Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Puisi

Puisi – Puisi Jang Sukmanbrata

Admin by Admin
2 Juli 2024
0
Puisi – Puisi Jang Sukmanbrata
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter


RIBUAN
DAUN GUGUR DI GUNUNG KAPUR

 ___ pemandangan
di Nusa Antara

 

saatnya
nanti aku tidur, 

jendela
tutup, dan tolong kalungkan rangkaian bunga  

ragu
dilebur – dihempas angin debu

ratusan
ribu tahun kutempuh

untuk
turun ke dunia,

melalui
jalan setapak gunung kapur

Jalanan
ibukota, oh dirusak perusuh, 

debu
kotanya berhamburan masuk ke rumah orang-orang miskin, pilu, bingung, malu
menyebut Tuhan

Separuh
gunung-gunung hilang, 

penambangan
batu tak terbendung

Dibawahnya
bukit kapur

dibangun
pusat peternakan kadal gurun; lucu lucu, penuh nyali hidup

Cakrawala
di tiap senja dibuat malu, bersimpuh di puncak rumpun bambu, bisu

Senyum
tulus menyalakan matamu:

Bangkit,
tanpa menghitung waktu, 

berburu
sesuatu yang tak menentu: 

entah
itu pikiran gugur

 

Jika
mendengkur, kuncilah pintu, 

nyalakanlah
dupa gaharu, 

taruh
sesajian di dekat kasur, 

harum
bubur merah putihnya

itu
penghibur, mulya ditempa godaan, damba pun di kubur batu kapur, 

aku
mengagumi tembakau Garut,

aromanya
betah bertahan di kabut 

berlepas
diri mempercayai embun,

“daun
itu dapur semua air”, katamu, berkamar di akar, menyucikan ceruk

 

Ah
negeri ibu Cicih kerap didustai,

meski
lahir dari senyum dua musim, 

Sejarah
bangsa dikawini politik, ingatan si tua dihamburkan angin,

pelukannya
– jahat; makanannya janji  Maut singgah di roda – roda mobil,

punya
si sepi lupa diri, lari sembunyi

Waktu
saja teguh menemani abadi,

semua
bunyi hilang di hati, terhenti.

Tuhan
mengutus Pemahat Sunyi:

 

malamnya
wangi

tak
lebih daun suji

bayangan
kaki 

sahabat
baik mati 

maut
mengusap alis 

 

 

/Gegerkalong,
1 Juni 2021


 

PENCARIAN

 

pencarian
tak berujung,

pelahan
mata tertutup kabut,

hujan
menyertai tabuhan degung

Dimanapun
dingin itu pemburu ulung,

tetesan
pertamanya di daun, 

dicatat
ke larik lagu

tak
terhitung meski tak gaduh gunung, sungai, laut, lembah 

dan
jantung berdegup setuju mengakui dan mengangkat kolam 

sebagai
gudang penyimpanan

Yang
Tak Berujung selalu tepat janjinya:

di
rahim bunda ketika tidur lelap.

 

pencarian
berujung di malam 14 bintang,

sangat
dirindukan nelayan handal, 

tenang
mengayuh, ombak pun segan,

membagi
senyuman di pantai

keadilan
dimulai dari dedaunan

 

Selamat
Bung mendapat bintang!

 

 

/Gunung
Bentang, 2 Juni 2022

 

 

 

GRADASI
WARNA ITU JIWA

 

di
mayapada

ditutup
banyak warna

jaga
di terang

 

jalanan
senyap

ribuan
laron datang

terkurung
cahya

 

siapa
gelap

nyalakan
lampu teras

wajah
bacaan

banyak
cinta berwarna

satunya
jalan kita

 

lalu
berwarna

kanvas
diberi gambar

lukisan
alam

Tuhan
perkasa

diri
pohon berjalan

 

di
kediaman

nampak
jalan tikungan

luruskan
pandang

hidup
suara gema

terkuak
cakrawala 

 

