Deskripsi
“Sastra khususnya cerpen, hadir dan dinikmati. Entah suka atau tidak kehadiranya merupakan sebuah media yang menghibur dan perlu di apresiasi”. Mungkin itu yang pertama terpikirkan oleh saya saat ditunjuk untuk menemani siswa-siswa hebat dalam berproses pada pelatihan penulisan cerpen. Alhamdullilah dari tenggat waktu yang sulit dikatakan Panjang, mereka mampu menuangkan ide dan segala apresiasi “mudanya” kedalam tulisan yang telah kalian baca.
Membaca buku antologi ini membuat saya seperti kembali pada masa yang sangat syarat akan kenangan, masa yang menurut sebagian orang adalah masa terindah dalam fase kehidupan. Jiwa mudaku kembali bergairah bergelora, seolah olah masa itu ada pada saya sekarang. Yang masa peralihan dari pra remaja menuju remaja, masa SMA. Masa penuh pencarian puzel-puzel diri untuk menjadi keutuhan manusia.
Ya, cerpen dalam antologi ini adalah ruang kosong yang coba di gali dan dicari oleh para penulisnnya. Mencoba meraba-raba masa depan dengan “darah muda” gagah menantang zaman. Seorang anak muda dengan segala egonya, kesombonganya, dan segala sifat dan sikap yang mencerminkan “darah muda”, dengan ambisi, harapan, dan cita-cita yang coba digapai.
Membaca sastra adalah membaca dunia penulisnya. Setelah berhasil menghadirkan kenangan indah saat masa SMA dulu, saya kembali membaca karya siswa-siswi hebat ini. dengan berteman secangkir kopi dan menikmati matahari yang perlahan mulai pamit di kejahuan lautan.
Akhir kata izinkan para penulis muda ini sedikit mengintip dunia para “pejalan sunyi” sembari mencoba menjadi apratur literasi bagi sekolah dan daerahnya. Dengan menuangkan segala ide-ide liar mereka dan berusaha untuk mencoba untuk eksist dan bertahan.
Ulasan
Belum ada ulasan.