Lukisan ini merupakan bagian dari seri lukisan bertema Karakter Favorit yang dibuat oleh Dhia Alifa Zahida, peserta didik kelas 5 di SD Muhiba Banjarnegara. Lukisan ini dibuat Zahida saat ia masih kelas 3. Zahida kerap merefleksikan tokoh dongeng kesukaannya atau tokoh imajinasi dalam karya-karyanya. Lukisan tersebut ditonjolkan dengan “tanda tanya” yang mungkin saja bermakna siapakah tokoh yang digambar, atau menegaskan bahwa karyanya berkaitan dengan tokoh imajinasi. Secara umum, anak akan meniru figur atau tokoh yang disukai, yang dipandang memiliki keunikan dan kemenarikannya sendiri. Sebagian lain, lebih melibatkan imajinasi untuk merealisasikan ide-idenya dalam sebuah karya. Tentu saja, dalam konteks ini, sistem kreativitas dan daya pengetahuan berpotensi melahirkan imajinasi yang menarik.
Apabila diperhatikan, lukisan ini dibuat pada media kertas gambar biasa, bukan dari watercolor paper. Bahan watercolor paper cenderung memiliki tekstur yang kasar, sehingga memungkinkan adanya sapuan cat yang merata. Sementara kertas gambar biasanya berkemungkinan tidak tahan terhadap cat. Parahnya, cat air dapat berpotensi merobek lapisan kertas.
Oleh karena itu, banyak pegiat sastra yang memadukan cat air dengan watercolor paper atau kanvas, tinimbang membuat polesan di atas kertas gambar biasa. Lukisan Zahida melibatkan bahan-bahan yang mudah didapat oleh anak-anak, seperti pensil warna dan spidol. Zahida juga menambahkan detail bolpoin untuk memberi penegasan pada kerangka karakter yang dibuat. Zahida banyak melibatkan struktur garis dan pembuatan shading sebagai upaya menghidupkan karakter. Teknik sederhana yang dipikirkan anak kelas 5 SD, ini perlu diapresiasi bahwa Zahida memunculkan ekspresi dalam tokoh yang dibuat.
Asumsinya menegaskan ketokohan dari karya ini menunjukkan hubungan objek dan simbol ketokohannya (ekspresi, rasa, kehidupan) yang ditandai melalui goresan merah muda pada bagian pipi, ekspresi mata yang difungsikan berpandangan lurus, dan pembuatan mulut yang menggambarkan ekspresi kagum, malu, kaget, atau mungkin kita dapat mengartikannya dengan sebuah tatapan “tokoh” terhadap kehidupannya. Fokus dari ekspresi itu ditegaskan dari gambaran hewan peliharaan yang juga memiliki tatapan yang sama.
Pendek kata, ekspresi yang dilahirkan Zahida menunjukkan kemampuan imajinasi yang aktif dan tak teralienasi dari objek. Dalam penjelasan ini, saya hanya ingin menegaskan bahwa ranah pengetahuan Zahida terhadap dunia ciptaan yang ia pelajari dari dongeng, cerita, dan karakter dijabarkan dalam dua formulasi, “nalar berpikir yang memberinya kekuatan imajinasi untuk melukiskan tokoh” dan “pengetahuan terhadap individualitasnya (sebagai manusia) yang bersifat fungsional sebagai alat dalam proses kreatif.” Kesadaran itu membentuk sistem imajinasi yang dapat kita pahami sebagai persepsi nalar, gambaran tentang tokoh dengan realitas ekspresi, jelas ini masuk pada bagian dari keterlibatan indera dan individualitas.
(Efen Nurfiana)
Tentang Pelukis
Pelukis merupakan peserta didik kelas 5 di SD Muhiba Banjarnegara. Bermain dan belajar bersama di Komunitas Mading Ceria. Hari-harinya dihabiskan dengan banyak menggambar karakter imajinasi atau tokoh dongeng.