karena
Engkau

warna
lukisan ada

garisan
pulau

ombak
datang bertanya

bahteramu
mana kawan

 

tak
lebih cinta

dimanapun
tersayat

malaman
indah 

melembutlah
hai jiwa

aku
ragamu sayang

 

berderak
dahan

tanah
sungai kerontang

hutan
di badan

 

siapa
tanya

matahari
jawabnya

gelombang
pasang

 

ya
sudah diam

renungan
tepi kota

jalannya
desa

 

desa
lampunya

ibukota
pantulan 

sinar
maknanya

 

mengapa
diam

daratan
itu rumah 

hujan
angin musiknya

 

sampaikan
sajak

tetes
embun melesap

flamboyan
marak

tak
usah gagap sayang

sini
matamu kuusap!

 

lengkung
pelangi

mawar
masihlah wangi

tidur
di mimpi

 

Padalarang,
6 Juli 2020

 

 

SITUS 

 

batu
terkubur

lumut
tebalnya biru

jejaknya
situs

kisah
panjang jiwaku

tertiup
angin gunung

 

belahan
batu

kaki
belalang tempur 

tersangkut
lumut

 

 

/Padalarang,
2020

 

 

TARIAN
NAPAS*

 

Tarian
napas, penderitaan hilang

Menari menyatukan yang terserak

Dalam
lingkaran perbedaan, tak kekal

Putih, hitam, coklat, kuning, merah, 

Warna
yang fana, maya ciptaan rasa

Di
lekuk tangan, bisu, lenguh, oh raja.

 

Siapa
yang bertepuk sebelah tangan,

Menari
sendirian, buang kekosongan

Di dunia manapun kau reguk madu;

Racunnya adalah kedengkian

Cawannya
dari tulang belulang anak korban perang Yaman dan Suriah, 

Puing-puingnya Libya, Palestina, Gaza lumat
dikunyah pemakan hati 
Hamzah

Tiada
tersisa selain payudara,

Pasir
gurun di mata orang kulit hitam 

Ia pantang makan saat gembira;

Berwajah banyak di tanah desa, 

Sulit
dilukis, tak bisa dibayangkan

 

Tanyalah jiwa pengembara

Lautannya
itu perut lapar

Hentak
kakinya, musik malam pekat

Seribu
bulan tak mampu sucikan doa

Kita
hewan melata; tariannya terlupa

Ada
harapan-dihibur riak kolam tua

 

 

/Padalarang,
3 Januari 2023

*puisi
eksperimental

 


RIWAYAT PENYAIR

Jang Sukmanbrata, lahir di Bandung, 17 Agustus 1964. Karyanya dulu tahun 1980an semata puisi lirik, kini menulis puisi beragam genre; balada lirik dan epik, tanka dan haiku dalam 2 bahasa: bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Puisinya di buku antologi puisi Negeri Pesisiran, Negeri Rantau; DNP 2019 – 2020, Raja Kelana DNP 2022, buku HPI 2021 dan buku HPI 2022 – 2023, buku Antologi Puisi Para Penyintas Makna th.2021 & Larung Sastra th.2022, Dapur Sastra Jakarta, di sejumlah buku antologi puisi lainnya, karya 30 haiku pertama dan terbaiknya dimuat koran PosBali juga puisi2nya, selain di Nusabali, Bali Pos, Pikiran Rakyat, KR Yogya di beberapa koran dan majalah cetak. Puisi tanka dan haiku-nya di setiap buku Antologi Newhaiku – KKK, dimuat majalah-majalah digital; Elipsis, HOMAGI International, Apajake, SastraMedia, internet – blog; di  SKSPLiterary, Balipolitika, AsyikAsyik.com, dan esai serta puisinya terus muncul di berbagai komunitas penulis FB dan IG. Buku kumpulan puisinya MERJAN KEMULIAAN baru saja diterbitkan oleh Penerbit Mata Pelajar Indonesia (MPI) Tasikmalaya di Agustus – September 2023.
Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In