Lahir di Banyumas, 1999. Menggeluti seni lukis sejak
masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Aktif di beberapa organisasi
seni rupa di desa kelahirannya: Visi Visual, Pakebonan Galery dan PulKamfest.
Semenjak masuk perguruan tinggi aktif menjadi anggota UKM Seni Rupa IAIN
Purwokerto. Sudah belasan kali mengikuti pameran lukis dan sketsa, di antaranya:
Artfreedom, Pameran Kawula Muda, Pameran Kantong Keresek, Pentas Citra, Pameran
Sapa bae Teyeng dan lainnya. Selain melukis Rasman juga menulis puisi dan
cerita. Di luar kegiatan keseniannya Rasman mengelola Komunitas Cipta Gembira
Indonesia.