Kirim Karya

SKSP Book Store
No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan
No Result
View All Result
SKSP Book Store
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Puisi-puisi Gagah Pranaja Sirat

Admin by Admin
7 Januari 2025
0
Puisi-puisi Gagah Pranaja Sirat
Share on TelegramShare on WhatsappShare on Twitter

Memori Pondok Rubuh

sejagad penduduk desa,

berputar-putar di tanah lapang

membawa sajadah dan mukena

bertanya-tanya pada rumput yang gersang

“di mana bangunan berkayu itu?

ketika dulu kami,

berzina di antara langit dan bumi,

dan merebah diri pada ubin di malam hari?”

katanya, rumput tidak tahu

penduduk desa pusing sebelas keliling

mereka tidur di tanah lapang itu,

tujuh hari tujuh malam, menunggu

sampai burung gagak memakan bangkainya, dilahap angin

dibuai bumi

lalu tersisa tulang

dan darah

para rumput berkata: “kasihan para manusia itu,

menunggu kayu-kayu rubuh dibangun,

berdoa pula membual akan hidup

pada Tuhan yang menunggu mereka, sedari dulu

sebelum mereka menangis,

tersedu-sedu, berkata rindu

Syair Orang-Orang Sujud

terik menyengat punggung jidat

pada sajadah kapuk bersimpuh

melayani dengan takzim

doa-doa nabawi dan syuhada

kerap dicercahkan luruh mendarat

ketika air menaik

ketika angin menarik

tidak, aku hanya perlu bersujud

walau dunia berbuah pahit

meneteskan syair-syair kegelapan

dengan tali rajam terikat

api membara-bara

tergamang dosa dan hina

dan ketika azab Allah datang

meski dunia akan hancur

lebur

tak lagi subur

tidak, aku hanya perlu bersujud

Saya Menjadi Hujan

–saya ingin jadi hujan

yang mengantar rinai-rinai

pelan menuju desau gurun (setangkai bunga hijau layu, akarnya menghitam)

di mana hujan akan berubah

menjelma ular

“hujan kami adalah air yang turun melalui pelipis kering, dan menenggak ludah merupakan awan yang baik”

o, abba, kaulah busung doa

pada payung yang tak mau mengatup

lihat, langit itu

tak ada burung-burung di sana

mereka menyatu, abba

mereka berdoa!

dengan telisik angin topan

hujan di penghujung tahun

menembus kegelapan perang,

dan merapal deklarasi kemerdekaan

–mereka menjadi ababil yang berteriak: “Allahu akbar!”

Tanda-Tanda Kiamat Semakin Jelas, Tampak Jelas pada Daun

aku mendengar kiamat yang diserukan berita laknat

katanya, “merdeka sama saja hancur

berkeping-keping harta kita yang dikumpulkan

selama di dunia, selama ia menderita

Palestina, ia tidak boleh merdeka.”

bertanyalah aku pada sang pembuat berita: “jikalau

rumahmu ditimpa sungai yang hitamnya

sekeruh tulisanmu di media, apakah kau

bersedia menjadi syafaatku di akhirat?”

ia memegang mikrofonnya bergetar, berguncanglah para mata

sebab ia tahu kalau manusia-manusia adalah tanda-tanda

kiamat yang jelas, tampak pada mulut yang kelu

aku lantas mengambil secarik pena, menuliskannya di

lembaran kertas kosong belum dipenuhi perhatian

rasa nyawa mereka di pangkal tenggorokan dan

menyaksikan daging terurai yang dilahap

serigala berbaju biru

kutuliskan judul besar di atasnya, lalu kutaruh di persimpangan jalan

orang-orang berkomat-kamit membaca seksama: “tanda-tanda kiamat

semakin jelas, tampak jelas di daun.”

mereka terbirit-birit mencari rerumputan, pohon, lumut, maupun

alga selokan, yang daunnya tak kujelaskan secara detail. mereka kesal

padahal, kutuliskan sudah jelas karena

memang sudah jelas? tanda-tanda kiamat itu

berada di daun telinga mereka

serta kutadahkan tangan, dimana orang-orang masih

mencari perihal daun:  “Allah, Kau Maha Penyayang

maka izinkan surga turun kepada daun

yang hijau di langit mataku,

juga batangnya yang hitam, akarnya putih

kini berpamrih. izinkan pula bersatu doaku,

bersama awan, merapal harapan

bagi kami di negeri orang mati

Saya Menjadi Burung

entah apa yang dipikirkan burung-burung

di Gaza sana, menembus awan pekat yang menguar

letusan badai, lalu sayapnya berbunyi pak-pak-pak

mendayung angin yang bercampur debu jenazah

kasihan, burung-burung malang yang terperangkap

di kandang gantung bergerigi taring serigala

memakan semangka

saya berteriak dari bawah: “hei, apa yang kau lihat diatas!”

burung itu meluncur,

sayangnya, tertabrak pesawat

sayapnya luruh, temannya menangis

katanya sambil menelan bulir

mata yang bercampur mesiu: “aku hanya melihat lautan yang

tak sebiru langit ini, ia hitam

kadang juga oranye, namun memudar

menjadi reruntuhan sebuah negara,” ujarnya mengantar

jasad burung, jasad temannya yang dilalap

kumat, “Israel laknatullah!” umpatnya sebelum pergi

kadang saya ingin menjadi burung

ya, burung yang memberi mereka angin segar

kadang saya ingin menjadi sayapnya pula

untuk membawa mereka

menuju surga

atau bisa juga mereka yang menjadi burung,

mengantar saya di tengah-tengah

terik matahari gerang

nanti.

RIWAYAT PENYAIR

Gagah Pranaja Sirat, lahir dan menetap di Bogor, 12 Desember 2007. Gagah tengah menempuh pendidikan SMA jenjang kedua di sekolah Boash Ashokal Hajar. Hobinya adalah membaca dan menulis. Telah berkecimpung lama dalam dunia sastra dan banyak memenangkan perlombaan menulis, sehingga ia telah cukup banyak menghasilkan karya. Beberapa bukunya yang sudah terbit Novel Kepala Kakap (Palaray Media, 2023) dan Himpunan Puisi Ilmu Pengetahuan Setan (Mili Publisher, 2023). Hubungi ia lebih lanjut melalui instagramnya: @gahpraja.

Admin

Admin

SKSP

POPULER

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

Puisi – Puisi Quinta Sabrina

2 Juli 2024

Tentang Redaksi

11 Juli 2024
Puisi – Puisi Tania Rahayu

Puisi – Puisi Tania Rahayu

2 Juli 2024
Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara

15 November 2024
  • Disclaimer
  • Kebijakan & Privasi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Esai
    • Esai
    • Esai Terjemahan
  • Puisi
    • Puisi
    • Puisi Terjemahan
  • Cerpen
  • Gurit
  • Galeri
  • Katalog Buku
    • Info Buku
    • Beli Buku
  • Tentang Redaksi
  • Kerjasama Korea Selatan

© 2024 SKSP - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In