Judul : Kumpulan Puisi “Panduan “Jarak Sosial” di Tempat Kerja Sehari-hari Kaum Introver dan Mager”
Penulis : Lucia Priandarini
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Desain : Mulyono
Cetakan Pertama : Januari 2020
ISBN : 978-602-06-4857-6, 978-602-06-4858-3
Lucia Priandarini lahir dan dibesarkan di Malang dalam rumah penuh buku. Setelah lulus, ia sempat menjadi reporter di beberapa media gaya hidup, menulis naskah nonfiksi untuk beberapa penerbit, dan hingga kini menulis konten untuk beberapa media daring.
Setelah dua novelnya, Episode Hujan dan 11.11 (2016), ia menulis novelisasi skenario karya Gina S. Noer, Posesif (2017) dan Dua Garis Biru (2019), juga buku anak, Dunia Ara, dari semesta Film Keluarga Cemara (2018).
Setelah menerbitkan buku nonfiksi kesembilannya, Mengejar Ujung Pelangi (2020), pada 2021 ia menulis buku kumpulan puisi pertamanya, Panduan Sehari-hari Kaum Introver dan Mager. Buku puisi ini menjadi nominasi buku sastra terbaik Majalah Tempo 2021.
Pernah bekerja tetap sebagai (yang terakhir masih):
Writer DiTenun dan Batik Fractal, Content writer Visi Prima Nusantara, Content writer Alodokter.com, Editor Prasetiya Mulya Publishing, Features & online writer di Majalah Femina, dan Editor features di Majalah Kartini.
Pernah bekerja sebagai kontributor: Aksoro, Greenpark Content, Sehatq, Diary Bunda, NgaburSeru.com, Trilogi Communication, Budgecom Agency, Women’s Health Indonesia, Majalah Intisari, PT. Simple Media, PT. Starcom Reaches Indonesia, Majalah Parenting Indonesia, Penerbit Transmedia Pustaka, Urbanesia.com, Penerbit Penebar Swadaya.
Penghargaan: Nominasi Buku Sastra Pilihan Tempo 2021, Pemenang 1 Kategori Jurnalis, Lomba Menulis Alzheimer, Yayasan Alzheimer Indonesia, Maret 2015, dan Pemenang 1 Lomba Cerpen AJB Bumiputera, 2009.
Buku puisi yang ditulis oleh Lucia kali ini menceritakan sudut pandang sederhana tentang cinta, rindu, dan kehidupan lainnya. Dalam buku puisi yang berjudul kumpulan puisi “Panduan “Jarak Sosial” di Tempat Kerja Sehari-hari Kaum Introver dan Mager” berisi 64 puisi.
Hampir, Mampir
Kita Hanya berakhir di Hampir,
sekadar mampir
Nyaris bertaut
tak berniat nyaring
seperti jaring yang jarang,
lolos tak tersaring
Kita sekadar judi
tidak pernah jadi
Hal.18
Penulis memberikan sudut pandang juga melalui beberapa puisi yang selaras dengan puisi di atas. Kesederhanaan dalam bahasa membuat pembaca turut memahami makna yang terkandung dalam puisi yang berjudul Hampir, Mampir.
Selain itu penulis berusaha memberikan perspektif sederhana tentang rindu, cinta dan beberapa tema puisi yang sangat nikmat jika dibaca bersama secangkir kopi pada sore hari. Keindahan dari puisi-puisi miliks lusia dapat di nikmati karena makna yang terkandung merupakan fakta yang biasa orang-orang rasakan.
Perjalanan
Kita semua sedang dalam perjalanan
Salah jurusan, pecah ban,
Kendaraan tak kuat menahan beban
Kita semua sedang dalam perjalanan
Kadang lupa jarak aman
Tertikung dan jatuh, takut berjalan lagi
Kita semua sedang dalam perjalanan
dan berharap
hari ini belum saatnya pulang.
hal.45
Kesederhanaan bahasa yang digunakan oleh penulis membawa makna yang indah tanpa menghilangkan estetika dari setiap puisi yang ditulisnya. Selain itu, cover dari buku puisi ini terbilang unik karena dapat melahirkan makna lain, yaitu pembaca mengira jika buku ini adalah buku novel didukung dengan judul yang berbeda dari kebanyakan penulis buku kumpulan puisi. Orang yang melihat juga akan menyangka jika buku tersebut adalah sejenis buku panduan atau bisa disebut juga buku self improvement yang ditujukan kepada kaum introver. Hal tersebut bisa dinyatakan jika penulis sukses memberi kejutan kepada penulis.
RIWAYAT PENYAIR
Umi Kulsum binti Jaenudin, berasal dari Garut, Jawa Barat. Sekarang, dia sedang menempuh Pendidikan S1, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Dia turut aktif di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Selain itu, dia aktif juga di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah Komisariat Walisongo UIN SAIZU. Karyanya dimuat di buku kumpulan cerpen tiga paragraf “Secangkir Kopi di Pagi Hari” yang berjudul “Pangeran Impian” dan dimuat di Buku Antologi Lomba cerpen “Sahabat Bersama Sampai Syurga”.