Obral!

Mozaik Eksplorasi Kekayaan Tanah Ngapak

Harga aslinya adalah: Rp75.000.Harga saat ini adalah: Rp55.000.

Kategori:

Deskripsi

Paradigma manusia terhadap kota tempat tinggalnya –atau bisa juga yang sedang ditinggalinya sementara– merupakan wujud ekspresi sosial dan budaya. Sebuah kota memiliki nama yang dapat dimaknakan secara historis ataupun secara filosofis. Banyumas, merupakan suatu wilayah di selatan Jawa Tengah (akan tetapi tidak memiliki laut) yang memiliki sejarah peradaban panjang. Jika menelisik ‘Babad Banyumas’ atau kitab dan literatur karangan leluhur atau buku yang sudah dimodern-kan oleh Nasirun Purwokartun[1] seharian dan semalam suntuk kita dapat berdiskusi untuk itu.

Kemudian muncul sebuah pertanyaan liar dan menggelitik, “Lalu apa istimewanya kota yang bahkan tidak punya laut dan UMR-nya jauh dari angka di Ibukota?” Dalam dunia yang serba membutuhkan materi, kita memang terlalu naif jika mengesampingkan itu. Akan tetapi, kehidupan bukan materi yang diperlukan dalam menjalani hidup (walau segala lini kehidupan membutuhkan itu). Aspek sosial budaya juga menjadi modalitas penting dalam menjalani kehidupan yang semakin ke sini, semakin ke sana.

Banyumas dan orang-orangnya memiliki modalitas sosial dan budaya yang tinggi. Sebagai orang yang lahir di Tegal dan bertumbuh kembang 21 tahun di Banten, saya merasakan kenikmatan hidup di kota ini. Menghitung waktu, mungkin saya akan mengakui dan mengklaim bahwa saya menjadi orang Banyumas. Mengutip Samiaji (2023) Ada tiga kriteria yang menunjukkan wong BanyumasanPertama, orang-orang yang masih merasa dan memiliki kakek-nenek moyang (leluhur) sampai dengan bapak-ibunya dilahirkan, meninggal dunia atau seumur hidupnya menetap di wilayah yang dulunya berada di Keresidenan Banyumas. Walaupun sekarang orang-orang ini tidak lagi tinggal dan menetap di wilayah eks Karisidenan Banyumas, tetapi mereka mengakui dirinya memiliki trah (keturunan) Banyumas. Kedua, orang-orang yang sampai saat ini “merasa bangga” menjadi bagian dari garis keturunan Wong Banyumasan, apalagi mereka yang masih bisa berbicara dan merasa rindu menggunakan bahasa NgapakKetiga, siapa saja yang pernah tinggal dan menetap di wilayah eks Keresidenan Banyumas dan merasa menyukai kehidupan sosial budaya, logat bahasa, serta merasa nyaman bergaul dengan orang Banyumas lainnya, walaupun tidak lagi tinggal dan menetap di eks Keresidenan Banyumas.

[1] Penulis dan pemerhati budaya yang fokus dalam Ke-Banyumas-an

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Mozaik Eksplorasi Kekayaan Tanah Ngapak”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *